PERIKANAN TONGKOL DAN DAYA DUKUNGNYA TERHADAP PENYEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGOLAHAN DI PALABUHANRATU

Wijopriono Wijopriono, Puput Fitri Rachmawati

Abstract


Palabuhanratu sebagai salah satu area pendaratan utama tongkol di pantai selatan Provinsi Jawa Barat, telah ditetapkan menjadi sentra pengembangan industri perikanan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status perikanan dan kapasitas produksinya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha penangkapan tongkol dilakukan oleh berbagai armada yang umumnya masuk kategori skala kecil (< 10 GT) dengan target tangkapan multi-spesies. Terdapat tiga jenis hasil tangkapan tongkol yang didaratkan di Palabuhanratu, yaitu tongkol lisong (Auxis rochei), diikuti oleh tongkol komo (Eutyhynnus affinis) dan tongkol banyar (Auxis thazard). Rata-rata produksi hasil tangkapan tongkol adalah 520,183 ton/tahun. Armada payang rata-rata menyumbang 65,37% terhadap total produksi tahunan. Produksi tongkol dari hasil tangkapan di Palabuhanratu hanya mampu memenuhi 50-60% dari kebutuhan industri olahan setempat. Salah satu pilihan untuk peningkatan produksi tongkol adalah melalui pengembangan pancing tonda dengan ukuran kapal dan tenaga penggerak yang layak, sistem penangkapan yang berkelompok menggunakan kapal induk sebagai upaya
penghematan biaya operasi.


Palabuhanratu, as one of the main fish landing ports of bonito in the south coast of west Java Province, was promoted to be the center area for industrialization development. Research on bonito fishery was conducted with aim to determine the bonito fishery status and their capacity in supplying the fish necessary for raw material of local processing industries. The results show that bonito fishing was done by variety of fleets which mostly constitute of small scale category (< 10 GT) with multi-species fishing target. There were three main species of bonito landed in Palabuhanratu, i.e., Auxis rochei, Euthynnus affinis and Auxis thazard. The annual production was in average of 520.18 tons/year, 65.37% of this value is contributed by Danish seine fleet. Production of bonito fishing in Palabuhanratu is only able to cover 50-60% of the raw material necessary for the local industries. One of the alternatives for increasing bonito production should be to develop troll line with appropriate vessel sizes and engine powers, employing cluster fishing system by using mother boats for saving operational costs.


Keywords


Perikanan tongkol; daya dukung; pengolahan; Palabuhanratu

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.21.1.2015.17-24


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj