BIOLOGI REPRODUKSI, PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning Bloch, 1791) DI PERAIRAN NATUNA
Abstract
Ikan ekor kuning (Caesio cuning) merupakan ikan ekonomis penting dan mendominasi hasil tangkapan bubu di perairan Natuna. Pada saat ini, produksinya merupakan dominan ke-2 setelah ikan bawal putih yaitu 2.891 ton/tahun (17,8% dari total produksi ikan). Populasi ikan ekor kuning sejak tahun 2008 menurun, diduga karena tingkat eksploitasi yang cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek biologi, meliputi reproduksi, pertumbuhan dan mortalitas ikan ekor kuning. Contoh ikan sebanyak 2.627 ekor dikumpulkan melalui tempat pendaratan ikan utama di Kijang, Pulau Bintan (Kepulauan Riau) dan Tanjung Pandan (Kepulauan Bangka Belitung) pada bulan Januari - Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan sebaran ukuran panjang ikan ekor kuning berkisar antara 9,3-43,3 cmTL. Ikan yang tertangkap didominasi oleh belum matang gonad (immature). Musim pemijahannya berlangsung pada bulan Juni-Juli dan September-Oktober. Fekunditas telur yang matang gonad berkisar antara 13.355-151.632 butir. Panjang pertama kali ikan ekor kuning tertangkap dengan bubu adalah lebih kecil dari panjang pertama kali matang gonad (Lc<Lm), sehingga akan mengancam kelestariannya. Analisis pertumbuhan dengan uji-t diperoleh pertambahan panjang secepat pertambahan beratnya (isometrik). Aplikasi model analitik menggunakan program Electronic LEngth Frequency ANalysis-I (ELEFAN-I) diperoleh parameter pertumbuhan (=K) sebesar 0,6/tahun, panjang asimtotis (=L∞) sebesar 43,21 cmFL dan umur hipotesis ikan pada saat panjang sama dengan nol (=to) sebesar -0,24 tahun, sehingga persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy sebagai Lt = 43,21 (1–e-0,6(t-0,24)). Parameter mortalitas menunjukkan laju kematian alami (=M) sebesar 1,17/tahun, laju kematian karena penangkapan (=F) sebesar 1,21/tahun dan laju kematian total (=Z) sebesar 2,38/tahun. Berdasarkan nilai F dan Z tersebut maka diperoleh estimasi laju eksploitasi (exploitation rate) sebesar 0,58 atau dalam kondisi sudah melampaui nilai optimum (E=0,5), sehingga pengelolaannya perlu segera dilakukan agar potensi lestarinya terjaga.
The yellowtail fusilier (Caesio cuning) is one of the economically important fish caught by trap nets in the Natuna waters. The production of the yellowtail fusilier in Bintan regency was a second dominant fish species after white pomfret by 2.891 tons/year (17.8% of total landed). Population of the yellowtail fusiliers is tend to decrease since 2008 due to an increase of fishing pressure to this species. This study aims to assess the biological aspects such as reproduction, growth and mortality of the yellowtail fusiliers. Monthly length frequencies data of 2.627 individual was collected through main landing place in Kijang, Bintan Island (Riau islands) and Tanjung Pandan (Bangka Belitung Islands) within January - November 2014. The results showed that the length distribution of the yellowtail fusilier ranged between 9.3 - 43.3 cmTL. The fish caught was dominated by the immature stage. The spawning seasons possibly occurred between June-July and September-October. Fecundity of mature fish ranged between 13.355-151.632 eggs. The length of first capture by trap nets was under the length at first mature (Lc<Lm), and threaten its sustainability. Based on t-test it is showed that the weight growth pattern as fast as length growth (isometric). Electronic LEngth Frequency ANalisys-I (ELEFAN-I) used, showed that the growth parameter (K) was 0.6/yr, asymtotic length (L∞) was 43.21 cmFL, and age at zero length (to) was -0.24 yr, so the Von Bertalanffy’s equation growth curve were Lt = 43.21 (1–e-0,6(t-0,24)). Mortality parameters showed the natural mortality rate (M) was 1.17/yr, fishing mortality rate (F) was 1.21/yr, and total mortality rate (Z) was 2.38/yr. Based on the values of F and Z obtained exploitation rate of 0.58 was likely exceed the optimum level (E=0.50) so that, management measures to maintain its potential yield should be applied.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Allen, G., Steene, R., Human, P., & Loach, N.D. (2007). Reef fish identification tropical pasific (p. 457). New World Publication, Inc. Jacksonville, Florida, USA.
Amri, K. & Restiningsih,Y.H. (2015). Kondisi oseanografi (suhu permukaan laut dan klorofil-a) Perairan Laut Cina Selatan Berdasarkan Data Multitemporal. Status Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Perairan Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711). Penerbit Ref Graphika. Jakarta.
