KONSENTRASI AMONIA DAN NITRIT PADA PEMELIHARAAN LARVA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DENGAN PEMBERIAN FITOPLANKTON YANG BERBEDA

Nira Sari, Muawanah Muawanah, Kuswadi Kuswadi, Tri Haryono

Abstract


Alga bersel satu yang sering digunakan sebagai pakan larva udang antara lain: Chaetoceros sp., Thalassionema sp., dan Skeletonema costatum. Pakan alami tersebut ditambah tepung spirulina diberikan setelah larva udang mencapai stadia Zoea I sampai dengan Mysis 2 diberikan ke larva udang dengan cara menebar serbuk tepung ke bak pemeliharaan sebanyak 1—1,5 g/m3. Stadia Mysis 3 sampai dengan post larva I selain tepung spirulina juga diberi tambahan pakan rotifer. Kondisi seperti itu akan menghasilkan limbah organik berupa amonia dan nitrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kandungan amonia dan nitrit pada pemeliharaan larva udang L. vannamei dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Kandungan amonia dengan perlakuan pakan Chaetoceros sp. maupun Skeletonema costatum menunjukkan hasil yang berbeda, namun masing-masing masih di bawah kadar maksimun untuk pemeliharaan hewan akuatik 0,5 mg/L. Kandungan nitrit pada perlakuan pakan Chaetoceros sp. memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 0,010—0,179 mg/L dibandingkan dengan perlakuan pakan Skeletonema costatum yang memiliki nilai yang melewati kadar maksimum yaitu 0,01—0,05 mg/L. Kisaran nilainya yaitu 0,016—0,219 mg/L untuk pemeliharaan larva udang vannamei.
 


Keywords


mineralisasi, toksin, L. vannamei

Full Text:

PDF

References


Nira Sari*), Muawanah*), Kuswadi*), dan Tri Haryono**)

*) Teknisi Litkayasa pada Balai Budidaya Laut, Lampung

**) Calon Teknisi Litkayasa pada Balai Budidaya Laut, Lampung

ABSTRAK

Alga bersel satu yang sering digunakan sebagai pakan larva udang antara lain: Chaetoceros sp., Thalassionema sp., dan Skeletonema costatum. Pakan alami tersebut ditambah tepung spirulina diberikan setelah larva udang mencapai stadia Zoea I sampai dengan Mysis 2 diberikan ke larva udang dengan cara menebar serbuk tepung ke bak pemeliharaan sebanyak 1—1,5 g/m3. Stadia Mysis 3 sampai dengan post larva I selain tepung spirulina juga diberi tambahan pakan rotifer. Kondisi seperti itu akan menghasilkan limbah organik berupa amonia dan nitrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kandungan amonia dan nitrit pada pemeliharaan larva udang L. vannamei dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Kandungan amonia dengan perlakuan pakan Chaetoceros sp. maupun Skeletonema costatum menunjukkan hasil yang berbeda, namun masing-masing masih di bawah kadar maksimun untuk pemeliharaan hewan akuatik 0,5 mg/L. Kandungan nitrit pada perlakuan pakan Chaetoceros sp. memiliki nilai yang lebih rendah yaitu 0,010—0,179 mg/L dibandingkan dengan perlakuan pakan Skeletonema costatum yang memiliki nilai yang melewati kadar maksimum yaitu 0,01—0,05 mg/L. Kisaran nilainya yaitu 0,016—0,219 mg/L untuk pemeliharaan larva udang vannamei.

KATA KUNCI: mineralisasi, toksin, L. vannamei




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/blta.6.1.2007.29-33


Creative Commons License
Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
P-ISSN: 1412-9574
E-ISSN: 2541-2442

google scholar