KAJIAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN BUDIDAYA IKAN SIDAT (Anguilla bicolor)

Lies Emmawati Hadhie, Endhay Kusnendar, Kusdiarti Kusdiarti

Abstract


Komoditas ikan sidat memiliki keunggulan kompetitif yang berpeluang besar dalam berkompetisi di pasar internasional. Namun permasalahan yang krusial mendominasi upaya pengembangan teknologi budidaya sidat. Keterbatasan data dan informasi terkait dengan ketersediaan glass eel di alam, teknologi pendederan I untuk menghasilkan elver merupakan masalah krusial yang belum dapat diatasi. Selain hal itu kualitas ikan sidat hasil budidaya sebagian besar belum memenuhi standar kualitas yang dikehendaki konsumen. Perdagangan glass eel ikan sidat secara ilegal untuk di ekspor juga mempercepat tekurasnya sumberdayanya dialam. Regulasi tingkat internasional, nasional dan kabupaten sehubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sidat telah di formalkan secara jelas. Namun implementasi regulasi dari Pemerintah Pusat maupun Daerah masih belum optimal. Hasil analisis SWOT menunjukkan beberapa strategi yang dapat di kombinasikan dalam pengelolaan budidaya ikan sidat. Opsi rekomendasi kebijakan jangka pendek yang dikemukakan dari hasil kajian yaitu: 1). Peningkatan efisiensi teknologi budidaya ikan sidat perlu di optimalkan melalui riset terintegrasi; 2). Urgensi inovasi teknologi reproduksi ikan sidat mendesak untuk segera dimulai oleh Lembaga Riset Nasional; 3). Pola kemitraan inti-plasma antara perusahaan swasta dan pembudidaya skala kecil perlu di fasilitasi; 4). Keunggulan kompetitif ikan sidat dalam bentuk beku yang dapat di tingkatkan sebagai komoditas ekspor andalan. 

The eel commodities have a competitive advantage that is a great opportunity to compete internationally. However, the crucial problems dominate the development efforts of eel culture technology. Limitation data and information related to the availability of glass eel in nature, the technology of the first nursery to produce elver is a crucial problem that can not be overcome. Besides, the quality of the eel cultivation result does not meet with standard consumers. Trading glass eel illegally for export also accelerate the drain of natural resources. International, national, and county-level regulation in connection with the management and utilization of the eel has been formalized. But the regulatory implementation of both central and regional government is still not optimal. The SWOT analysis result showed some strategies that can be combined to manage eel culture. The short-term policy recommendation option suggested from the study this result is : 1). The improvement of efficiency of eel culture technologies needs to be optimized through integrated research; 2). The urgency of innovation of eel reproductive technology is important to start immediately by the National Research Institute; 3). The pattern of a core partnership between private companies and small-scale cultivator needs to be facilitated; 4). The competitive advantage of eel in frozen form can be improved as a mainstay export commodity.


Keywords


Budidaya sidat; elver; glass eel; kebijakan; regulasi

Full Text:

PDF

References


Affandi, R., Budiardi, T., Wahju, R.I., & Taurusman, A.A. (2013). Pemeliharaan Ikan Sidat dengan Sistem Beresirkulasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 18 (1), 55 – 60.

Adam, L., & Surya, T.A. (2013). Kebijakan Perikanan Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. 4 (2), 195 – 211.

Ahmad K. (2016). Karakter Morfometrik Ikan Sidat di Beberapa Perairan Pulau Halmahera, Maluku Utara. Jurnal Techno. 05(1), 8 – 14.

Andriyanto, S., Kusnendar, E., Hadie, L.E., & Putri, A.W.M. (2019). Pengaruh Pemberian Probiotik Terhadap Kelangsungan Hidup dan Respon Imun Ikan Sidat (Anguilla bicolor). (189 – 194). Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Penyuluhan. Bogor.

Arai, T., Chino, N., & Zulkifli, S.Z., & Ismail A. (2011). Age at maturation of a tropical eel (Anguilla bicolor bicolor) in peninsular Malaysia. Malays. Appl. Biol. 40(1), 51 - 54.

Diskominfosandi. (2019). Konsultasi Publik Penetapan Status Perlindungan Terbatas.Ikan Sidat.https://www.posokab.go.id

Estherhuizen. (2006). Measuring and Analysing Competitiviness in the Agribussines Sector: Methodological and and Analytical Frame Work. University of Petroria. Petroria.

FAO (2020). The State of World Fisheries and Aquaculture. Sustainability in Action. Rome. https://doi.org/104060/ca9229en

Fanani A. (2018). Pertama di Jatim, Banyuwangi bangun Kampung Sidat. https://news.detik.com/berita-jawa-timur, diakses tgl. 10 Maret 2021.

Fahmi, M.R., Pouyaud, L., & Berrebi, P. (2012). Distribution of Tropical Eel Genus Anguilla In Indonesia Based On Semi Multiplex PCR. Indonesian Aquaculture Journal. 7 (2), 139 – 148.

Garnawansah, G., Suryaningtyas, E.W., & Khumaidi, A. (2017). Peningkatan Produktivitas Ikan Sidat (Anguilla sp.) dengan Sistem Polikultur. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan. 8(1), 44-49.

Haryono & Dewantoro, G. (2016). Pemetaan Habitat Ruaya Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) dan Potensinya di Pantai Selatan Jawa. Omni-Akuatika. 12(3), 47 – 58.DOI:10.20884/1.oa.2016.12.3.123

Hadie, L.E., Kusnendar, E., & Andrianto, S. (2019a). Evaluasi Pertumbuhan Ikan Sidat (Anguilla bicolor) di Kolam Terpal. (p.97 - 102). Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Penyuluhan. Bogor

Hadie, L.E., & Kusnendar, E. (2019b). Management Strategy for Sustainability Eel Farming. (5 p). IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. 535 (2020). 012053.

Indrawati, A., Anggoro, S., & Suradi, W.S. (2016). Pemetaan Potensi Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) pada perairan Sungai di kabupaten Purworejo. (p. 669–679). Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan.Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

JDIH Kabupaten Sukabumi. (2018). Produk hokum Tahun 2018 Kategori Peraturan bupati Sukabumi. https://jdih.sukabumikab.go.id.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2015). Rancangan Aksi Nasional (RAN) Konservasi Periode I: 2016 – 2020. (51 p). Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati. Direktorat Jendeal Pengelolaan Ruang Laut. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Perdagangan. (2012). Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.44/M- DAG/PER/7/2012 tentang Barang Dilarang Ekspor. http://jdih.kemendag.go.id

Kusnendar, E., Hadie, L.E., Kusdiarti, Insan, I., & Andrianto, S. (2018). Kajian Teknologi Budidaya Sidat di Cilacap. (24 p). Pusat Riset Perikanan. Badan Riset dan Sumber daya Manusia. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kusnendar, E., Nugroho, E., Hadie, L.E., Kusdiarti, Priono, B., & Putri, A.W.M. (2019). Kajian Kebijakan Pengembangan Budidaya Ikan Sidat dan Belida. (27 p). Pusat Riset Perikanan. Badan Riset dan Sumber daya Manusia. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kusnendar, E., Nugroho, E., Hadie, L.E., Kusdiarti., Priono, B., Putri, A.W.M. (2020). Kajian Model Penerapan dan Pengembangan Teknologi Budidaya Sidat di Masyarakat. (59 p). Pusat Riset Perikanan. Badan Riset dan Sumber daya Manusia. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Mahi, I.I. (2019). Pengembangan Usaha Perikanan Benih Ikan Sidat (Glass Eel) di Muara Sungai Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Maris, M. (2018). Produksi 100 ton per tahun, Banyuwangi jadi penghasil sidat atau unagi terbaik di Indonesia. https://www.liputan.com, diakses tgl. 30 Maret 2021.

Muhammad, H. (2020). Wamenkeu Tinjau Eksportir Sidat Penerima Fasilitas Bea Cukai. https:// www.republika.co.id, di akses tgl. 5 April 2021.

Nijmen, V. (2015). CITES- listing. EU Eel trade bans and the increase of export of tropical eel out of Indonesia. Marine Policy 58, 36 – 41. DOI:10.1016/j.marpol.2015.04.006

Noor, A.Y.M., & Abidin, Z. (2019). Daya Saing Ikan Sidat (Anguilla sp) Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal Ekonomi dan Sosial Perikanan dan Kelautan 07(01), 44–58. DOI:10.21776/ub.ecsofim

Pusdataru. (2018). Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap No. 9 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cilacap. https://pusdataru.jatengprov.go.id.

Rangkuti, F. (2008). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. (143-155). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Scabra, A.R., & Budidardi, T. (2019). Respon Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Terhadap Media Dengan Salinitas Berbeda. Jurnal Perikanan. 9 (2), 180-187.https://doi.org/10.29303/jp.v9i2.167.

Sudaryono A, Putro SP, Suminto. (2014). Tinjauan Potensi Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Budidaya Sidat. Aquacultura Indonesia. 15(1), 43-47.

Suhana (2019). Menjaga Keberlanjutan Ekonomi Sidat Indonesia. https://suhana.web.id/2019/10/21/menjaga-keberlanjutan-ekonomi-sidat- indonesia/?share=linkedin.

Watupongoh, N.N.J., & Krismono. (2015). Kebijakan Tentang Integrasi Aktivitas Penangkapan dengan Pembudidayaan untuk Keberlanjutan Sumber daya Ikan Sidat (Anguilla spp.) di DAS Poso. J.Kebijak.Perikan.Ind. 7(1), 37 – 44.

WWF-Indonesia. (2018). Penangkapan benih ikan sidat. Cara Penangkapan dan Pasca Tangkap. (30 pp). Better Managemnet Practices. Seri Panduan Perikanan -Tangkap. Edisi 1.

Yonvitner, Setyobudiandi, I., Apriansyah., & Hidayat, D.R. (2017). Tropical Eel: Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis. 1(1), 41 – 49. DOI: https://doi.org/10.29244/jppt.v1i1.20152




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.13.2.2021.71-84


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj