Pengaruh Kualitas Perairan Terhadap Distribusi Vertikal Plankton di Samudera Hindia Bagian Selatan Indonesia

Mega Oceanna, Agustin Rustam, Eva Mustikasari, Aida Heriati

Abstract


Perairan selatan Indonesia memiliki kondisi batimetri yang unik, begitu pula dengan kondisi kualitas perairan di dalamnya yang selanjutnya akan mempengaruhi biota perairan. Penelitian dilakukan pada April 2008 dengan menempatkan 4 titik stasiun, dari mulai Selat Sunda hingga menuju ke Pameungpeuk Garut yang merupakan daerah Samudera Hindia. Pengamatan terhadap kualitas air dilakukan dengan menggunakan Conductivity Temperature Depth (CTD), sedangkan pengamatan plankton dilakukan dengan sampling plankton menggunakan Rosette Sampler. Profil suhu dan salinitas menunjukkan adanya perubahan nilai pada kedalaman sekitar 75 m. Plankton yang paling banyak ditemukan adalah genus Chaetoceros. Kelimpahan fitoplankton tertinggi adalah 6.825 ind/L yang terjadi pada kedalaman 50 m di stasiun 5 dan kelimpahan zooplankton tertinggi adalah 1.708 ind/L yang terjadi pada kedalaman 50 m di stasiun 3. Sebaran horizontal menunjukkan semakin dekat daratan, suhu bernilai tinggi dan salinitas bernilai rendah.


Keywords


plankton; kualitas air; samudera hindia; kedalaman; suhu; salinitas

Full Text:

PDF

References


Amri, K., Priatna, A., & Suprapto. (2014). Karakteristik oseanografi dan kelimpahan plankton di Perairan Selat Sunda pada musim timur. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 6(1), 11 – 20.

Arinardi, O. H., Trimaningsih, S. H., & Asnaryanti, E. (1996). Kisaran kelimpahan dan komposisi plankton predominan di Perairan Kawasan Tengah Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta.

Aziz, M., Hidayanto, E., & Lestari, D. D. (2015). Penentuan Aktivitas 60Co dan 137Cs pada Sampel Unknown dengan Menggunakan Detektor HPGe. Youngster Physic Journal, 4(1): 189-196.

Afif, A., Widianingsih, & Hartati, R. (2014). Komposisi dan kelimpahan plankton di Perairan Pulau Gusung Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Journal of Marine Research, 3(3), 324 – 331.

Kalangi, P. N. I., Madangi, A., Masengi, K. W. A., Luasunaung, A., Pangalila, F. P. T., & Iwaka, M. (2013). Sebaran suhu dan salinitas di Teluk Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 9(2), 71-75.

Khasanah, R. I., Sartimbul, A., & Herawati, E. Y. (2013). Kelimpahan dan keanekaragaman plankton di Selat Bali. Jurnal Ilmu Kelautan, 18(4), 193-202.

Kusmanto, E., Hasanudin, M., & Setyawan, W. B. (2016). Amplifikasi Pasang Surut dan Dampaknya terhadap Perairan Pesisir Probolinggo. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 1(3), 69–80.

Moniharapon, D., Jaya, I., Manik, H., Pujiyati, S., Hestirianoto, T., & Syahailatua, A. (2014). Migrasi vertikal zooplankton di Laut Banda. Jurnal Kelautan Nasional, 9(3), 143 – 151.

Munthe, Y. V., Aryawati, R., & Isnaini. (2012). Struktur komunitas dan sebaran fitoplankton di Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. 4(1), 122-130.

Nontji, A. (1987). Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.

Novia, R., Adnan., & Ritonga, I. R. (2016). Hubungan parameter fisika-kimia perairan dengan kelimpahan plankton di Samudra Hindia bagian barat daya. Jurnal Depik, 5(2), 67 – 76.

Nurfadillah, Damar, A., & Adiwilaga, E. M. (2012). Komunitas fitoplankton di perairan Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Depik, 1(2), 93-98.

Odum. (1996). Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Parson, T. R., Takashi, M., & Hargrave, B. (1977). Biological Oceanography Process. Second Edition. Pergamon Press, New York.

Prawiradilaga, D. M., Suyanto, A., Noerdjito, W. A., Salim, A., Purwaningsih, S., Rachmatika., Susiarti, I. & Shidiq, A. M. (2003). Final Report on Biodiversity of Tesso Nilo. Research Center for Biologi – LIPI and WWF Indonesia, Jakarta.

Santhanam, P., & Perumal, P. (2012). Effect of temperature, salinity, and algal food concentration on production density, growth, and survival of marine Copepod Oithona rigida. Indian Journal of Marine Geo-Sciences, 41(4), 369-376.

Scott, S. (2015). Chaetoceros. Diakses pada 16 Januari 2-19. https://sites.evergreen.edu/vms/species-name-and-genus-sas/

Siregar, L. L., Hutabarat, S., & Muskananfola, M. R. (2014). Distribusi fitoplankton berdasarkan waktu dan kedalaman yang berbeda di Perairan Pulau Menjangan Kecil Karimunjawa. Diponegoro Journal of Maquares, 3(4), 9-14.

Supono. (2009). Analisis Diatom Epipelic Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Tambak Untuk Budidaya Udang. Master Thesis. Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Wahyono, I. B. (2013). Survei kelautan di perairan Samudra Hindia Selatan Jawa Barat. Jurnal Teknologi Pengolahan Limbah, 18(2), 25-30.

Wang, Y., Jiang, H., Jin, J., Zhang, X., Lu, X., & Wang, Y. (2015). Spatial-temporal variations of chlorophyll-a in the adjacent sea area of the Yangtze River Estuary influenced by Yangtze River. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(5), 5420-5438.

Zulfiandi, Zainuri, M., & Widowati, I. (2014). Kajian distribusi sebaran fitoplankton dan zooplankton di perairan dan estuaria banjir kanal barat Kota Semarang Jawa Tengah. Seminar Nasional Kelautan: “Kemandirian dalam Rekayasa Teknologi Kelautan dan Pengelolaan Sumberdaya Laut”.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v16i2.8266

Copyright (c) 2021 Jurnal Kelautan Nasional


Creative Commons License

Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767Xe-ISSN 2615-4579)

Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan

View My Stats

Index by