ASPEK BIOLOGI IKAN KURISI (Nemipterus japonicus) DI PERAIRAN TELUK BANTEN
Abstract
Ikan kurisi (Nemipterus japonicus) merupakan salah satu sumber daya ikan ekonomis penting di Perairan Teluk Banten dan banyak didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Banten. Intensitas penangkapan yang tinggi akan menyebabkan tangkap lebih (overfishing), sehingga mengancam kelestarian ikan kurisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan kurisi di Perairan Teluk Banten, seperti struktur ukuran panjang, rasio kelamin, hubungan panjang berat, tingkat kematangan gonad, ukuran panjang rata-rata tertangkap (Lc) dan ukuran pertama kali matang gonad (Lm). Informasi yang diperoleh dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan pengelolaan perikanan. Lokasi pengambilan contoh dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Banten dari bulan Mei hingga Agustus 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran panjang total ikan kurisi berkisar antara 98 dan 211 mm. Perbandingan kelamin jantan dan betina dalam keadaan seimbang dan memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif yang menunjukkan pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan beratnya. Lebih dari 50% ikan-ikan yang diamati baik jantan maupun betina selama bulan pengamatan belum matang gonad (immature). Ukuran pertama kali matang gonad adalah 196 mm sedangkan ukuran panjang rata-rata tertangkap adalah 146 mm. Banyaknya ikan yang tertangkap dalam ukuran kecil (kurang dari panjang pertama kali matang gonad) akan mengganggu kelestarian ikan kurisi.
Japanese threadfin bream (Nemipterus japonicus) is one of the most important economical fish resources in the Gulf of Banten and many landed at Archipelago Fishing Port (PPN) of Karangantu. High intensity of fishing activity can cause an overfihing, and threat sustainability of japanese threadfin bream. The research was aimed to determine some biological aspects of japanese threadfin bream in the Gulf of Banten, such as structure of the length, sex ratio, length-weight relationship, gonad maturity stage, the average length of captured (Lc) and the length of first maturity (Lm). It is believed that the collected information can be taken into consideration in the fisheries management activities. The sample was collected at PPN Karangantu, Banten from May to August 2012. The result showed that the length of this fish ranged between 98 and 211 mm. Ratio of male and female is balance and have negative allometric growth pattern show that the length of growth is more faster than the weight of growth. More than 50% of fish sample both males and females were immature gonads. During observation, length of first maturity was 196 mm and the average length of captured was 146 mm. Many fishes caught was smaller than Lm, It will interfere the sustainability of japanese threadfin bream.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.8.1.2016.21-28
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410