KAJIAN KONSEP FISHING ECOPORT UNTUK PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN DI INDONESIA
Abstract
Mempertahankan mutu produk perikanan adalah hal yang urgent harus dilakukan terkait adanya beberapa kasus penolakan produk ekspor perikanan Indonesia oleh beberapa negara tujuan ekspor seperti Jepang, Uni Eropa dan USA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan bahwa keamanan pangan harus dijamin sepanjang rantai produksi berlangsung untuk tetap terus meningkatkan kualitas produk perikanan. Oleh karena itu, KKP perlu mengoptimalkan fungsi pelabuhan perikanan yang merupakan ujung tombak dan prime mover dalam kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Salah satu konsep yang akan diterapkan oleh KKP adalah fishing ecoport yang mengadop konsep negara-negara Uni Eropa dalam pengelolaan lingkungan pelabuhan untuk peningkatan produksi perikanan yang bermutu dengan berpegang pada prinsip biosecurity dan tracebility produk yang dihasilkan. Pelabuhan perikanan yang menjadi kawasan percontohan penerapan konsep fishing ecoport ini adalah Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anastasopoulos, D., Kolios, S. & Stylios, C. (2011). How will greek ports become green ports?. Geo-Eco-marina, 17/2011.
BKIPM. (2011). Rencana Strategis BKIPM 2011-2014. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Curkovic, S., & Sroufe, R. (2011). Using ISO 14001 to promote a sustainable supply chain strategy. Business Strategy and the Environment, 20, 71–93. DOI: 10.1002/bse.671.
Darbra, R. M., Ronza, A., Stojanovic, T.A., Wooldridge, C., & Casal, J. (2005). A procedure for identifying significant environmental aspects in sea ports. Marine Pollution Bulletin, 50, 866–874. PMid:15946703.
EcoPorts. (2006). The Top‐10 Port Environmental Issues. EcoPorts: Brussels. Available at: http://www.ecoports.com/page.ocl?pageid=127.
EcoPorts. (2010). Tool 4: Port Environmental Review System (PERS). EcoPorts: Brussels. Available at: http://www.ecoports.com/page.ocl?pageid=30.
ESPO (European Sea Ports Organisation). (2003). Environmental Code of Practice. ESPO: Brussels. http://www.espo.be/downloads/archive/85817e87‐5a24‐4c43‐b570‐146cb7f36b68.pdf.
Geoecomar. (2012). Project Ecoport 8: Enviromental Management of Transborder Corridor Ports Code SEE/A/218/2.2/X.
Haskoning, R. (2009). Green Ports. Available at: http://www.royalhaskoning.co.uk.
Nikijuluw, V. P. H. (2002). Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama P3R dengan PT. Pustaka Cidesindo.
P2HP KKP. (2012). Statistik Ekspor Hasil Perikanan 2011. Buku 1. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP). Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pusdatin KKP. (2011). Data Pokok Kelautan dan Perikanan Periode s.d. Oktober 2011. Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekretariat Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pusdatin KKPa. (2012). Siaran Pers: Pacu Ekspor, KKP Tingkatkan Mutu dan Keamanan Produk Perikanan. No. B.128/PDSI/HM.301/IX/2012. http://www/kkp/go/id/index.php/arsip/c/8231/PACU-EKSPOR-KKP-TINGKATKAN-MUTU-DANKEAMANAN-PRODUK-PERIKANAN/?category_id=
Pusdatin KKPb. (2012). Siaran Pers: Indonesia Norwegia Perluas Kerjasama Bilateral. No.B.156/PDSI/HM.310/XI/2012. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/8371/INDONESIA-NORWEGIA-PERLUAS-KERJA-SAMA-BILATERAL/?category_id=34Pemerintah
UNESCAP (United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific). (2009). Environmental impacts of port development. United Nations: Bangkok. http://www.unescap.org/ttdw/Publications/TFS_pubs/ Pub_1234/pub_1234_ch2.pdf.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v9i3.6213
Copyright (c) 2017 Jurnal Kelautan Nasional
Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579)
Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Index by