Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Pandansari, Brebes, Jawa Tengah
Abstract
Hutan mangrove memiliki keanekaragaman biota yang hidup di dalamnya, sehingga hutan mangrove dapat dimanfatkan untuk tujuan pendidikan dan ekowisata. Riset ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi vegetasi mangrove dan makrozoobenthos, serta keterkaitan antara kerapatan mangrove dan kelimpahan makrozoobenthos. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode survey dengan empat stasiun pengamatan, yaitu tiga stasiun dalam hutan mangrove pada kerapatan berbeda dan satu stasiun yang tidak ditumbuhi mangrove. Pengambilan data menggunakan metoda transek kuadran. Berdasarkan hasil pengamatan, komposisi mangrove di kawasan ekowisata, adalah mangrove alami dan hasil rehabilitasi, terdiri dari species Rhizophora stylosa (60,78%) dan Avicennia marina (29,22%), dengan nilai kerapatan mangrove 667 ind/ha - 2733 ind/ha sehingga termasuk dalam kriteria kondisi baik. Hasil identifikasi makrozoobenthos, terdapat 16 species terdiri dari: kelas Gastropoda 10 species, kelas Bivalvia 3 species, kelas Crustacea 2 species, Ordo Polychaeta 1 species. Kelimpahan makrozoobenthos dalam hutan mangrove berkisar 72 ind/m2 – 178 ind/ m2 dan indeks keanekaragaman 1,87 - 2,82, yang termasuk katagori keanekeragaman sedang, Hubungan kerapatan vegetasi mangrove dengan kelimpahan makrozoobenthos termasuk kategori hubungan yang sangat kuat (nilai korelasi 0,93).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arief, A. M. P. (2003). Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta.
Adamy, K. M. T. (2009). Asosiasi Komunitas Pelecyphoda dan Mangrove di Wilayah Pesisir Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten (Skripsi). Bogor: Program Sarjana Insitut Pertanian Bogor. 72 hal.
Avianto, I., Sulistiono., & Setyobudiaandi, I. (2013). Karakteristik habitat dan potensi kepiting bakau (Scylla serrata, S.transquaberica, dan S. olivacea) di hutan mangrove Cibako, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Bonorowo Wetlands, 3(2), 55-72.
Arbi, U. Y. (2011). Struktur Komunitas Moluska di Padang Lamun Perairan Pulau Talise, Sulawesi Utara. Jurnal Oseaonologi dan Limnologi di Indonesia, 37, 71-89.
Bengen, D. G. (2004). Pedoman teknis: Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. PKSPL-IPB. Bogor.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius (IKAPI). Yogyakarta. 258 hlm.
Firman, A. (2006). Hubungan Kerapatan Vegetasi Mangrove dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Kawasan Mangrove Cijulang Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Skripsi). Program Sarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Iswanti, S., Ngabekti, S., & Martuti, N. K. T. (2012). Distribusi dan Keanekaragamann Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa Weleri Kabupaten Kendal. Jurnal of Life Science, 1(2), 86-93.
Fahmi. (2001). Reproduksi ikan laut tropis. Jurnal oseana, 16(2), 17-24.
Hartoni., & Agussalim, A. (2013). Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Journal Maspari, 5(1), 6-15.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2004). Standar baku mutu air laut untuk biota laut. Keputusan Menteri KLH. No. 51/2004. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.
Lacerda, L. D., Ittekkot, V., & Patchineelam, S. R. (1995). Biogeo-chemistry of mangrove soil organic matter: a comparison between Rhizophora and Avicennia soils in south-eastern Brazil. Estuarine, Coastal and Shelf Science 40, pp. 713–720.
Maghfirah., Emiyarti., & Haya, L. O. M. Y. (2014). Karakteristik Sedimen dan Hubungannya dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Sungai Tahi Ite Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Jurnal Mina Laut Indonesia, 4(4), 117-131.
Marpaung, A. A. F., Yasir, I., & Ukas, M. (2014). Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Ekosistem Mangrove Silvofishery dan Mangrove Alami Di Kawasan Ekowisata Pantai Boe, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jurnal Bonorowo Wetland, 4(1), 1-11.
Montagna, P. A., Bauer, J. E., Hardin, D., & Spies, R. B. (1989). Vertical Distribution Of Microbial and Meiofaunal Populations in Sediments of a Natural Coastal Hydrocarbon Seep. Journal of Marine Research, 47(3), 657-680. DOI:10.1357/002224089785076226
Nirarita, C. E. (1996). Ekosistem Lahan Basah Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme, Bogor.
Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa : H. M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo dan Sukardjo. PT Gramedia. Jakarta. 459 hlm Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi : Fundamental of Ecology. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 697 hlm.
Silaen, I. F., Hendrarto, B., & Nitisupardjo, M. (2013). Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda Pada Hutan Mangrove Teluk Awur Jepara. Journal of Management of Aquatic Resources, 2(3), 93-103. DOI:10.14710/marj.v2i3.4187
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatuif dan R&D. CV Alfabeta. Bandung. 334 hlm.
Yanto, R., Pratomo, A., & Irawan, H. (2016). Keanekaragaman Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Pantai Masiran Kabupaten Bintan. Repository UMRAH. 1-10.
Wahyuni, S., Purnama, A. A., & Afifah, N. (2015). Jenis-Jenis Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) Pada Ekosistem Mangrove Di Desa Dedap Kecamatan Tasikputripuyu Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. (Skripsi) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkn.v17i1.8615
Copyright (c) 2022 shindu fathoni hamzah
Copyright of Jurnal Kelautan Nasional (p-ISSN 1907-767X, e-ISSN 2615-4579)
Pusat Riset Kelautan
Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Index by