PARAMETER POPULASI DAN TINGKAT PENGUSAHAAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN ASAHAN, SELAT MALAKA
Abstract
Tingginya permintaan pasar terhadap rajungan mengakibatkan aktivitas penangkapannya berlangsung secara intensif. Selat Malaka merupakan salah satu daerah penangkapan rajungan yang penting di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi parameter populasi dan tingkat eksploitasi rajungan (Portunus pelagicus) di perairan Asahan dan sekitarnya. Pengumpulan data bulanan dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai dengan Nopember 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musim penangkapan berlangsung sepanjang tahun dengan puncak pada bulan Juli dan Oktober, puncak pemijahan terjadi pada bulan Januari dan Agustus. Ukuran lebar karapas pertama kali tertangkap dengan gillnet (Lc) dan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) masing-masing sebesar 109,6 mm dan 104,1 mm. Laju pertumbuhan (K) sebesar 1,38/tahun dan lebar karapas asimtotik (L) sebesar 183,10 mm. Laju kematian total (Z) rajungan sebagai 4,31 per tahun, laju kematian karena penangkapan (F) dan laju kematian alami (M) masing-masing 2,96 per tahun dan 1,35 per tahun; laju eksploitasi (E) diestimasi sebesar 0,69. Tingkat pemanfaatan rajungan di perairan Asahan diduga telah melewati optimal, sehingga perlu dilakukan pengelolaan melalui pengurangan jumlah unit gillnet rajungan sebanyak 38% dari kondisi saat ini.
Blue swimming crab faced intensive fishing pressure due to the high market demand. The Malacca Strait is one of important fishing area for blue swimming crab. The research aims to estimate the population parameters and exploitation rate of blue swimming crab (Portunus pelagicus) in the Asahan and adjacent waters. A monthly data were collected from June 2015 to November 2016 that caught by Gillnet. The results showed that the fishing season takes place throughout the year with peaks in July and October, meanwhile peak of spawning season in January and August. The carapace width at first capture (Lc) and first mature (Lm) were 109.6 mm and 104.1 mm, respectively. The growth rate (K) was 1.38 / year and the asymptotic length (L) was 183.10 mm. Total mortality rate (Z) was 4.31 per year, fishing mortality rate (F) and natural mortality rate (M) were 2.96 per year and 1.35 per year respectively; Exploitation rate (E) was estimated at 0.69. It means that the exploitation rate of swimming crab in the Asahan waters found exceed the optimum level, therefore the management measures needs to reduce effort (unit) of gillnet by a 38% of actual level.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Barus, H. R., Suwarso., & Priyadi, H. (1987). Penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus Linn.) dengan Jaring Insang Monofilamin di Daerah Perairan Panimbang, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 41, 19-28.
Budiarto, A., Adrianto, L., & Kamal, M. M. (2015). Status Pengelolaan Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Pendekatan Ekosistem di Laut Jawa (WPP RI 712). J.Kebijak.Perik.Ind. 7(1), 9-24.
Chu, J., Anderson, J.L., & Anderson, C.M. (2012). Evaluation of New Fishery Performance Indicators (FPIs) : A case study of the Blue Swimming Crab Fisheries in Indonesia and Philippines. Agric. and Rural Dev. Discussion Paper 52. The World Bank. Washington,DC : 7-8
Damora, A., E. Nurdin, & R. Ramadhani. (2012). Pengusahaan dan Biologi Rajungan (Portunus pelagicus) di Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Status Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Perairan Laut Jawa. Balai Penelitian Perikanan Laut. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 45-65.
Damora, A & Wedjatmiko. (2012). Dinamika Populasi Rajungan (Portunus pelagicus Linn.) di Perairan Kota Baru, Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Tangkap. Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan Menuju Ekonomi Biru Industrialisasi Perikanan Tangkap. 333-343.
de Lestang, S., Hall, N,G & Potter, I.C. (2003). Reproductive biology of the blue swimmer crab (Portunus pelagicus, Decapoda: Portunidae) in five bodies of water on the west coast of Australia. Fish. Bull. 101. 745-757.
Ernawati, T., Boer, M., & Yonvitner. (2014). Biologi Populasi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Sekitar Wilayah Pati, Jawa Tengah. Bawal. 6(1), 31-40.
Ernawati, T., Kembaren,D.D., & Wagiyo, K. (2015). Penentuan Status Stok Sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) dengan Metode Spawning Potential Ratio di Perairan Sekitar Belitung. J.Lit.Perik.Ind. 21(2), 63-70.
Ernawati, T., Wedjatmiko., & Suman, A. (2015). Kajian Parameter dan Tingkat Pemanfaatan Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) di Perairan Pati dan Sekitarnya. J.Lit.Perik.Ind. 21(3), 169-176.
Gayanilo, F.C.Jr., Sparre, P., & Pauly, D. (2005). FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FISAT II). Revised version. User’s guide. FAO Computerized Information Series (Fisheries) No. 8. Revised Version. FAO Rome.
