PERIKANAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares Bonnaterre, 1788) PADA ARMADA TONDA DI SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA
Abstract
Tuna sirip kuning (Thunnus albacares) merupakan hasil tangkapan terbanyak dibandingkan dengan jenis tuna lainnya di Indonesia. Ketersediaan stok tuna sirip kuning di Samudra Hindia, pada saat ini, diperkirakan dalam keadaan lebih tangkap. Oleh karena itu, pengelolaan secara tepat dan bertanggungjawab penting dilakukan untuk melindungi spesies tuna, salah satu caranya dengan mengkaji alat tangkap yang digunakan. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan produktivitas dan hasil tangkapan armada tonda, serta struktur ukuran dan hubungan panjang bobot ikan tuna sirip kuning yang di daratkan di selatan Jawa. Komposisi tangkapan tertinggi dari armada tonda diseluruh pendaratan ikan tuna di selatan Jawa terdiri atas tuna sirip kuning dan cakalang. Analisis CPUE menunjukkan hasil yang fluktuatif di setiap lokasi pendaratan tuna sirip kuning di Selatan Jawa. Tuna sirip kuning yang tertangkap di selatan Jawa dengan armada tonda sebagian besar adalah ikan yang belum layak tangkap karena berukuran kurang dari 100 cmFL. Struktur ukuran panjang tuna sirip kuning yang tertangkap semakin ke Timur semakin panjang ukurannya. Pola pertumbuhan tuna sirip kuning yang tertangkap di Binuangeun memiliki pola isometrik, PPN Palabuhanratu bersifat allometrik Positif, PPP Sadeng, P2SKP Pacitan, PPN Prigi dan P2SKP Sendang Biru bersifat allometrik negatif.
Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is the largest catch compared to other tuna species in Indonesia. The availability of yellowfin tuna stock in the Indian Ocean, at present, is estimated to be in overfished condition. Therefore, proper and responsible management is important to protect the species. One of the ways is by studying the used fishing gear. This paper aims at determining vessel’s productivity, as well as composition, size structure and length-weight relationship of yellowfin tuna catches from troll line fleet in the Indian Ocean part of south Java. The highest catch of tuna in all of the troll line landing places was yellowfin tuna, following by skipjack tuna. CPUE analysis showed fluctuating results at each landing site. Yellowfin tuna sizes caught by troll line fleet were mostly less than 100 cmFL and categorized as should not be properly caught. Geographically, getting to the east the average size of the catches tend to be larger. The growth pattern of yellowfin tuna catches landed in Binuangeun was isometric; Palabuhanratu was positive allometric; while those landed in Sadeng, Pacitan, Prigi and Sendang Biru were negative allometric.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Allain, G., Lehodey, P.., Kirby, D. S., & Leroy, B. (2005). The Influence of the environment on Horizontal and Vertical Bigeye Tuna Movements Investigated by Analysis of Archival tag Records and Ecosystem Model Outputs. WCPFC-SC1, 3:13p.
Barata, A., Novianto, D., & Bahtiar, A. (2011). Sebaran ikan tuna berdasarkan suhu dan kedalaman di Samudera Hindia. ILMU KELAUTAN, 16(3), 165-170. https://doi.org/10.14710/ik.ijms.16.3.165-170
Cayre, P. (1990). “Behaviour of yellow fin tuna (Thunnus albacares) and skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) around FADs in the Comoros Islands as determind by ultrasonic tagging”. Aqua Living Resour, 4. 1-12.
Damora, A., & Baihaqi. (2013). Struktur ukuran ikan dan parameter populasi tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di Perairan Laut Banda. BAWAL, 5(1), 59-65. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.5.1.2013.59-65
Darondo, F.A., Manoppo, L., & Luasunaung, A. (2014). Komposisi tangkapan tuna hand line di pelabuhan perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap, 1(6), 227-232. https://doi.org/10.35800/jitpt.1.6.2014.6962
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. (2012). Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2011. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 190 pp.
Effendie, M.I. (1997). Biologi perikanan (p. 163). Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Effendie, M.I. (2002). Biologi perikanan (p. 112). Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Faizah, R., & Aisyah. (2011). Komposisi Jenis Dan Distribusi Ukuran Ikan Pelagis Besar Hasil Tangkapan Pancing Ulur di Sendang Biru, Jawa Timur. BAWAL, 3(6), 377-385. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.3.6.2011.377-385
Fonteneau, A., Farales, P., & Pianet, R. (2000). “Aworidwide review of purse seine fisheries on FADs”. Session I. Regional Syntheses. p, 15-35.
Hargiyatno, I.T, Anggawangsa, R.F., & Wudianto. (2013). Perikanan pancing ulur di Palabuhanratu/ : Kinerja Teknis Alat Tangkap Hand Lines Fishery in Palabuhanratu/ . J. Lit. Perikan. Ind. 19(3), 121–30. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.19.3.2013.121-130
IOTC (Indian Ocean Tuna Commission). (2016). Report of the Twelve Session of the IOTC Working Party on Data Collection & Statistic. Victoria, Seychelles. 28–30 November 2016. 37 p.
Jamal, M., Sondita, M.F.A., Haluan, J., & Wiryawan, B. (2011). Pemanfaatan data biologi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dalam rangka pengelolaan perikanan bertanggung jawab di Perairan Teluk Bone. Jurnal Natur Indonesia, 14(1), 107-113. ISSN 1410-9379
King, M. (2007). Fisheries biology, Assessment and Management (p. 381). Second edition. Blackwell Sciencetific Publication. Oxford.
Muhammad, N., & Barata, A. (2012). Struktur Ukuran Ikan Tuna sirip kuning (Thunnus Albacares) yang Tertangkap Pancing Ulur di Sekitar Rumpon Samudera Hindia Selatan Bali Dan Lombok. BAWAL, 4(3), 161-167.
Nishida, T., & Sono, H. (2007). “stock assessment of yellowfin tuna (Thunnus albacares) in the Indian Ocean by the Age Structured Production Model (ASPM) Analysis”. Submitted to the IOTC 9th WPTT Meeting, July 16-20. Victoria: 1 –17. Halaman 3 –4.
Nugroho, S.C., Jatmiko, I., & Tampubolon, P.A.R.P. (2018). Struktur Ukuran, Hasil Tangkapan Per Unit Upaya dan Musim Penangkapan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus Lowe, 1839) di Bagian Timur Samudera Hindia. J.Lit.Perikan.Ind. 24(3), 217-225. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.24.3.2018.%25p
Nurdin, E., Sondita, M.F.A., Yusfiandayani, R., & Baskoro, M. (2015). Produktivitas dan musim penangkapan ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares Bonnaterre, 1788) pada Perikanan Skala Kecil di Palabuhanratu, Jawa Barat. J.Lit.Perikan.Ind. 21(3), 147 – 154. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.21.3.2015.147-154
Nurdin, E., & Nugraha, B. (2007). Penangkapan tuna dan cakalang dengan menggunakan alat tangkap pancing ulur (Hand Line) yang Berbasis di Pangkalan Pendaratan Ikan Pondokdadap Sendang Biru, Malang. BAWAL. 2(1), 27 – 33. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.2.1.2008.27-33
Nurdin, E., Panggabean, A.S., & Restiangsih, Y.H. (2018). Pengaruh Parameter Oseanografi Terhadap Hasil Tangkapan Armada Tonda di Sekitar Rumpon di Palabuhanratu. J.Lit. Perikan. Ind. 2(2), 117-126. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.24.2.2018.117-128
Nurhakim, S., & Suprapto. (2009). Laporan teknis riset; kebijakan pemanfaatan hasil tangkapan sampingan perikanan tuna di Samudera Hindia. Balai Riset Perikanan Laut. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta: 29 p.
Sadiyah, L., Dowling, N., & Prisantoso, B. I. (2012). Developing recommendations for undertaking CPUE standardization using observer program data. Ind.Fish.Res.J. 18(1), 19-33. http://dx.doi.org/10.15578/ifrj.18.1.2012.19-33
Schluderman, E. Keckeis, H., & Nemeschkal, L. (2009). Effect of initial size on daily growth and survival in freshwater Chondrostoma nasus larvae: a field survey. Journal of Fish Biology, 74, 939-955. https://doi.org/10.1111/j.1095-8649.2009.02182.x
Sparre, P., & Venema, S. C. (1999). Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku 1: Manual. Terjemahan dari Introduction to Tropical Fish Stock Assessment Part 1: Manual. Food and Agriculture Organization Fisheries Technical Paper Number 306/1. Food and Agriculture Organization of the United Nation. Jakarta. 554 hal.
Steel R.G.H & Torrie J.H. (1989). Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik (Terjemahan dari Principle and procedure of statistic: a biometri approach). Sumantri B (penerjemah). Edisi kedua. PT.Gramedia. Jakarta. 748 pp.
Sukimin, S., Isdrajat, S., & Yon Vitner. (2002). Petunjuk praktikum biologi perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistyaningsih, R.K., Barata, A., & Siregar, K. (2011). Perikanan pancing ulur tunadi kedonganan, Bali. J. Lit. Perikan. Ind. 17(3), 185-191. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.17.3.2011.185-191
Sumadhiharga, K. (1991). Struktur populasi dan reproduksi ikan momar merah (Decapterus ruselli) di teluk Ambon. Di dalam: BPPSL. Pusat penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI. Perairan Muluku dan Sekitarnya.
Hidayat T., Chodrijah U., & Noegroho T. (2014). Karakteristik Perikanan Pancing Tonda di Laut Banda. J. Lit. Perikan. Ind.18 (1), 35-41. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.20.1.2014.43-51
Triharyuni, S., Sulaiman P. S., & Rianto, J. (2012). Hubungan panjang berat, tingkat eksploitasi dan fluktuasi hasil tangkapan albakora (Thunnus alalunga, Bonnaterre) di Samudera Hindia. J. Lit. Perikan. Ind. 8 (1), 35 -41. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.18.1.2012.35-41
Wahju, R.I, Zulbainarni, N., & Soeboer, D.A. (2013). Hasil Tangkapan Pancing Tonda Berdasarkan Musim Penangkapan dan Daerah Penangkapan Tuna dengan Rumpon di Perairan Selatan Palabuhanratu. BULETIN PSP 21(1), 97-105
Wudianto, Wagiyo, K., & Wibowo, B. (2003). Sebaran daerah penangkapan tuna di Samudera Hindia. J. Lit. Perikan. Ind. Edisi Sumberdaya dan Penangkapan. 9(7), 19-28. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.9.7.2003.19-27
Zhu, G., L. Xu., Y. Zhou., & X. Dai. (2008). Length-Frequency Compotitions and Weight-Length Relation for Big-Eye Tuna, Yellowfin Tuna and Albacore (Percoformes: Scombrinae) in the Atlantic, Indian and Eastern Pasific Oceans. Acta Ichthyologica et piscatoria. 38(2), 157 – 161. DOI: 10.3750/AIP2008.38.2.12
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.11.3.2019.161-173
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410