STATUS EKOSISTEM LAMUN PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI

Firmansyah Firmansyah, Nurafni Nurafni, Kismanto Koroy, Iswandi Wahab

Abstract


Ekosistem lamun merupakan ekosistem penting yang menunjang kehidupan beragam jenis mahluk hidup, sekaligus sebagai lumbung protein bagi masyarakat. Berdasarkan data hasil penelitian P2O LIPI pada tahun 2015-2018 Indonesia termasuk dalam kategori lamun kurang sehat. Kondisi padang lamun di lingkungan pesisir disebabkan faktor alami dan manusia. Berkembangnya kegiatan maupun aktivitas manusia di wilayah pesisir khususnya di perairan Pulau Dodola yang merupakan ikon wisata Kabupaten Pulau Morotai memungkinkan adanya pengaruh terhadap ekosistem lamun, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan fisik, kelimpahan, tutupan maupun persentase. Tujuan penelitian yaitu menganalisis kerapatan jenis dan tutupan lamun Pulau Dodola. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 dengan menggunakan metode transek kuadrat. Hasil penelitian ditemukan 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalasia hemprichii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serulata, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Kerapatan jenis tertinggi di stasiun I lamun adalah jenis Enhalus acoroides (19,33 tegakan/m²), terendah pada jenis Cymodecea rotundata (11,00 tegakan/m²). Stasiun II jenis lamun tertinggi Enhalus acoroides (20,00 tegakan/m²) terendah Cymodecea serrulata (5,80 tegakan/m²) dan pada stasiun III lamun tertinggi Enhalus acoroides (22,00 tegakan/m²) sedangkan paling terendah Halodule pinifolia (4,67 tegakan/ m²). Persentase tutupan lamun tertinggi adalah stasiun II yaittu 16,33%, sedangkan pada stasiun I memiliki nilai tutupan 14,05% dan stasiun III memiliki nilai tutupan yang paling rendah dengan nilai 7,03%.


Keywords


Kondisi lamun, Pulau Dodola, Morotai

Full Text:

PDF

References


Bengen, D.G. (2001). Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir laut. Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB.

Christon, C.,Djunaedi, O.S. & Purba, N.P. (2012). Pengaruh Tinggi Pasang Surut Terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun di Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(3):228-294.

COREMAP-CTI, LIPI. (2014). Panduan Monitoring Padang Lamun. Sarana Komunikasi Utama. Bogor.

COREMAP-CTI, LIPI. (2018). Status Padang Lamun ver.02. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.

COREMAP-CTI,LIPI .(2017). Status Padang Lamun. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.

COREMAP-CTI,LIPI.(2021). Status Padang Lamun. Pusat Penelitian Oseanografi.Jakarta.

Dahuri, R. (2001). Pengelolaan ruang pesisir dan laut seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah. Mimbar. Volume XVII No.2 April-Juni.

Den Hartog. (1970). The seagrass of the world. North Holand Publishing Company. Amsterdam, London, 271 pp.

Duarte CM, Marbà N, Gacia E, Fourqurean JW, Beggins J, Barrón C, & Apostolaki ET. (2010). Seagrass community metabolism: Assessing the carbon sink capacity of seagrass meadows. Global Biogeochemic Cycl. 24(4):1-8

Fahrudin, M. Yulianda F, dan Setyobudiandi I. (2017). Kerapatan dan Penutupan Ekosistem lamun di Pesisir Desa bahoi, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1),375-383.

Fang M, Alwi D & Muhammad S. (2021). Kepadatan Jenis dan keanekaragaman Lamun di Perairan Desa Mandiri Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Pasifik Morotai.

Hartati R, Djunaedi A, Hariyadi, & Mujiyanto. (2012). Struktur komunitas padang lamun di perairan Pulau Kumbang, Kepulauan Karimunjawa. Ilmu Kelautan 17: 217-225.

Kawaroe M, Nugraha AH & Juraij.(2016). Ekosistem Padang Lamun. IPB Press. Bogor.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. 2004. Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Kiswara, W. 2004. Inventarisasi dan evaluasi Sumberdaya Pesisir: Struktus Komunitas Padang Lamun di Teluk Banten. Makalah Kongres Biologi Indonesia XV. Jakarta, Indonesia.

Kucape, M.N. (2020). Kerapatan Jenis dan Persentasi Tutupan Lamun Di Perairan Desa Juanga Kabupaten Pulau Morotai. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Pasifik Morotai. Morotai.

Kuo, J., Den Hartog, Comb. (1989). Seagrass morphology, anatomy and ultrastructure. PP. 51-87.

McKenzie, L. Campbell S. & Roder C. (2003). Seagrass-watch: Manual for mapping and monitoring seagrass resources by community (citizen) volunteers. QFS,NFC, Cairns.

Nugraha A.H, Srimariana E.S, Jaya I, Kawaroe M. (2019). Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, pesisir bintan timur- Indonesia. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan. Volume 8, Number 2.

Nur RM. (2019). Identifikasi Jenis Jenis Lamun di Pulau Zum-Zum Kabupaten Pulau Morotai. Unipas Press. Vol 4 No. 1.

Nurafni & Nur, R.M. (2018). Struktur Komunitas lamun Di Perairan Pulau Dodola Kabupaten Pulau Morotai. Prosiding Seminar Nasional KSP2K II, 1(2): 138-145.

Poedjirahajoe E, Mahayani N.PD, Sidharta B.R, & Salamudin M. (2013). Tutupan lamun dan kondisi ekosistemnya di kawasan pesisir madasaner, jelenga dan maluk kabupaten Sumbawa barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 5(1): 36-46.

Rugebregt M.J, Matuanakotta C, & Syafrizal. (2020). Keanekaragaman Jenis, Tutupan Lamun, dan Kualitas Air di Perairan Teluk Ambon. Jurnal Ilmu Lingkungan. Volume 18 Issue 3: 589-594

Supriadi S, Kaswadji RF, Bengen DG, & Hutomo M. (2013). Potensi Penyimpanan Karbon Lamun Enhalus acoroides di Pulau Barranglompo Makassar. LIPI Press.

Tangke U. (2010). Ekosistem padang lamun. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) 3:9-29.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/aj.v4i2.11371

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 Citation

           

Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Jl. Wan Amir No. 1, Kel. Pangkalan Sesai, Kec. Dumai Barat, Kota Dumai

Telp/Fax: (0765) 4300443

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats