KONSERVASI SUMBER DAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI PANTAI TIMUR ACEH, KABUPATEN ACEH TIMUR

Didik Wahju Hendro Tjahjo, Dimas Angga Hedianto, Astri Suryandari, Amula Nurfiarini, Zulkarnaen Fahmi, Indriatmoko Indriatmoko, Joni Haryadi

Abstract


Udang windu (Penaeus monodon) merupakan salah satu komoditas udang utama dan mempunyai nilai ekonomi tinggi di perairan, Kabupaten Aceh. Saat ini laju eksploitasi udang windu sangat tinggi. Hal tersebut merupakan ancaman terhadap kelestarian sumber daya udang windu. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji opsi pengelolaan konservasi udang windu di Aceh Timur. Kepadatan post larva Penaeidae berkisar antara 0-214 ind/1.000 m3 dan kepadatan stok juvenil udang windu berkisar antara 686-1.875 ind/km2, dimana kepadatan tertinggi di Kuala Arakundo dan Kuala Peureulak. Distribusi spasial kelimpahan udang windu berkisar antara 10-130 ekor/m2 (10-167.000 g/ha). Analisis aspek status pemanfaatan, degradasi habitat (penebangan liar, pembukaan tambak, dan sedimentasi), perkiraan dan evaluasi resiko, serta faktor-faktor yang mendukung diantaranya respon masyarakat dan kesiapan sistem sosial merupakan masukan dalam menentukan konservasi sumber daya udang windu. Oleh karena itu, dalam upaya menjamin kelestarian sumber daya udang windu di alam serta keberlanjutan usaha budidayanya, perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan dan konservasi sumber daya udang windu yang rasional, seperti (a) pengendalian dan pemulihan degradasi lingkungan melalui pengendalian erosi bagian hulu-hilir, dan menjaga dan merehabilitasi hutan mangrove, (b) pengendalian penyebaran penyakit dengan pendekatan kehati-hatian untuk pengembangan budidaya udang vanamei, (c) pengendalian penangkapan juvenil udang windu melalui pelarangan beroperasi alat tangkap sejenis trawl (pukat langgih dan pukat layang), dan (d) revitalisasi dan pengembangan kelembagaan nelayan.

Indian tiger prawn (Penaeusmonodon) is one of the main shrimp commodities and has high economic value. East coastal waters of East Aceh district is known as one of the main producer of tiger prawns with the best quality. On the other hand the rate of exploitation of tiger shrimp is very high. This issue is therefore need to be a addressed further. The purpose of this study is, therefore, to assess the management activities needed to conserve tiger shrimp in East Aceh. Penaeidae post larvae density in Aceh Timur ranges from 0-214 ind/1,000 m3 and juvenile stock density ranges from 0,245-49,419 kg/km2, where the highest density is in Kuala Arakundo and Kuala Peureulak. The Spatial Abundance Distribution of indian tiger prawn ranges from 10 to 130 ind./m2 (10-167,000 g/ha). Analysis of aspects of utilization status, habitat degradation (illegal logging, sedimentation, land clearing for aquaculture), risk estimation and evaluation, and factors are inputthat support conservation of tiger shrimp resources. Therefore, in an effort to ensure the sustainability of tiger shrimp resources in the wild and the sustainability of its cultivation business, it is necessary to take steps to manage and conserve rational tiger shrimp resources.such as (a) controlling and restoring environmental degradation through upstream-downstream erosion control, and safeguarding and rehabilitating mangrove, (b) controlling the spread of diseases with precautionary approach to the development of vanamei shrimp farming, (c) controlling the capture of indian tiger prawn juveniles through the prohibition operates of bottom trawling (pukat langgih and pukat layang), and (d) fisherman revitalization and institutional development.


Keywords


Udang windu; pengelolaan; konservasi; perairan Aceh Timur

Full Text:

PDF

References


Anshary, H., & Sriwulan. (2016). deteksi white spot syndrome virus (WSSV) dan monodon baculo virus (MBV) secara simultan pada induk udang windu (Penaeus monodon) dari perairan Makassar dan sekitarnya dengan Teknik Duplex PCR. Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. 13 p. (diunduh 5 September 2016).

Anuchiracheeva, S. (2018). Fisheries Co-management. The Southeast Asian Fisheries Development Center. http://www.unepscs.org/Refugia_Training/Managing Fisheries Refugia in the South China Sea/20-Comanagement-Fisheries-South-China-Sea.ppt Diunduh 31 Oktober 2018.

Bridgewater, P., Kim, R. E., & Bosselmann, K. (2015). Ecological integrity: A Relevant Concept for International Environmental Law in the Anthropocene? Yearbook of international Environmental Law, 25 (1): pp. 61–78. https://doi.org/10.1093/yiel/yvv059.

Chan, T. Y. (1998). Shrimp and prawn. in Carpenter, K. E. & V. H. Niem. (Ed.). 1998. FAO Species identification guide for fishery purposes-the living marine resources of the Western Central Pacific Vol. 2 cephalopods, crustaceans, holothurians and sharks: FAO. Rome, 687-1396.

Dartoyo, A.A. (2004). Model pengelolaan wilayah pesisir kabupaten berbasis digital (Studi kasus: Kabupaten Cilacap Jawa Tengah). Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004. 24 p.

Direktorat Konservasi kawasan dan Jenis Ikan. (2012). Pedoman pedoman teknis evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil. Direktorat Konservasi Kawasan Dan Jenis Ikan-Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 45 p.

Fahmi, Z., Hedianto, D.A., Suryandari, A., & Tjahjo, D.W.H. (2017). Laporan survey akustik pendugaan distribusi spasial kelimpahan dan biomass udang windu (Penaeus monodon) di Perairan Aceh Timur, NAD. Makalah Unpublish.

Fitri, R., & Iswahyudi. (2010). Evaluasi kekritisan hutan magrove di Kabupaten Aceh Timur. J.Hidrolitan, 1(2), 1-9.

Ganjoor, M. (2015). A short review on infectious viruses in cultural shrimps (Penaeidae Family). Fish Aquac J, 6(3), 11. DOI: 10.4172/2150-3508.1000136.

Hargiyatno, I.T., Sumiono, B., & Suharyanto. (2013). Laju tangkapan, kepadatan stok dan beberapa aspek biologi udang jerbung (Penaeus merguiensis) di perairan Dolak, Laut Arafura. BAWAL, 5(2), 123-129. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.5.2.2013.123-129.

Haryanti, Wardana, I. K., Permana, G. N., Fahrudin, Moria, S. B., & Mahardika, K. (2009). Selektif breeding udang windu Penaeus monodon: studi karakter tumbuh cepat, toleran terhadap WSSV dan SPF (specific pathogen free). Aquacultura Indonesiana, 10(2), 75-84.

Hedianto, D. A., Suryandari, A., & Tjahjo, D. W. H. (2016). Dinamika populasi dan status pemanfaatan udang windu Penaeus monodon (Fabricus, 1789) di Perairan Aceh Timur, Provinsi Aceh. J. Lit. Perikan. Ind, 22(2), 71-82. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.2.2016.71-82.

Hedianto, D. A., Suryandari, A.,& Tjahjo, D. W. H. (2017). Aspek biologi, sebaran, dan daerah asuhan udang Metapenaeus dobsoni (MIERS, 1878) di Perairan Aceh Timur. J. Lit. Perikan. Ind, 23(3),153-166. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.23.3.2017.153-166.

Indriatmoko, Hedianto, D.A., Suryandari, A., Nurfiarini, A., & Tjahjo, D.W.H. (2017). Genetik udang windu di pantai Timur Kabupaten Aceh Timur. Makalah Unpublish.

Kembaren, D.D., & Nurdin, E. (2013). Dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan udang windu (Penaeus monodon) di perairan Tarakan, Kalimantan Timur. J. Lit. Perikan. Ind, 19(4), 221-226. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.19.4.2013.221-226.

Lante, S., Laining, A., & Parenrengi, A. (2014). Performa reproduksi induk udang windu (Penaeus monodon Fab.) jantan alam dan domestikasi tambak. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (pp. 693-700). Jakarta: Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Maskur, Hastuti, M. S., Taukhid, Lusiastuti, A. M., Sugiani, D., Nurzain, M., Murdati, D. R., Rahman, A., Simamora, T. D., & Ismilarni, T. (2014). Buku Saku Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta: 216 p.

Motoh, H. (1985). Biology and ecology of Penaeus monodon. In Taki Y., Primavera J. H. and Llobrera J. A. (Eds.). Proceedings of the First International Conference on the Culture of Penaeid Prawns/Shrimps, 4-7 December 1984, Iloilo City, Philippines (pp. 27-36). Iloilo City, Philippines: Aquaculture Department, Southeast Asian Fisheries Development Center.

Nurdin, E., & Kembaren, D.D. (2015). Parameter populasi udang putih (Penaeus merguiensis) di perairan Sampit dan sekitarnya, Kalimantan Tengah. BAWAL, 7, 2, 103-109. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.7.2.2015.103-109.

Nurfiarini, A., & Adrianto, L. (2015). Penilaian jasa penyedia habitat asuhan melalui pendekatan keterkaitan mangrove dan perikanan: Studi Kasus Di Segara Anakan. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan – V. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan. KNV 25, 245-252.

Nurfiarini, A. (2015). Kriteria sosial-ekologi dalam penetapan kawasan suaka perikanan (Fish Sanctuary) di ekosistem estuari tropis. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan – V. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan. KL 03: 435-448.

Nurfiarini, A., Hedianto, D.A., & Tjahjo, D.W.H. (2017). Pemetaan partisipatif persepsi masyarakat terhadap pengembangan kawasan perlindungan induk udang windu di Aceh Timur. Makalah Unpublish.

Promonowibowo. (2003). Kepadatan udang penaeid di perairan Semarang dan sekitarnya. Tesis. Program Pasca Sarjana, Undip. Semarang. 65 p.

Pusat Data dan Informasi Kelautan dan Perikanan. (2018). Laporan Ekspor Komoditi Perikanan Indonesia Berdasarkan Wilayah Propinsi 2012-2018 (Kertas Kerja). Kementrian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Reza, M.I.H. (2009). Index of Ecological Integrity: What should be the approach for regional sustainable management planning? “Bridging GIS, Landscape Ecology and Remote Sensing for Landscape Planning”-GISLERS Summer School, 3 July-14 July 2009, Centre for Geoinformatics, University of Salzburg, Austria. https://www.researchgate.net/publication/236880711 Diunduh, 31 Oktober 2018.

Suman, A., & Umar, C. (2010). Dinamika populasi udang putih (Penaeus merguiensis de Mann) di perairan Kotabaru, Kalimantan Selatan. J. Lit. Perikan.Ind., 16, 1, 29-33. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.16.1.2010.29-33.

Suryandari, A., Hedianto, D. A., & Tjahjo, D. W. H. (2018). Karakteristik biologi dan daerah asuhan udang windu (Penaeus monodon Fabricus, 1798) di Perairan Aceh Timur. J. Lit. Perikan. Ind., 24, 2, 105-116. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.24.2.2018.105-116.

Suryandari, A., Tjahjo, D.W.H., Nurfiarini, A., Fahmi, Z., Hedianto, D.A., Romdon, S., & Kuslani, H. (2015). Penelitian kawasan Induk udang windu (Penaeus monodon) di pantai Timur Aceh, Kabuoaten Aceh Timur. Laporan Akhir 2015. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan, Jatiluhur. 83 p.

Sugama, K., Haryanti, Benzie, J. A. H., & Ballment, E. (2002). Genetic variation and population structure of the giant tiger prawn, Penaeus monodon, in Indonesia. Aquaculture 205, 37-48.

Tirtadanu, Suprapto & Ernawati, T. (2016). Laju tangkap, komposisi, sebaran, kepadatan stok dan biomasa udang di Laut Jawa. J.Lit.Perikan.Ind., 22, 4, 243-252. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.4.2016.243-252.

Tjahjo, D.W.H., Hedianto, D.A., Suryandari, A., Nurfiarini, A., Fahmi, Z., Indriatmoko, Romdon, S., & Kuslani, H. (2016). Penelitian kawasan Induk udang windu (Penaeus monodon) di pantai Timur Aceh, Kabuoaten Aceh Timur. Laporan Akhir 2016. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan, Jatiluhur. 102 p.

Tjahjo, D.W.H., Suryandari, A., Hedianto, D.A., Romdon, S. & Muryanto, T. (2014). Penelitian Konservasi Udang Windu (Penaeus monodon) di Pantai Timur Aceh, Nangroe Aceh Darussalam. Laporan Akhir 2014. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan, Jatiluhur. 91 p.

Tjahjo, D.W.H., & Suryandari, A. (2013). Sebaran horizontal juvenil udang di perairan Laguna Segara Anakan. J. Lit. Perikan. Ind., 19, 3, 131-137. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.19.3.2013.131-137

Tjahjo, D.W.H., & Suryandari, A. (2016). Kajian ekosistem perairan Laguna Segara Anakan untuk pengembangan konservasi sumber daya udang. Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumber daya Ikan – V. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan. KNV 11: 95-106.

Toro, A.V., & Sukardjo, S. (1990). The relative condition factor and carapace length-weight relationship of ‘udang windu’ Penaeus monodon Fabriaus in THK Segara Anakan Mangrove Waters, Cilacap, Central Java, Indonesia. J. mar. biol. Ass. India, 32,1&2, 150-153.

Wagiyo, K. & Amri, K. (2015). Stok dan kondisi habitat daerah asuhan beberapa jenis krustaceae di Segara Anakan. J. Lit. Perikan. Ind., 21(2), 71-78. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.21.2.2015.71-78.

Wedjatmiko. (2009). Hasil tangkapan dan aspek biologi udang kelong (Penaeus sp.) di perairan Barat Aceh. J. Lit. Perikan. Ind., 15, 2, 133-140. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.15.2.2009.133-140.

Yudiantari, L.P.E. (2002). Ekowisata sebagai alternatif dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Desa Wongaya Gede, Bali. Thesis Pasca Sarjana. Jurusan Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. (Tidak dipublikasikan).

Zakirah, R.Y., Handoyo, K.,& Djohan,T.S. (2003). Distribusi dan densitas udang windu (Penaeus monodon) dan udang putih (Penaeus merguiensis) di kawasan hutan mangrove Tanjung Banawa, Donggala, Sulawesi Tengah. Teknosains Seri A: Ilmu Pengetahuan Alam, 16, 2, 255-269.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.1.1.2019.39-51


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj