TEKNOLOGI BUOY UNTUK OBSERVASI IN-SITU PERAIRAN SEKITAR RUMPON

Handy Chandra

Abstract


Aplikasi pemanfaatan buoy PLUTO sudah berhasil diujikan di perairan budidaya rumput laut (Wakatobi) tahun 2010, tambak (Pekalongan), muara pelabuhan perikanan Pekalongan dan keramba jaring apung Tuna di Wakatobi (2013). Pada tulisan ini dilakukan kajian secara teknis dan teoritis untuk ditempatkan di perairan sekitar rumpon. Paper ini mencoba menilai aspek teknologi observasi in-situ dengan memanfaatkan buoy untuk memahami relasi penangkapan ikan di sekitar rumpon dengan parameter lingkungan perairan. Menurut literatur kajian ini masih jarang dilakukan dan mungkin belum pernah dilakukan, khususnya untuk pemantauan perairan sekitar rumpon dengan data secara menerus. Hasilnya adalah buoy perlu dilengkapi dengan sensor suhu, salinitas, oksigen terlarut, keasaman, klorofil-a, dan arus. Pemasangan pada rumpon cukup diikat saja, dan tidak mengubah perilaku dan kebiasaan nelayan dalam memasang rumpon.


Keywords


rumpon, suhu, salinitas, oksigen terlarut, keasaman, dan klorofil-a.

Full Text:

PDF

References


Baskoro, MS, Taurusman AA, & Sudirman. (2011). Tingkah laku ikan, hubungannya dengan ilmu dan teknologi perikanan tangkap. Bandung: CV. Luubuk Agung.

Chandra, H. (2012). Perekayasaan buoy pluto untuk memantau kualitas perairan budidaya rumput laut di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Jurnal Kelautan Nasional, 7(3), 166-174.

Dempster, T., & Taquet, M. (2004). Fish aggregating device (FAD) research: gaps in current knowledge and future directions for ecological studies. Reviews in Fish Biology and Fisheries, 14(1), 21-42.

Gates, P., Cusack, P., & Watt, P. (1996). South Pacific Commision fish aggregating device (fad) manual. Volume II, rigging deep-water fad moorings. Copyright South Pacific Commision 1996, Noumea, New Caledonia.

Doray, M., Petitgas, P., Nelson L., Mahévas S., Josse E., & Reynal L. (2009). The Influence of the environment on the variability of monthly tuna biomass aroung a moored, fish aggregating device. ICES Journal of Marine Science, 66(6): 1410-1416.

Gordon, A. L. (2005). Oceanography of the Indonesian seas and their throughflow. Oceanography, 18(4), 14-27.

Josse, E., Dagorn, L., & Bertrand, A. (2000). Typology and behaviour of tuna aggregations around fish agregating devices from acoustic surveys in French Polynesia. Aquatic Living Resources Journal, 13, 183-192.

Lagerloef, GSE. (2009). Satellite remote sensing: salinity measurement. In J. H. Steele, S. A. Thorpe, & K. K. Turekian (Eds.), Measurement Techniques, Platforms and Sensors. A derivative of encyclopedia of ocean sciences (2nd ed.). Academic Press, Elsevier Ltd.

Mbay, LON., & Rahmania, R. (2010). Pembuatan buoy pantai untuk mendukung kegiatan perikanan budidaya di Kepulauan Seribu. Jurnal Kelautan Nasional, 5(3), 175-187.

McClain, CR. (2009). Satellite Remote Sensing: Ocean Colour. In J. H. Steele, S. A. Thorpe, & K. K. Turekian (Eds.), Measurement Techniques, Platforms and Sensors. A derivative of encyclopedia of ocean sciences (2nd ed.). Academic Press, Elsevier Ltd.

Minnett, PJ. (2009). Satellite remote sensing of sea surface temperatures. In J. H. Steele, S. A. Thorpe, & K. K. Turekian (Eds.), Measurement Techniques, Platforms and Sensors. A derivative of encyclopedia of ocean sciences (2nd ed.). Academic Press, Elsevier Ltd.

Musbir. (2009). Hubungan antara variabel oseanografi dengan penangkapan ikan pelagis pada area rumpon di perairan Laut Flores, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar ISOI 2009.

Pandoe, W., & Djamaluddin, R. (2009). The Indonesian Tsunami Buoy Development Program. Prosiding Seminar ISOI 2009.

Purbayanto, A., Riyanto, M., & Fitri, ADP. (2010). Fisiologi dan tingkah laku ikan pada perikanan tangkap. Bogor, Indonesia: PT. Penerbit IPB Press, Kampus IPB Taman Kencana.

Sidabutar, T. (2012). Kajian eutrofikasi dan “harmful algal blooms” di Perairan Teluk Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 13-14 November 2012, STP, Jakarta. Hal 481-490.

Simbolon, D., Silvia, & Wahyuningrum, PI. (2013). Pendugaan thermal front dan upwelling sebagai indikator daerah potensial penangkapan ikan di perairan Mentawai. Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut, 4(1), 85-95. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tadjuddah, M., Wiryawan, B., Purbayanto, A., & Wiyono, ES. (2013). Parameter biologi ikan kerapu (epinephelus sp.) Hasil tangkapan di perairan Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Indonesia. Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut, 4 (1), 11-21.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v8i3.6229

Copyright (c) 2017 Jurnal Kelautan Nasional


Creative Commons License

Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767Xe-ISSN 2615-4579)

Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

View My Stats

Index by