PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DI PERAIRAN KEPULAUAN ANAMBAS

Amran Ronny Syam, Fayakun Satria, Didik Wahju Hendro Tjahjo, Masayu Rahmia Anwar Putri

Abstract


Saat ini perdagangan ikan napoleon masih dikategorikan sebagai perdagangan ilegal. Agar memenuhi legalitas maka perlu dirumuskan opsi pemanfaatan terbatas yang merubah kode status menjadi Ranching (R), sesuai dengan Management Authority dan ketentuan CITES. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji opsi pengelolaan ikan napoleon di Perairan Kepulauan Anambas dalam upaya memenuhi ketentuan Management Authority dan CITES sehingga terjamin kelestarian biota tersebut. Metode yang digunakan adalah tinjauan hasil penelitian/informasi tentang ikan napoleon di sekitar Anambas. Hasil kajian menunjukkan bahwa ciri khas perairan kepulauan Anambas adalah kemunculan post larvae dan juvenile ikan napoleon secara periodik dan berkesinambungan di perairan dangkal (daerah nursery ground). Kemunculan benih tersebut dimanfaatkan oleh sebagian nelayan dalam kegiatan pembesaran ikan napoleon (Sistem KJA). Kegiatan perikanan tersebut menguntungkan dengan adanya pasar lokal maupun pasar luar negeri. Oleh karena ikan napoleon masuk dalam daftar biota yang dilindungi, maka diperlukan opsi pembenahan pengelolaan dan pemanfaatan terbatas sumberdaya ikan napoleon melalui Sea Ranching dengan CBA (Capture Based of Aquaculture) yang memenuhi konsep sustainability (keberlanjutan), tracebility (keterlacakan) dan legality (legalitas). Kebijakan pengelolaan dan konservasi diarahkan dalam bentuk pemanfaatan terbatas, perlindungan sumberdaya ikan napoleon dan habitatnya. Oleh karena itu diperlukan penetapan standarisasi prosedur kegiatan (SOP), penetapan aplikasi pengembangan sea ranching ikan napoleon dan pakan alamiahnya, serta penentuan daya dukung pengembangan sea ranching di perairan Kepulauan Anambas.

At present, the trade in Napoleon fish is still categorized as illegal trade. In order to fulfill the legality, it is necessary to formulate a limited utilization option that changes the status code to Ranching (R), in accordance with the provisions of Management Authority and CITES. This paper aims to examine the management options of Napoleon fish in the Anambas Islands waters in an effort to fulfill the provisions of Management Authority and CITES, so the sustainability of the biota can be guaranteed. The method used is a review of the results of research / information about Napoleon fish around Anambas. The results of the study showed that the characteristic of Anambas Island waters was the occurrence of post larvae and juvenile napoleon fishes periodically and continuously in shallow waters (nursery ground areas). The occurrence of these seeds is used by some fishermen in the napoleon fish enlargement activity (KJA System). The fishery activities are profitable with the presence of local markets and foreign markets. Because Napoleon fish is included in the list of protected biota, it is necessary to revitalize management and limited utilization of Napoleon fish resources through Sea Ranching, one of which is CBA (Capture Based of Aquaculture) by fulfilling the concepts of sustainability, traceability and legality. Management and conservation policies are directed in the form of limited utilization, protection of Napoleon fish resources and their habitats. Therefore, standardization of activity procedures (SOP) is required, application of Napoleon fish sea ranching and natural food development, and carrying capacity determination of sea ranching development in Anambas Islands waters.


Keywords


Ikan napoleon; Anambas; pemanfaatan terbatas; konservasi

Full Text:

PDF

References


BPSPL (2012). Identifikasi dan monitoring populasi, habitat, peredaran dan pemanfaatan jenis ikan napoleon Cheilinus undulatus di Kabupaten Kepulauan Anambas – Kepulauan Riau (Laporan Kegiatan). Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dirjen KPPPK), Kementerian Kelautan dan Perikanan.

BPSPL (2013). Monitoring populasi dan habitat jenis ikan napoleon (Cheilinus undulatus) di Kabupaten Kepulauan Anambas–Kepulauan Riau (Laporan Kegiatan). Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dirjen KPPPK), Kementerian Kelautan dan Perikanan

Choat, J. H., Davies, C. R., Ackerman, J. L., & Mapstone, B. D. (2006). Age structure and growth in a large teleost, Cheilinus undulatus, with a review of size distribution in labrid fishes. Marine Ecology Progress Series Vol.318:237-246. doi:10.3354/meps318237

CITES (2004). Amendments to Appendices I and II of CITES (proposal). Convention on the International Trade in Endangered Species, 13th Meeting of the Conference of the parties.

Colin, P. L. (2010). Aggregation and spawning of the humphead wrasse Cheilinus undulatus (Pisces: Labridae): General aspects of spawning behaviour. Journal of Fish Biology, 76, 987-1007. https://doi.org/10.1111/j.1095-8649.2010.02553.x

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas (2012). Laporan Tahunan Kegiatan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dirjen KSDAE (2017). Pembagian Kuota Ekspor Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) yang tidak dilindungi Undang-Undang Hasil Ranching di Kabupaten Natuna dan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun 2017 Kepada Pemegang Izin Usaha Pengedar Luar Negeri Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus). SK.362/KSDAE/SET/KSA.2/10/2017. Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dirjen KSDAE (2018). Kuota Pengambilan Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar: Periode Tahun 2018. Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dirjen PHKA (2014). Statistik Sekretariat Jenderal PHKA Tahun 2014. Sekretariat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan.

Edrus, I. N. (2011). Kebijakan Moratorium Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Ruppell 1835) . Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (3):2: 115-133.

Edrus, I. N., & Suman, A. (2013). Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835): Status Stok Dan Pengelolaannya di Indonesia. PT Penerbit IPB Press.

Edrus, I. N., Suharti, S. R., Dirhamsyah, Sarmintohadi, & Wibowo, A. (2012). Pedoman identifikasi dan survei populasi ikan napoleon (Cheilinus undulatus Ruppell 1835). Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

Fishbase (2018). Cheilinus undulatus Rüppell, 1835. http://fishbase.org/ summary/Cheilinus-undulatus.html. Diunduh 27 Juli 2018

Froese, R., & Pauly, D. Editors. (2016). FishBase. World Wide Web electronic publication. www.fishbase.org,Version (06/2016).

Gell, F. R., & Whittington, M. W. (2002). Diversity of fishes in seagrass beds in the Quirimba Archipelago, northern Mozambique. Mar. Freshwat. Res. 53:115-121.

Graham, K. S., Boggs, C. H., DeMartini, E. E., Schroeder, R. E., & Trianni (2014). Status review report: humphead wrasse (Cheilinus undulatus). Report to National Marine Fisheries Service, Office of Protected Resources. September, 2014. 123 p. + Appendices.

Indriatmoko, Syam, A. R., & Syahputra, K. (2016). Control Region-Mitochondrial Partial DNA analysis of Humphead Wrasse [Cheilinus undulatus (Ruppel, 1835)] from Anambas Islands, Indonesia. 2nd International Symposium on Aquatic Products Processing and Health, ISAPPROSH 2015. Aquatic Procedia 7 (2016) 125 – 131.

IUCN (2012). Ten Good Reasons to Protect and Manage the Humphead Wrasse. http://www.iucn.org/about/work/programmes/species Update 17 Pebruari 2012. Indonesia (3):2: 115-133.

Johannes, R. E., & Riepen, M. (1995). Environmental, economic and social implications of the live reef fish trade in Asia and the Western Pacific. Report funded by The Nature Conservancy, the South Pacific Forum Fisheries Agency and Pew Scholarship in Conservation and the Environment.

Keputusan Dirjen PHKA (2008). Tentang Kuota Pengambilan Tumbuhan Alam dan Penangkapan Satwa Liar Untuk Periode Tahun 2008 (SK.06/ IV.KKH/2008). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan.

Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia (2013). Tentang Penetapan Status Perlindungan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) (Nomor 37/KEPMEN-KP/2013).

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia (1995). Tentang Larangan Penangkapan Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) (Nomor 375/Kpts/IK.250/95).

KKP News (2018). Nilai Ekspor Perdana Ikan Napoleon Lewat Jalur Laut Capai Rp1 Miliar. Biro Kerja Sama dan Humas, Kementerian Kelautan dan Perikanan. https://news.kkp.go.id/index.php/nilai-ekspor-perdana-ikan-napoleon-lewat-jalur-laut-capai-rp1-miliar/. Diunduh 27 Februari 2019.

Kuiter, R.H., & Tonozuka, T. (2001). Pictorial guide to Indonesian reef fishes. Part 2. Fusiliers - Dragonets, Caesionidae - Callionymidae. Zoonetics, Australia. 304-622 p.

Mundy, B.C. (2005). Checklist of the fishes of the Hawaiian Archipelago. Bishop Mus. Bull. Zool. (6):1-704.

