KEMATIAN MASSAL IKAN DAN SEBARAN PARAMETER KUALITAS AIR DI TELUK JAKARTA

Masayu Rahmia Anwar Putri, Sri Turni Hartati, fayakun satria

Abstract


Berbagai jenis ikan, dengan bobot total lebih dari 650 kg ditemukan mati di pesisir Pantai Ancol tanggal 30 November 2015, diantaranya yang dominan adalah gulamah (Scianidae). Kematian ikan yang sering terjadi akan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Identifikasi faktor penyebab terjadinya peristiwa ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka pengelolaan populasi ikan dan penyusunan tindakan pencegahan sehingga bisa mengurangi frekuensi dan besarnya tingkat kematian ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial beberapa parameter kualitas airguna mengidentifikasi faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta yang terjadi pada tanggal 30 November 2015. Pengamatan dilakukan pada tanggal 1-3 Desember 2015 di 14 stasiun penelitian mencakup14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan. Sebaran spasial beberapa parameter perairan dipetakan dengan menggunakan software ArcGIS 9.3. Parameter perairan (kedalaman, kecerahan, suhu air, pH, oksigen terlarut dan ORP (Oxidation Reduction Potential)) diukur secara insitu dan contoh air permukaan diambil untuk pengamatan plankton serta parameter kimia air di laboratorium (nitrat, fosfat, ammonia, biochemical oxygen demand, total suspended solid, sulfide dan bahan organik terlarut). Berdasarkan analisa dari 14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan diketahui faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta pada 30 November 2015 disebabkan karena rendahnya kandungan oksigen terlarut(0,07mg/l pada lokasi pusat kematian ikan),kadar nutrien yang berlebihan(nitrat,0,003-0,389 mg/l dan fosfat 0,811-1,653 mg/l,)dan tingginya konsentrasi ammonia yang merupakan gas beracun dan berbau (0,227-1,944 mg/l).

 

On November 30th, 2015, more than 650 kg fishes found dead in the coast of Ancol. The identification of its causes is very vital to develop mitigation for managing fish population and preventing economic loss. This study aims to examine several waters parameters to identify the factors causing mass deaths of fish. The study was conducted on 1-3 December 2015 in Jakarta Bay by analyzing 14 parameters of physical, chemical and biological aspect. Spatial distribution of water parameters mapped using ArcGIS 9.3 software. Some water parameters were measured in situ (depth, brightness, water temperature,pH, dissolved oxygen and ORP (oxidation reduction potential) while surface water samples were taken and analyzed in the laboratory (Nitrate, phosphate, ammonia, biochemical oxygen demand. The result showed that a mass fish kills in Jakarta Bay on 30 November 2015 due to low dissolved oxygen content, release of toxic gas into the water, excessive nutrient and high ammonia.


Keywords


Faktor kematian ikan; nutrient; oksigen terlarut; Teluk Jakarta

Full Text:

PDF

References


Amalfi, F.A. (2012). What cause fish kills? Part 2. Diakses dari http://www.aquaticconsulting.com/LF-FISHKILL%20Part%202.pdf20 Januari 2016

Anonim. (2003). Fish kill investigation manual. Fishery Report No. 70 ISBN 0 7245 4705 3. Northern Teritory Government.

Anonim. (2008). Brown bullhead catfish code of practise. Diakses dari http://www.fish.govt.nz/en-nz/Recreational/Most+Popular+Species/Catfish/default.htm 25 Februari 2016.

Anonim. (2010). Hydrogen sulfide eruption along the Coast of Namibia.

Anonim. (2015). What is ORP? http://www. ozoneapplications.com/info/orp.htm.

Balai Penelitian Perikanan Laut. (2014). Pemantauan Perairan Laut dan Muara Teluk Jakarta. Bekerja sama dengan Badan Pengelolaan Lingkunan Hidup DKI, Jakarta. p. 30.

Chan, B. (2016). Lake fly fishing tip: Understanding algal blooms. http://www.gofishbc.com/how-to-fish/fishing-articles/understanding-algal-blooms.aspx.

Erlania, Rusmaedi, Prasetio, A.B., & Haryadi, J. (2010). Dampak manajemen pakan dari kegiatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) di keramba jaring apung terhadap kualitas perairan Danau Maninjau. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010, 621-631.

Fried, S., Mackie, B., & Nothwehr, E. (2003). Nitrate and phosphate levels positively affect the growth of algae species found in Perry Pond. Tillers 4, 21-24.

Gerardi, M. H. (2007). Oxidation-reduction potential and wastewater treatment. New England Diakses dari http://www.neiwpcc.org/iwr/reductionpotential.asp 25 Januari 2016.

Holmes-Farley, R. (2008). ORP and the reef aquarium. Diakses dari http://reefkeeping.com/issues/2003-12/rhf/feature/.

Holmlund, C.M., & Hammer, M. (1999). Ecosystem services generated by fish populations. Ecological Economics 29, 253-268.

Irawan, A., Hasani, Q., & Yuliyanto, H. (2015). Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di Pantai RinggungTeluk Lampung, pengaruhnya dengan tingkat kematian ikan yang dibudidayakan pada Karamba Jaring Apung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 15 (1), 48-53.