Hamid, A., Wardiatno,Y, Batu, D.T.F.L., & Riani, E (2015). Fekunditas dan Tingkat Kematangan Gonad Rajungan (Portunus pelagicus) Betina Mengerami Telur di Teluk Lasongko, Sulawesi Tenggara. Bawal. 7(1), 43-50.
Hamid, A. & Wardiatno,Y. (2015). Population Dynamics of the Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) in Lasongko Bay, Central Buton, Indonesia. AACL Bioflux. 8(5), 729-739.
Hermanto, D, T. (2004). Studi Pertumbuhan dan Beberapa Aspek Reproduksi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Mayangan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan.
Johnson, D. D., Charles,G.A & Macbeth,W.G (2010). Reproductive biology of Portunus pelagicus in a South-East Australian estuary. Journal of Crustacean Biology. 30(2): 200-205. DOl: 10.1651/08-3076.1
Kangas, M. I. (2000). Synopsis of the Biology and Exploitation of the Blue Swimming Crab,Portunus pelagicus Linnaeus, in Western Australia. Fisheries Research Report . No.121. http://www.ûsh.wa.gov.au.
Kembaren, D, D., Ernawati,T & Suprapto. (2012). Biologi dan Dinamika Populasi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Bone dan Sekitarnya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 18(4), 273-281.
King, M. (1995). Fisheries Biology, Assessment and Management. United Kingdom. Fishing News Books. 341 pp.
Ningrum, V, P., Ghofar,A & Ain,C. (2015). Beberapa Aspek Biologi Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Betahwalang dan Sekitarnya. Jurnal Saintek Indonesia. 11(1), 62-71.
Nuraini, S., Prihatiningsih & Hartati,S.T. (2009). Parameter Populasi dan Selektivitas Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus) yang Tertangkap dengan Beberapa Jenis Alat Tangkap di Teluk Jakarta. J.Lit.Perik.Ind. 15(4), 287-295.
Pamungkas, A. S. (2013). Kajian Stok Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Analisis Frekuensi Ukuran di Perairan Pesisir Lampung Timur. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Pauly, D. (1983). A Selection of a simpel methods for the assessment of the tropical fish stock. FAO Fish. Circ. 254. Roma. 52 pp.
Prisantoso, B. I. (2010). Alternatif Langkah Pengelolaan Sumber Daya Perikanan. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. 2 (2), 121-129.
Ramadhani, R & Kembaren,D.D. (2014). Beberapa Aspek Biologi Rajungan Batik (Portunus pelagicus) di Perairan Kabupaten Tapanuli Tengah. Status Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 711). Ref Grafika. 111–121.
Saputra, S.W., Sukimin,S. Boer, Affandi, R & Monintja,D.R. (2005). Aspek Reproduksi dan Daerah Pemijahan Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) di Laguna Sagara Anakan Cilacap Jawa Tengah. J. Ilmu Kelautan. 10 (1), 41–49.
Saputra, S. W., Soedarsono,P. & Sulistyawati,G.A. 2009. Beberapa Aspek Biologi Ikan Kuniran (Upeneus spp.) di Perairan Demak. Jurnal Saintek Perikanan. 5(1):1-6.
Setiyowati, D. (2016). Kajian Stok Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Laut Jawa, Kabupaten Jepara. Jurnal Disprotek. Universitas Islam Nahdatul Ulama. 7(1) :84 -97. ISSN : 2088 – 6500.
Sparre, P., & Venema, S.C. (1992). Introduction to tropical fish stock assessment (p.376). Rome: FAO Fisheries Technical Paper
Sparre, P & Venema, S. (1999). Introduction tp Tropical Fish Stock Assesment. (Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis, alih bahasa : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan). Buku 1 : Manual. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. 438 p.
Sumiono,B., Wagiyo,K., Duranta,K & Prihartiningsih. (2011). Aspek Penangkapan dan Biologi Rajungan (Portunus pelagicus Linn.) di Perairan Teluk Jakarta dalam Suman, A., Wudianto & Sumiono,B. (Eds.): Sumberdaya Ikan di Perairan Teluk Jakarta dan Alternatif Pengelolaannya. Balai Penelitian Perikanan Laut. Badan Litbang Kelautan dan Perikanan: 107-126.
Sumpton,W.D., M.A. Potter & G.S.Smith. (1994). Reproduction and Growth of the Commercial Sand Crab, Portunus pelagicus (Linn.) in Moreton Bay, Queensland. Asian Fish.Sci. (7), 103-113.
Wedjatmiko,. Damora, A & Lestari, P. (2012). Aspek Penangkapan dan Biologi Rajungan (Portunus pelagicus Linn) di Perairan Kota Baru. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Tangkap. Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan Menuju Ekonomi Biru Industrialisasi Perikanan Tangkap. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 487 – 498.
Zairion, Wardiatno, Y., Fahrudin, A. & Boer, M. (2014). Distribusi Spasio – Temporal Populasi Rajungan (Portunus pelagicus) Betina Mengerami Telur di Perairan Pesisir Lampung Timur. Bawal. 6(2), 95-102.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.9.2.2017.93-102
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410