PENGAMATAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN PEMIJAHAN IKAN KERAPU SUNU (Plectropomus sp.)

Abstract

Kerapu sunu hidup yang diperjualbelikan sampai saat ini sebagian besar masih
tergantung dari tangkapan alam baik yang ukuran besar (konsumsi) atau benih.
Budidaya kerapu sunu belum berkembang karena ketersediaan benihnya masih
mengandalkan dari alam yang mana ketersediaan benih di alam sangat terbatas dan tergantung pada musim. Guna mengatasi kebutuhan benih kerapu sunu tersebut diperlukan pembenihan buatan agar pasokan benih dapat berkesinambungan. Tujuan dan sasaran dari kegiatan ini adalah mendapatkan data tentang tingkat kematangan gonad serta penetasan dan pembuahan induk kerapu sunu. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2007 dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL), Lampung dalam dua tempat kegiatan yaitu di keramba jaring apung (KJA) dan di bak terkendali. KJA sebanyak dua unit masingmasing diisi calon induk 20 ekor dengan bobot 2—3 kg. Pakan yang diberikan berupa ikan segar dan cumi-cumi dengan perbandingan 80% dan 20%, sebanyak 2%—3% dari
total bobot ikan. Sedangkan di bak terkendali induk dipelihara di bak beton kapasitas 50 m3, dengan bobot rata-rata lebih dari 4 kg, sebanyak 24 ekor. Pakan diberi sebanyak 3%—5%/bobot total badan/hari, diberikan tiap hari berupa cumi-cumi 30%, kekerangan 10%, dan 60% ikan segar. Untuk menjaga kesehatan dan kesuburan ikan multivitamin dan vitamin E diberikan satu minggu sekali satu kapsul (0,3 g) setiap induk ikan yang diberikan bersamaan dengan pakan ikan segar. Vitamin C juga diberikan 1 minggu sekali 25 mg/kg pakan. Dari hasil pengamatan selama 1 tahun pemeliharaan diperoleh
calon induk kerapu sunu bintik kasar (Plectropomus maculatus) yang dipelihara di KJA mengalami pertambahan 0,8—1 kg tetapi belum ada yang matang gonad. Sedangkan kerapu sunu yang dipelihara di bak terkendali diperoleh hasil kerapu sunu dapat memijah secara rutin setiap bulan dengan tingkat pembuahan 60% dan tingkat penetasan 70%.