Kantor Pengkajian Perkantoran dan Lingkungan (KPPL) DKI Jakarta. Interm Report. 1977

Kartamihardja, E.S. (2013). Fenomena dampak upwelling pada usaha budidaya ikan dengan KJA di danau dan waduk. Workshop Pengelolaan Lingkungan Perikanan Budidaya di Perairan Umum. Diakses dari http://pusluh.kkp.go.id/mfce/download/al149.pdf.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Diakses dari http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ver2/media/download/RE_keputusan-menteri-negara-lingkungan-hidup-nomor-51-tahun-2004_20141008143942.pdf 15 Desember 2015.

La, V.T., & Cooke, S.J. (2011). Advancing the science and practice of fish kill investigations. Review in Fisheries Science 18 (1), 21-33.

Lestari & Edward, (2004). Dampak pencemaran logam berat terhadap kualitas air laut dan sumber daya perikanan (Studi kasus kematian massal ikan-ikan di Teluk Jakarta). Makara Sains. 8. (2), 56-62.

Lucas, J.S., & Southgate, P.C. (2012). Aquaculture: farming aquatic animals and plants. John Wiley & Sons. p.629.

Moore, S., Dusek, E., & Trainer, V. (2011). Harmful Algal Blooms (HABs). http://faculty.washington.edu/pmacc/Classes/Est2011/lectures/HAB%20Intro%20lecture%20_2011.pdf.

Meyer, F.P., & Herman, R.L. (1990). Interpreting the Scene. Field Manual for the Investigation of Fish Kills (F.P Meyer and L.A. Barclay, eds.). U.S. Fish and Wildlife Service resource publication 177. p. 125.

Nastiti, A.S., & Hartati, S.T. (2013). Struktur komunitas plankton dan kondisi lingkunganperairan di Teluk Jakarta. BAWAL. 5 (3), 131-150.

Nasution, Z., Sari, Y. D., & Huda, H.M. (2011). Perikanan budidaya di Danau Maninjau: antispasi kebijakan penanganan dampak kematian masal ikan. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 1 (1), 19-31.

Ohrel, Jr. R. L., & Register. (2006). Volunteer estuary monitoring: a methods manual. Second Edition. The Ocean Concervacy. Diakses dari www.epa.gov. 18 November 2011.

Pidgeon, B. (2001). Natural causes of fish kills in Top End Waterways. Diakses dari https://www.environment.gov.au/system/files/resources/d13310f4-b5b6-411a-8f91-3245df48c190/files/fish-kills.pdf 15 Februari 2016.

Prayitno, H.B. (2011). Kondisi trofik perairan Teluk Jakarta dan potensi terjadinya ledakan populasi alga berbahaya (HABs). Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 37(2), 247-262.

Rahmani, U., Syaukat, Y., Fauzi, A., & Hidayat, A. (2011). Internalisasi biaya lingkungan pada budidaya ikan karamba jaring apung di Waduk Cirata. IndonesianJournal of Agriculture Economics. 2(2), 157-168.

Rancak, G.T. (2013). Pencemaran laut akibat HABs di Teluk Jakarta (p. 20). Program Pascasarjana Teknik Manajemen Pantai, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh November.

Sachoemar, I.S., & Wahjono, H.D. (2007). Kondisi Pencemaran perairan Teluk Jakarta. JAI 3 (1). p. 14.

Suhartono, E. (2009). Identifikasi kualitas perairan pantai akibat limbah domestik pada monsun timur dengan metode indeks pencemaran (studi kasus di Jakarta, Semarang, dan Jepara). Wahana Teknik Sipil. 14(1), 51-62.

Suprapto, Kembaren, D., & Lestari, P. (2011). Kondisi Lingkungan Perairan Teluk Jakarta . Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Suryanto. (2015). Sekitar 16,5 ton ikan Danau Maninjau mati mendadak. http://www.antaranews.com/berita/478107/sekitar-165-ton-ikan-danau-maninjau-mati-mendadak diakses dari 19 Januari 2016.

Suryati, N.K., & Samuel. (2012). Fungsi Strategis Danau Batur, Perubahan Ekosistem dan Masalah yang Terjadi. Prosiding Seminar Nasional Limnologi. VI, 287-295.

Thoha, H., Adnan, Q., Sidabutar, T., & Sugestiningsih. (2007). Note on the occurence of phytoplankton and its relation with mass mortality in the Jakarta Bay, May and November 2004. Makara, Sains, 11(2), 63-67.

Thronson, A., & Quigg, A. (2008). Fifty-Five years of fish kills in Coastal texas. Estuaries and Coasts 31, 802-813.

www.accuweather.com/id/id/jakarta/208971/month/208971?monyr=11/01/2015.

Xu, J., Xia, C., Zhou, Z., Li, Y., Zhang, F., & Huang, T. (2016). Characteristic of pollutants released from reservoir sediments. Huang, T (Ed.). Water Pollution and Water Quality Control of Selected Chinese Reservoir Basins. p. 514.

Yatim, S., Surtipanti, S., Suwirna, S., & Lubis, E. (1979). Distribusi logam berat dalam air permukaan Teluk Jakarta. Majalah Batan 12 (3), 1-19.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.8.2.2016.77-90


Creative Commons License
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410

Find in a library with WorldCatCrossref logo
SHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj