PARAMETER POPULASI LOBSTER BAMBU (Panulirus versicolor) DI PERAIRAN SIMEULUE

Helman Nur Yusuf, Ali Suman, Thomas Hidayat, Anthony Sisco Panggabean

Abstract


Lobster bambu (Panulirus versicolor) merupakan komoditas perikanan penting yang telah diekspolitasi di perairan Simeulue. Peningkatan permintaan dan pengusahaan lobster menyebabkan tekanan penangkapan terhadap populasi lobster semakin intensif dan tidak terkendali. Untuk itu  diperlukan informasi tentang biologi reproduksi dan parameter populasi lobster dalam rangka pengelolaan sumberdaya lobster yang berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai dengan Desember 2015 diperairan Simeulue dengan tujuan untuk mengestimasi parameter populasi lobster bambu. Pengamatan dan pengukuran lobster dilakukan di tempat pengumpul lobster dengan sistem sampling acak (random sampling). Analisis data parameter populasi menggunakan software FiSAT (Stock Assessement Tools). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi lobster bambu jantan dan betina tidak seimbang (1 : 1,5),  pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,924 dan rata-rata pertama kali tertangkap (Lc) = 86 mmCL. Laju pertumbuhan (K) = 0,320 per tahun dan panjang karapas asimtotik (CL) 149,1 mm. Laju mortalitas alami (M) = 0,99 per tahun, laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 0,84 per tahun dan laju kematian total (Z) sebesar 1,83 per tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,46 atau pemanfaatan sumberdaya lobster bambu belum optimum. Penambahan baru dalam populasi berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada Juni dan Juli bersamaan dengan musim timur. Untuk itu perlu adanya regulasi pemerintah dalam pengelolaan perikanan lobster yang berkelanjutan dengan menerapkan close season lobster pada puncak musim pemijahan.

The painted green/bamboo lobster (Panulirus versicolor) is an important fish commodities that have been exploited in the waters of Simeulue. Increased utilization and uncontrolled exploitation of lobster causing pressure on the lobster population. For this reason, there is a need for information about the parameters of the lobster population in the management for the sustainability of lobster resource. The experiment was conducted in May to December 2015 Simeulue waters for the purpose of estimating the population parameters lobster green. Sampel collected randomly in the lobster landing site. Analysis of the data using FiSAT II software (FAO-ICLARM Stock Assessement Tools). The results obtained unbalanced condition of green lobster (1:1.5), the growth pattern is allometrically negative with value b of 2,924, length at fish first caught (Lc) = 86 mm CL. The lobster growth rate (K) = 0,320 per year and asymptotic carapace length (CL) 149.10 mm. The rate of natural mortality (M) = 0.99 per year, the mortality rate due to the arrest of (F) of 0.84 per year and total mortality rate (Z) of 1.83 per year. The rate of exploitation (E) 0,46 or green lobster resource was not optimum. Recruitment occur throughout the year with peak recruitment in June and July of the southeast monsoon. A government regulation is needed for the sustainable management of lobster resources by applying a close season during the peak spawning peri.


Keywords


Panulirus versicolor; parameter populasi; Simeulue

Full Text:

PDF

References


Bakhtiar, N. M., Solichin, A., & Saputra, S. W. (2013). Pertumbuhan dan laju mortalitas lobster batu hijau (Panulirus homarus) di perairan Cilacap Jawa Tengah. Universitas Diponegoro Journal of Maquares. 2(4), 1-10.

Beverton, R. J. H., & Holt S. J. (1957). On the dynamics of exploited fish populations. Fish Invest. U.K. Ministry of Agriculture, Food and Fisheries, London

Chan, T. Y. (2000). Lobster. In Living Marine Resourcesof the Western Central Pacific. Vol. 2. Cephalopods, crustacean, holothurians, and sharks. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. FAO-UN, Norwegian Agency for International Development, 974–1043.

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan. (2016). Statistik Dinas Kelutan dan Perikanan Kabupaten Simuelue tahun 2015. 47 p.

Effendie, M. I. (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pusataka Nusantara. Yogyakarta: 163 p.

Ernawati, T., Kembaren, D., Suprapto, & Sumiono, B. (2014). Parameter populasi lobster bambu (Panulirus versicolor) di perairan utara Kabupaten Sikka dan sekitarnya. Bawal. Widya Riset Perikanan Tangkap, 6(3), 169-175.

Fatah, M. D. (2004). Bioekonomi udang karang (Panulirus spp.) pada usaha perikanan tangkap skala kecil di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya. [Tesis]. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Fauzi, M., Prasetyo, A. P., Hargiyanto, I. T., Satria, F., & Utama, A. A. (2013). Hubungan panjang berat dan faktor kondisi lobster batu (P. penicilatus) di perairan selatan Gunung Kidul dan Pacitan. BAWAL, 5 (2), 97-102.

Fourzan, P. B., & Alvarez, E. L. (2003). Factor affecting growth of the spiny lobsters Panulirus gracilis and Panulirus inflatus (Decapoda: Palinuridae) in Guerrero, Mexico. Rev. Biol. Trop, 51 (1), 165-174.

Frisch, A. J. (2007). Grwoth and reproduction of the painted spiny lobster (Panulirus versicolor) on the Great Barrier Reef (Australia). Fisheries Research, 85, 61-67.

Gayanilo, F. C., Sparre, Jr., & Paully, D. (2005). The FAO-ICLARM stock assessment tools II (FISAT II). Revised Version. User’s Guide. FAO Comput. Inf. Ser. Fish.8, 168p.

Gulland, J. A. (1971). The Fish Resources of the Ocean. Fishing News (Books) Ltd. West Byfleet England, 255p.

Hargiyatno, I. T., Satria, F., Utama, A. A., & Fauzi, M. (2013). Hubungan panjang berat dan faktor kondisi lobster pasir (Panulirus homarus) di perairan selatan Gunung Kidul dan Pacitan. BAWAL, 5 (1), 41-48.

Hartoyo, P., Sukardi & Mulia, D. S. (2002). Evaluasi potensi udang karang “spiny lobster” (Panulirus spp.) di perairan Cilacap. Sains Akuatik. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 55-56.

Jennings. S., Kaiser, M., & Reynolds, J. D. (2001). Marine Fisheres Ecology. Alden Pres Ltd. Blackwell Publishing. United Kingdom, 417 pp.

Junaidi, M., Cokrowati, N., & dan Abidin, Z. (2010). Aspek reproduksi lobster (Panulirus sp.) di perairan Teluk Ekas Pulau Lombok. Jurnal Kelautan, 3 (1), 29-36.

Heibo, E., Magnhagen, C., & Vollestad, L. A. (2005). Latitudinal variation in lifehistory traits in Eurasian perch. Ecology, 86, 3377-3386.

Kadafi, M., Widaningroem, R., & Soeparno. (2006). Biological aspects and maximum sustainable yield of spiny lobster (Panulirus spp.) in Ayah coastal waters Kebumen regency. Journal of Fisheries Sciences VIII (1): 108-117.

King, M. (1995). Fishery Biology, Assesment and Management. United Kingdom. Fishing News Books, 341 p.

MacDiarmid, A. B., & Sainte-Marie ,B. (2006). Reproduction. Dalam B.F. Phillips (Ed.) Lobsters : Biology, Management, Aquaculture and Fisheries. Blackwell Publishers, p. 45-77.

MacDonald, C. D., 1982. Catch composition and reproduction of the spiny lobster Panulirus versicolor at Palau. Trans. Am. Fish. Soc. 111, 694–699

Mahasin, M. Z. (2003). Kajian stok dan bioekonomi lobster (Panulirus spp.) untuk menunjang pemanfaatan berkelanjutan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. [Tesis]. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang

Morgan, G. R. (1980). Population dynamics of spiny lobster. In Cobb JS & Bruce FP. The biology and management of lobster II, Academic Press, New York.189-217.