Myers R. F. (1991). Micronesian Reef Fishes, 3rd ed. Coral Grapics, Guam: 330 pp

Purnamasari, D. (2013). Dampak Kebijakan Perlindungan Terbatas ‘Ukuran’ Terhadap Perdagangan Ikan Napoleon Dari Anambas Ke Hongkong Tahun 2013. Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau.

Randall, J. E., Head, S. M., & Sander (1978). Foodhabit of the giant humphead wrasse Cheilinus undulatus (Labridae). Environmental Biology of Fishes 3:235-238.

Rinaldi (2015). Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) di Kabupaten Kepulauan Anambas. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas-Provinsi Kepulauan Riau. Presentase tgl 20 November 2015 di Jakarta dalam rangka Narasumber Workshop Penyusunan Dokumen Sea Ranching Ikan Napoleon oleh Puslitbang Perikanan-Badan Litbang Kelautan dan Perikanan.

Sadovy, Y. (2015). Workshop on illegal, unregulated and unmonitored trade, conservation planning and non-detriment finding of Napoleon (Humphead) wrasse, Cheilinus undulatus. Jakarta, Indonesia 8-10 December 2015. Report prepared by IUCN Groupers & Wrasses Specialist Group.

Sadovy, Y., & Suharti, S. (2008). Napoleon Fish, Cheilinus undulatus, Indonesia. NDF Workshop Case Study. Mexico.

Sadovy, Y., Kulbicki, M., Labrose, P., Letourneur, Y., Lokani, P., & Donaldson, T. J. (2003). The humphead wrasse, Cheilinus undulatus: synopsis of a threatened and poorly known giant coral reef fish. Rev. Fish Biol. Fish. 13:327-364.

Sadovy, Y., Liu, M., & Suharti, S. (2010). Gonadal development in a giant threatened reef fish, the humphead wrasse Cheilinus undulatus, and its relationship to international trade. Journal of Fish Biology Vol.77:706-718.

Slamet, B., & Hutapea, J. H. (2005). First successful hatchery production of napoleon wrasse at Gondol Research Institute for Mariculture, Bali. South Pacific Community Live Reef Fish Information Bulletin, 13, 43–44.

Soemodinoto, A., Djunaidi, A., & Nur, J. M. (2013). Budidaya Ikan Napoleon oleh Masyarakat di Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau: Evolusi Kegiatan, Jejaring Pembudidaya dan Kelayakan Usaha.Makalah laporan pelaksanaan survei sosial-ekonomi perikanan Marine Rapid Assessment Program (MRAP) Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas, 3-31 Mei 2012. Jakarta: Conservation International Indonesia.

Syam, A. R., Mujiyanto, & Putri, M.R.A. (2016). Dugaan Daerah Pemijahan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus RUPPELL 1835) di Sekitar Perairan Kepulauan Anambas. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. (22):3:147-160.

Syam, A. R., Tjahjo, D. W. H., Johan, O., Oktaviani, D., Mujiyanto, Putri, M. R. A., Indriatmoko, Romdon, S., & Rudi, A. (2016). Penelitian bahan penetapan status perlindungan jenis ikan napoleon (Cheilinus undulatus) di perairan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan-Badanlitbang Kelautan dan Perikanan. Laporan Hasil Penelitian.

Syam, A. R., Tjahjo, D. W. H., Mujiyanto, Putri, M. R. A., Romdon, S., Rudi, A., & Sarbini, R. (2015). Penelitian bahan penetapan status perlindungan jenis ikan napoleon (Cheilinus undulatus) di Kepulauan Anambas. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan-Badanlitbang Kelautan dan Perikanan. Laporan Hasil Penelitian.

Syam, A. R., Tjahjo, D. W. H., Putri, M.R.A., Mujiyanto, & Rudi, A. (2014). Penelitian bahan penetapan status perlindungan jenis ikan napoleon (Cheilinus undulatus) di perairan Anambas. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan-Badanlitbang Kelautan dan Perikanan. Laporan Teknis Penelitian dan Pengembangan (Kegiatan Tahun 2014, RKP 09-KP 03-DP 06).

Yunizar (2015). Berburu Ikan Langka Bernilai Puluhan Juta: Melihat Budi Daya Ikan Napoleon di Kepulauan Anambas (Hasil wawancara Koran SINDO Senin, 30 Maret 2015 – 10:41 WIB dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan anambas). https://nasional.sindonews.com/read/982919/149/berburu-ikan-langka-bernilai-puluhan-juta-1427686756. Diunduh 23 Februari 2019.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.11.2.2019.75-87


Creative Commons License
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550

Crossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj