PEMIJAHAN ANTAR STRAIN INDUK IKAN NILA PADA SALINITAS BERBEDA

Agus Basyar Abdul Haris, Subiyarto Subiyarto, Aris Supramono

Abstract


Ikan nila salin di lahan budidaya baik di tambak maupun persawahan yang tergenang oleh air laut. Selain untuk budidaya, nila salin yang berukuran kecil dapat digunakan sebagai umpan penangkapan ikan cakalang atau tuna di laut. Untuk usaha budidaya kebutuhan benihnya sangat besar dan sementara ini dipasok dari unit pembenihan air tawar dengan risiko kematian yang besar saat penebaran ke lahan air payau atau asin. Untuk mengurangi risiko kematian yang besar tersebut diperlukan upaya produksi benih ikan nila pada proses pembenihan melalui pemijahan induk dalam kondisi salin atau asin/payau. Pemijahan induk dilakukan dengan cara perkawinan individu jantan dan betina strain Larasati, Thailand, dan Gesit baik perkawinan antara strain yang sama maupun strain berbeda (kawin silang) dalam salinitas 0-20 ppt. Masing-masing induk jantan dipelihara terpisah untuk proses pematangan gonadnya kemudian dipelihara bersama setelah terseleksi kematangan gonadnya dengan pemasukan induk betina lebih dahulu selanjutnya induk jantan 3-4 hari kemudian. Kepadatan tebar induk 1 kg/m3 volume air dan perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:3 dalam wadah fibreglass bentuk segi empat berukuran 2,0 m x 1,25 m x 0,75 m, diisi air ketinggian 50 cm. Pakan induk berupa pelet ikan dengan kandungan protein 25%-30%, dosis 1% biomassa, frekuensi 3 kali sehari. Penggantian air sekitar 50% dari volume media, dilakukan tiap seminggu sekali. Periode waktu pemijahan sekitar 1-3 minggu. Hasil pemijahan menunjukkan bahwa induk ikan nila dari ketiga strain tersebut dapat dipijahkan baik dalam salinitas 0 ppt hingga salinitas 20 ppt. Waktu pemijahan relatif lebih singkat terjadi pada kondisi media air tawar yaitu sekitar 10-11 hari sedang waktu lebih lama > 12 hari terjadi pada kondisi media air payau, bahkan mencapai waktu 23 hari. Rata-rata tingkat produktivitas telur atau tiap individu induk relatif lebih besar pada pemijahan dalam kondisi air tawar dibanding pada kondisi air payau. Pada penetasan telur atau larva dengan stadia mata lengkap dan belum berenang bebas diperoleh dalam waktu sekitar 4 hari dalam media tawar maupun payau.

Keywords


Pemijahan, ikan nila, salinitas berbeda

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/blta.10.1.2016.9-13


Creative Commons License
Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
P-ISSN: 1412-9574
E-ISSN: 2541-2442

google scholar