Nuraini, S, & Sumiono, B. (2008). Parameter biologi udang barong di pantai selatan Pangandaran, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Tahun V Hasil Penelitian Perikanan dan kelautan. Universitas Gadja Mada, 14 hal.

Odum, E. P. (1979). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Oreginal English Edition. Fundamental of Ecology Thurd Edition, Yokyakarta.

[PERMEN-KP] Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia 56. (2016). Larangan Penangkapan dan / atau Pengeluaran Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) Dari Wilayah Negara Republik Indonesia.

Philips, B. F., Palmer, M. J., Cruz, R., & Trendall, J. T. (1992). Estimating growth of the spiny lobsters Panulirus cygnus, P. argus and P. ornatus. Australian Journal of Marine and Freshwater Research, 43, 1117-88.

Philips, B. F. (2006). Lobster: Biology, management, aquaculture and fisheries. Departement of Enviromental Biology, Muresk Institute, Curtin University of Technology, Australia, pp 11-43.

Pitcher, C. R. (1993). Spiny lobster. In: Wright, A., Hill, L. (Eds.), Nearshore Marine Resources of the South Paciûc. Forum Fisheries Agency, Honiara, pp. 539–607.

Prescott, J. (2000). A Handbook for lobster fisherman o fthe tropical pacific islands. South Pacific Commission, Noumea, New Caledonia. 20p.

Pauly, D. (1980). On interrelationships between natural mortality, growth parameters and mean environmental temperature in 175 fish stocks. J. Cons. CIEM, 39 (3), 175-192.

Setyono, D. E. D. (2006). Budidaya Pembesaran Udang Karang (Panulirus spp.). Oseana, 31(4), 39-48.

Skewes, T. D., Pitcher, C. R, & Dennis, D. M. (1997). Growth of ornate rock lobsters, Panulirus ornatus, in Torres Strait, Australia. Mar. Freshw. Res. 48, 497–501.

Soselisa, A. 2006. Pengelolaan Kawasan Pesisirda Laut Gugusan Pulau-Pulau Padaido, Distrik Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua (Desertasi). Bogor Program Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Lautan PPs-IPB. 258 hal.

Sparre, P., & Venema, S. C. (1999). Introduksi pengkajian stok ikan tropis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Buku 1. Manual. Terjemahan dari: Introduction to Tropical Fish Assesment Part I. FAO Fish Tech Pap, 306(I), 438p.

Subani, W. (1971). Perikanan udang barong (Spiny lobster) di Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan Jakarta.27 hal.

Subani, W. (1981). Penelitian lingkungan hidup udang barong (spiny lobster), perikanan dan pelestarian sumberdaya di pantai selatan Bali. Bulletin Penelitian Perikanan. I, 361-386.

Subani, W. (1984). Studi mengenai pergantian kulit udang barong (Spiny lobster), (Panulirus spp) kaitannya dengan hasil tangkapan. Jurnal Penelitian Laut No. 30 Jakarta. Hal 99-105.

Suman, A., Rijal, M., & Subani, W. (1993). Pengusahaan sumberdaya udang karang di perairan Aceh Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta, 8, 84-90.

Suman, A., W. Subani, W., & Prahoro, P. (1994). Beberapa Parameter Biologi Udang Pantung (Panulirus humarus) di Perairan Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, (85).1-8.

Tarkan, A. S., Gaygusuz, O., Acipinar, P., Gürsoy, C., & Ozulug, M. (2006). Length-weight relationship of fishes from the Marmara region (NW-Turkey). Journal of Applied Ichthyology. 22(4):271-273.

Udupa, K. S. (1986). StatisticaL method of estimating the size of first maturity in fish. Fishbyte ICLARM. Manila. Vol 4 (2). 8-1.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.9.3.2017.185-195


Creative Commons License
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410