[BPPL] Balai Penelitian Perikanan Laut. (2015). Pengkajian stok dan optimasi pemanfaatan sumber daya perikanan demersal untuk mendukung industrialisasi di WPP 571-Selat Malaka dan WPP 711 Laut Cina Selatan. Jakarta.
Carpenter, K.E. & Niem, V.H. (2001). FAO species identification guide for fishery purposes. The living marine resources of the Western Central Pacific, Vol. 5, Bony fishes part 3 (Menidae to Pomacentridae), p. 2876. Rome: FAO of the United Nations.
Effendie, M.I. (1997). Metoda biologi perikanan (p. 112). Bogor (ID): Yayasan Dewi Sri.
Effendie,M.I. (2002). Biologi Perikanan (Revisi) (p. 163). Bogor (ID): Yayasan Pustaka Nusatama.
Estradivari, Syahrir, M., Susilo, N., Yusri, S., & Timotius, S. (2007). Terumbu karang Jakarta: pengamatan jangka panjang terumbu karang Kepulauan Seribu (2004 – 2005) (p. 87). Jakarta: Yayasan TERANGI.
Fredou T. & Ferreira, B.P. 2005. Bathymetric trends of Northeastern Brazilian snapper (Pisces, Lutjanidae): Implication for the reef fishery dynamic. Brazilian of Biology and Technology. 48, 787-800.
Fujaya, Y. (2004). Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan (p. 224 hal). Rineka Cipta. Jakarta.
Gayanilo, F. C. Jr., Sparre, P., & Pauly, D. (2005). FAO-ICLARM stock assessment tools II (FiSAT-II). Revised Version. User's guide. FAO Computerized Information Series (Fisheries). No.8. Revised version. FAO Rome, 168p.
Goddard,S. (1996). Feed management in intensive aquaculture. Fisheries and Marine Institute Memorial University. New Founland, Canada. Chapman & Hall. New York.
Habibun, E. A. (2011). Aspek pertumbuhan dan reproduksi ikan ekor kuning (Caesio cuning) yang didaratkan di pangkalan pendaratan ikan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Harmiyati, D. (2009). Analisis hasil tangkapan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning) yang didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.
Holden M.J. & Raitt, D. (1974). Manual of fisheries sciences. Part 2. Methods of Resource Investigation and Their Application. FAO Fish.
Lagler, K. F., Bardach, J.E., Miller, R.R., & Passino, D.R. (1977). Ichtyology (p. 506). John Wiley & Sons USA.
Karyaningsih, S., Djamal, R., & Junus, S. (1992). Pengamatan fekunditas dan diameter telur ikan kakap merah (Lutjanus sanguineus). Jurnal Penelitian Perikanan Laut. (68), 67–82.
Nggajo, R. (2009). Keterkaitan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning) dengan karakteristik habitat pada ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 90 hlm.
Nikolsky, G. V. (1963). Fish population dynamics oliver and boyd (p. 323p). Edinburg.
Nirmalasari. (2016). Studi morfometrik dan meristik ikan ekor kuning, Caesio cuning (Bloch, 1791) yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Beba, Kabupaten Takalar, dan di tempat pelelangan ikan Lappa, Kabupaten Sinjai. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan-Universitas Hassanuddin. Makassar.
Pauly, D. (1980). A selection of simple methods for the assessment of tropical fish stocks: FAO Fish. Circ., (729): (p.54).
Pauly, D. (1983). Some simple methods for the assessment of tropical fish stock. FAO Fish.Tech.Pap.
Pauly, D. (1984). Fish population dynamics in tropical waters: a manual for use with programmable calculators. ICLARM Stud Rev.
Rahardjo, M.F., Djadja, S.S., Ridwan,A & Sulistiono. (2011) Iktiologi (p. 394). Lubuk Agung, Bandung.
Sparre P. & Venema S.C. (1999). Introduksi pengkajian stok ikan tropis. Buku 1: Manual. Widodo J, Merta IGS, Nurhakin S, Badrudin M, Penerjemah. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Terjemahan dari Introduction to Tropical Fish Stock Assessment. Part I:Manual.
Tang, U. M. & Affandi, R. (2001). Biologi reproduksi ikan (p, 153). Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan. Universitas Riau. Riau.
Udupa, K.S. (1986). Statistical method of estimating the size of first mature in fishies. Fishbyte. 4(2):8-10.
Widodo, J. & Suadi. (2006). Pengelolaan sumberdaya perikanan laut (p. 252). Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Suman, A., Haluan, J., Yunaspi, Efizon, D., Bintoro, G. & Amri,K. (2015). Status pemanfaatan sumber daya ikan di Perairan Laut China Selatan (WPP-NRI 711). Cetakan I. Ref Graphika-Jakarta.
Suman, A., Irianto., H.E., Satria, F. & Amri, K. (2015). Potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI) Tahun 2015 serta opsi pengelolaannya. J. Kebijak.Perikan.Ind. 8(2), 97-110.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.10.1.2018.1-15
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410