Ekowisata Terintegrasi Situs Kapal Tenggelam di Tidore Kepulauan, Maluku Utara

Guntur Adhi Rahmawan, Nia Naelul Hasanah Ridwan, Ulung Jantama Wisha, Ilham Ilham, Wisnu Arya Gemilang, Fitria Wahyu Andriani, Agus Sudaryadi, Irwansyah Irwansyah

Abstract


Kota Tidore Kepulauan mempunyai sejarah penting dibuktikan dengan adanya peninggalan historis dan arkeologis di darat maupun di bawah air. Ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam dapat dikembangkan dengan konsep wisata sejarah maritim dan arkelogi bawah air yang bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan perairan, memperhatikan keutuhan budaya setempat, dan memberi manfaat secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keberadaan situs kapal tenggelam beserta Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang dikandungnya, inventarisasi tempat bersejarah di Tidore, serta menilai kesesuaian lingkungan perairan untuk pengembangan ekowisata terintegrasi situs kapal tenggelam di Tidore. Survei arkeologi maritim dilakukan melalui penyelaman SCUBA untuk observasi situs dan mencari BMKT, pemetaan batimetri, dan observasi biota laut. Analisis artefaktual dilakukan untuk mengetahui jenis, umur, tempat asal artefak, dan konteks sejarah maritim. Analisis spasial untuk melihat posisi keletakan situs bawah air di antara tempat bersejarah dilakukan untuk pengembangan Heritage-Trail. Penilaian kualitas air disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VIII. Berdasarkan hasil survei, ditemukan 2 (dua) situs bawah air yaitu Soasio di kedalaman 10-20m dan Tongowai di kedalaman 38-42m dengan temuan artefak keramik China masa Dinasti Ming abad 16 Masehi, guci gerabah yang diduga produksi Singburi, Thailand, dan meriam Portugis produksi Macao. Nilai parameter kualitas perairan situs sesuai dengan standar baku mutu perairan untuk wisata bahari dan biota laut. Temuan situs dan BMKT di Soasio dan Tongowai memperkuat bukti pentingnya Tidore di Jalur Rempah dan Sutra Laut dan dapat dimanfaatkan untuk ekowisata sejarah situs kapal tenggelam yang terintegrasi dengan lingkungan perairannya dan juga dengan destinasi wisata sejarah lainnya di Tidore Kepulauan.

Keywords


Arkeologi Maritim; Situs Kapal Tenggelam; BMKT; Ekowisata Terintegrasi; Tidore

Full Text:

PDF

References


Adhityatama, S. (2012). Pemodelan Jalur Aktivitas Penyelaman di Situs USAT Liberty, Tulamben, Bali. Skripsi. Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya:Universitas Gadjah Mada.

Adhiyatman., & Sumarah. (2000). Keramik Cina Zhangzau (Swatow) Abad 16-17 Yang Ditemukan Di Indonesia. Dalam Proceeding International Symposium for Japanese Ceramics of Archaeological Site In South-East Asia: The Maritime Relationship 0n 17th Century. Jakarta: Pusat Arkeologi dan Japan Foundation. Halaman 53-68.

Akbar, N., Ismail, F., & Paembonan, R. E. (2018). Struktur Komunitas Ikan Karang di Perairan Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan. Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 1(1), 1-14.

Ardiwidjaja, R. (2017). Pelestarian Tinggalan Budaya Bawah Air: Pemanfaatan Kapal Karam sebagai Daya Tarik Wisata Selam. Amerta, 35(2), 133-148.

Ariadi, A. P., Prayitno, B., & Wihardyanto, D. (2018). Analisis Produk Wisata Situs-Situs Bawah Air Sebagai Salah Satu Wisata Minat Khusus di Taman Nasional Karimunjawa. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 5(1), 45. DOI:10.26418/lantang.v5i1.25445

Armita, D. (2011). Analisis Perbandingan Kualitas Air di Daerah Budidaya Rumput Laut dengan Daerah Tidak Ada Budidaya Rumput Laut, Dusun Malelaya, Kabupaten Takalar. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan. Jurusan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makasar.

Bataviani, R. (2012). “Kegiatan Kemaritiman dan Perdagangan Ternate dan Tidore 1512-1652”. Diakses pada 29 Juni 2018. Dari http://www.academia.edu/27298290/Kegiatan_Kemaritiman_dan_Perdagangan_Ternate_dan_Tidore_1512_-_1652.

Folasimo, D. H., Warouw, F., & Takumansang, E. D. (2017). Amfiteater dan Konser Hal di Pulau Tidore. Disertasi. Universitas Sam Ratulangi.

Gamtohe, F., Poli, H., & Rengkung, M. M. (2019). Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana dalam Pengembangan Kawasan Wisata Bahari di Pulau Maitara Kota Tidore Kepulauan. Spasial, 6(3), 581-590.

Megawati, C., Yusuf, M., & Maslukah, L. (2014). Sebaran Kualitas Perairan Ditinjau dari Zat Hara, Oksigen Terlarut dan pH di Perairan Selat Bali Bagian Selatan. Journal of Oceanography, 3(2), 142-150.

Nontji, A. (2018). “Pengelilingan Dunia yang Pertama: Magellan Atau Panglima Awang?”. Diakses pada 29 Juni 2018. http://oseanografi.lipi.go.id/datakolom/45%20Magellan.pdf

Orton, C. R. (1980). Mathematics in Archaeology. Cambridge: The University Press.

Prasetyo, K. A., Prakoso, L. Y., & Sianturi, D. (2021). Strategi Pertahanan Laut Pemerintah Indonesia dalam Menjaga Keamanan Maritim. Strategi Pertahanan Laut, 5(1), 31-50.

Purnawibowo, S., & Hendrawan, M. F. (2019). “Guci dan Tempayan Koleksi Museum Linggam Cahya Dalam Konteks Produksi Gambir dan Perdagangan Maritim”. Dalam Buku Budaya Maritim Nusantara Dalam Perspektif Arkeologi. Editor Lucas P. Koestoro. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Balai Arkeologi Sumatera Utara. Halaman 108 – 120.

Purnawibowo, S., & Restiyadi, A. (2019). Laporan Penelitian Identifikasi Koleksi Keramologika Museum Linggam Cahya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara. Tidak dipublikasikan.

Rangkuti, N., Pojoh, I., Harkantiningsih, R. (2008). Buku Panduan Analisis Keramik. Jakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Rizaldy, M. F. G, Suryawan, I. B. (2019). Studi Daya Dukung Fisik Wisata Bahari USAT Liberty Wreck di Desa Tulamben Bali. Jurnal Destinasi Pariwisata, 7(1), 163-167.

Ross, S., & Wall, G. (1999). Ecotourism: towards congruence between theory and practice, Tourism Management, 20(1), 123-132.

Sosmiarti, S., & Fahlefi, U. A. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Soasio melalui Program Paket Wisata dan Rumah Budaya sebagai Pusat Kesultanan Tidore. Buletin Ilmiah Nagari Membangun, 2(2), 94-108.

Wisha, U. J., & Heriati, A. (2016). Analisis Julat Pasang Surut (Tidal Range) dan Pengaruhnya Terhadap Sebaran Total Sedimen Tersuspensi (TSS) di Perairan Teluk Pare. Jurnal Kelautan. 9(1), 23-31.

Wisha, U. J., Gemilang, W. A., Rahmawan, G. A., & Kusumah, G. (2017). Pola Sebaran Sedimen Dasar Berdasarkan Karakteristik Morfologi dan Hidro-Oseanografi Menggunakan Model Interpolasi dan Simulasi Numerik di Perairan Utara Pulau Simeuluecut. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 10(1), 29-40.

Wulandary, S. Y., Yusuf, M., & Muslim. (2014). Kajian Konsentrasi dan Sebaran Parameter Kualitas Air di Perairan Pantai Genuk, Semarang. Bull. Ose. Mar. 3(1), 9-19.

Yusmaini, E. (2012-2013). Panduan Pengenalan Keramik. Modul khusus pembelajaran keramik. Jakarta: Pusat Arkeologi Nasional. Tidak diterbitkan.

Zulfari, M. Hasbiansyah. (2015). Kapal Karam USAT Liberty Bali: Pilot Projek Underwater Museum di Indonesia. Yogyakarta: Progam Kreativitas Mahasiswa




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v16i3.10189

Copyright (c) 2021 Guntur adhi rahmawan, ulung jantama wisha, nia naelul hasanah, fitria wahyu andriani, dwieke putri wulandari


Creative Commons License

Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767Xe-ISSN 2615-4579)

Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

View My Stats

Index by