STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PADANG LAMUN PERAIRAN TERNATE, MALUKU UTARA

Putri Sapira Ibrahim, Fione Yukita Yalindua, Rikardo Huwae

Abstract


Lamun merupakan tumbuhan yang hidup terbenam di dalam laut dan penting untuk ekosistem pesisir. Fungsi penting padang lamun di antaranya yaitu sebagai spawning ground, feeding ground, dan tempat berlindung ikan.Wilayah perairan Ternate Maluku Utara dan sekitarnya merupakan salah satu lokasi penelitian COREMAP-CTI dan salah satu kajiannya mengenai ikan padang lamun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas ikan di padang lamun perairan Ternate Maluku Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC) selama 12 hari pada sepuluh stasiun penelitian.Berdasarkan hasil pengamatan di padang lamun perairan Ternate, Maluku Utara ditemukan sebanyak 1105 individu terdiri dari 56 jenis dari 22 famili. Berdasarkan hasil analisis struktur komunitas, nilai indeks keanekaragaman 1.69, indeks keseragaman 0.68, dan indeks dominansi 0.32 yang menunjukkan keanekaragaman spesies rendah dengan stabilitas komunitas yang labil.

Seagrass is a plant that lives immersed in the sea and is important for coastal ecosystems. The important functions of seagrass include spawning ground, feeding ground, and fish shelter. Ternate, North Maluku waters and its surroundings are one of COREMAP-CTI research sites and one of the studies include seagrass fishes. The aim of this study was to determine the structure of seagrass fish community in Ternate waters of North Maluku. Data collection was carried out using the Underwater Visual Census (UVC) method for 12 days at ten site. Based on observations, the waters of Ternate, North Maluku has seagrass fish species that are still relatively high in diversity, we found 1105 individual fish consisting of 56 species from 22 families. Based on the results of community structure analysis, the diversity index value is 1.69, the similarity index is 0.68, and the dominance index is 0.32 which shows species diversity is generally classified as low with unstable community stability.


Keywords


Ikan lamun; Lamun; Struktur komunitas; Ternate

Full Text:

PDF

References


Allen, G.R., & Erdmann, M.V. (2012). Reef fishes of the East Indies. Perth, Australia: Universitiy of Hawai'i Press, Vol.I-III. Tropical Reef Research.

Azkab. (2000). Struktur dan fungsi pada komunitas lamun. Oseana, XXV (3), 9–17.

Bengen, D.G. (2001). Ekologi dan sumberdaya pesisir dan laut serta pengelolaannya secara terpadu dan berkelanjutan. Prosiding Pengelolaan Wilayah Terpadu. Bogor, 23 Okt–3 Nop. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPBL)-IPB. Bogor.

BPKP Malut. (2019). http://www.bpkp.go.id/malut/konten/1579/Profil-Provinsi-Maluku-Utara. Bpkp.

Campbell, S. J., Kartawijaya, T., & Sabarini, E.K. (2011). Connectivity in reef fish assemblages between seagrass and coral reef habitats. Aquatic biology, 13, 65-77 Doi: 10.3354/ab00352.

Djainal, H. (2017). Analisis reklamasi pantai kota ternate dan pengaruhnya terhadap lingkungan fisik kawasan pesisir. Jurnal Tekhnologi, 16(2), 2099–2104.

Dorenbosch, M., Grol, M. G. G., Christianen, M. J. A., Nagelkerken, I., & Van Der Velde, G. (2005). Indo-Pacific seagrass beds and mangroves contribute to fish density and diversity on adjacent coral reefs. Marine Ecology Progress Series, 302, 63–76. https://doi.org/10.3354/meps302063

Edgar, G, J., Mukai, H., & Orth, R, J. (2001). Fish, Crabs, Shrimps, and Other Mobile Epibenthos: Measurement methods for Theit Biomass and Abundance in Seagrass. In Global Seagrass Research Methods, (pp. 255–270). Elsevier.

Hidayati, N., & Suparmoko, M. (2018). Fish assemblage structure in relation to seagrass bed in Tidung Kecil Island, Kepulauan Seribu. ICSoLCA, 74, 02005. https://doi.org/10.1051/e3sconf/20187402005

Honda, K., Nakamura, Y., Nakaoka, M., Uy, W. H., Fortes, M. D. (2013). Habitat use by fishes in coral reefs, seagrass beds and mangrove habitats in the Phillipines. PLoS ONE, 8(8), e65735. Doi:10.1371/journal.pone.0065735.g005

Hutomo, M. (1985). Telaah ekologi komunitas ikan padang lamun (seagrass, Anthophyta) di perairan Teluk Banten. Thesis Doctor. Fak. Pasca Sarjana-IPB, Bogor, 271 hal.

Juwana, S., & Romimohtarto, K. (2001). Biologi laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djambatan, Jakarta.

Kuiter, R. H., & Tonozuka, T. (2001). Pictorial Guide to Indonesian Reef Fishes - Part 3. Jawfishes - Sunfishes, Opistognathidae - Molidae. Zoonetics, Australia. p. 623-893.

Latuconsina, H. (2011). Komposisi jenis dan struktur komunitas ikan padang lamun di perairan Pantai Lateri Teluk Ambon Dalam. Agrikan: Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan, 4(1), 30. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.4.1.30-36

Latuconsina, H., & Ambo-rappe, R. (2013). Variabilitas harian komunitas ikan padang lamun perairan Tanjung Tiram-Teluk Ambon Dalam [ Daily variability of fish community in sea grass beds of Tanjung Tiram-Inner Ambon Bay ] Masyarakat Iktiologi Indonesia. Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(1), 35-53. Doi: https://doi.org/10.32491/jii.v13i1.110.

Matsuura, K., & Kimura, S. (2003). Fishes of Bitung: northern tip of Sulawesi, Indonesia (pp. vi, 244 p.). Ocean Research Institute, University of Tokyo. file://catalog.hathitrust.org/Record/008336771

Munira., & Dobo, J. (2019). Biodiversitas ikan padang lamun di taman wisata perairan Laut-Banda, Maluku. MUNGGAI, Jurnal Ilmu Perikanan & Masyarakat Pesisir, 5(4), 35–46. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nagelkerken, I., Dorenbocsh, M., Verberk, W. C. E. P., Moriniere, E. C., & Velde, G. (2000). Importance of shallow –water biotopes of a Caribbean bay for juvenile coral reef fishes: patterns in biotope association, community structure and spatial distribution. Mar Ecol Prog Ser, 202, 175-192. Doi: 10.3354/meps202175

Nainggolan, P. (2011). Distribusi spasial dan pengelolaan lamun (Seagrass) di Teluk Bakau, Kepulauan Riau. Skripsi, IPB. Bogor.

Ndobe, S., & Moore, A. (2006). Pterapogon kauderni, Banggai cardinalfish: beberapa aspek biologi, ekologi dan pemanfaatan spesies endemik di Sulawesi Tengah yang potensil untuk dibudidayakan. Prosiding Seminar Nasional Perbenihan 2005, Palu, 13-14 August 2005, March, 389–404.

Ndobe, S., Moore, A., Salanggon, A. I. M., Muslihudin., Setyohadi, D., Herawati, E. Y., & Soemarno. (2016). Pengelolaan banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) melalui konsep ecosystem-based approach (Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) Management an Ecosystem-Based Approach). Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 4(2), 115. https://doi.org/10.29244/jmf.4.2.115-126

Odum, E.P. (2005). Basic Ecology. Saunders College Publishing, New York.

Odum, E. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari buku Fundamentals of Ecology. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Patty, S. I. (2016). Pemetaan kondisi padang lamun di perairan Ternate, Tidore Dan Sekitarnya. Jurnal Ilmiah Platax, 4(1), 9–18. Doi: 10.35800/jip.4.1.2016.13228.

Peristiwady, T. (2006). Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. LIPI Press.

Jakarta.

Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. (2012). Ekosistem pesisir Ternate, Tidore dan sekitarnya, Provinsi Maluku Utara 2012.

Perello, S.Z., & Enriquez, S. (2019). Remote underwater video reveals higher fish diversity and abundance in seagrass meadows, and habitat differences in trophic interations. Nature scientific reports: 9:6596. https://doi.org/10.1038/s41598-019-43037-5.

Rahmawati, S., & Irawan, A. (2019). Status of seagrass beds in Ternate and surrounding areas. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 339(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/339/1/012011

Ramili, Y., Bengen, D. G., Madduppa, H., & Kawaroe, M. (2018). Struktur Dan Asosiasi Jenis Lamun Di Perairan Pulau-Pulau Hiri, Ternate, Maitara Dan Tidore, Maluku Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10 (3), 651–665. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i3.22476

Rappe, RA. (2010). Struktur komunitas ikan pada padang lamun yang berbeda di pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 2(2), 62–73. Doi: https://doi.org/10.29244/jitkt.v2i2.7853.

Rina, Salim Abubakar, N. A. (2018). Komunitas ikan pada ekosistem padang lamun dan terumbu karang di Pulau Siba Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan. 3 (May), 197–210.

Rocha, L. (2013). Review of reef fishes of the East Indies. Volumes I–III. Copeia, 2013, 567–571. https://doi.org/10.1643/OT-13-010

Soegianto, A. (1994). Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.

Setyobudiandi, I., Sulistiono., F. Yulianda., C. Kusmana, C., S. Hariyadi., A. Damar., A.Sembiring dan Bahtiar. (2009). Sampling dan analisis data perikanan dan kelautan; terapan metode pengambilan contoh di Wilayah Pesisir dan Laut. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 312 pp. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Unsworth, R. K. F., De León, P. S., Garrard, S. L., Jompa, J., Smith, D. J., & Bell, J. J. (2008). High connectivity of Indo-Pacific seagrass fish assemblages with mangrove and coral reef habitats. Marine Ecology Progress Series, 353, 213–224. https://doi.org/10.3354/meps07199

White, W., Last, P., Dharmadi, D., Faizah, R., U. Chodrijah, Iskandar, B., Pogonoski, J., & Blaber, S. (2013). Market fishes of Indonesia.

Wibowo, K., Arbi, U. Y., & Vimono, I. B. (2019). The introduced Banggai cardinal fish (Pterapogon kauderni) population in Ambon Island, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 370(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/370/1/012041




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.12.1.2020.%25p


Creative Commons License
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410

Find in a library with WorldCatCrossref logo
SHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj