PENGARUH FASE BULAN TERHADAP WAKTU TEBAR PANCING DAN LAJU TANGKAP MADIDIHANG (Thunnus albacares Bonnaterre, 1788) PADA ARMADA RAWAI TUNA

Irwan Jatmiko, Bram Setyadji, Arief Wujdi

Abstract


Madidihang/yellowfin tuna merupakan salah satu jenis ikan tuna ekonomis penting bagi industri perikanan di Indonesia dengan kontribusi hasil tangkapan yang terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fase bulan terhadap waktu mulai tebar pancing dan laju tangkap madidihang pada armada rawai tuna. Pengumpulan data dilakukan oleh pemantau ilmiah pada armada rawai tuna yang sebagian besar berbasis di Pelabuhan Benoa, Bali mulai Agustus 2005 hingga Juni 2014. Daerah penangkapan ikan dari armada rawai tuna yang diambil datanya berada di lokasi (lintang dan bujur) 9°-16° LS hingga 109°-120° BT. Analisis anova satu arah dan tes Tukey dilakukan untuk mengetahui pengaruh fase bulan terhadap waktu mulai tebar pancing dan laju tangkap madidihang. Total sebanyak 60 trip dan 1.467 hari operasi penangkapan armada rawai tuna dilakukan dalam penelitian ini. Analisis statistik anova satu arah menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata pada fase bulan terhadap waktu mulai tebar pancing (p<0,05). Selanjutnya, tes Tukey menunjukkan bahwa waktu mulai tebar pancing pada saat bulan purnama dimulai pada pukul 9:00 pagi hari. Waktu ini lebih lambat sekitar 2 jam dari pada waktu mulai tebar pancing pada ketiga fase bulan lainnya (perbani awal, perbani akhir dan bulan baru) yang dilakukan sekitar pukul 7:00 pagi hari. Analisis statistik anova satu arah juga menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antar fase bulan terhadap laju tangkap madidihang (p<0,05). Selanjutnya, tes Tukey menunjukkan bahwa laju tangkap pada saat bulan baru dan perbani awal sebesar 0,13 ekor/100 mata pancing atau lebih besar dibandingkan nilai laju tangkap pada saat purnama dan perbani akhir yang hanya sebesar 0,09 ekor/100 mata pancing.

 

Yellowfin tuna is one of the most economically important species for fisheries industry in Indonesia. The objectives of this study are to investigate the effect of lunar phase to the set time start and catch rate of yellowfin tuna on tuna longline vessels. Data collected by scientific observer on tuna longline vessels mainly based in Benoa Port, Bali from August 2005 to June 2014. Fishing ground of sampled longline tuna located from 9°-16° S to 109°-120° E. One-way anova analysis and Tukey test conducted to examine the effect of lunar phase to the set time start and catch rate of yellowfin tuna. A total of 60 trips and 1,467 fishing days of longline tuna fishing vessels operation have been sampled for in this study. One-way anova analysis showed that there was a significant difference of lunar phase to the set time start (p<0.05). Furthermore, Tukey test showed that the starting time for setting during the full moon begins at 9:00 am. Its time was around 2 hours slower than the start of setting of the other three moon phase (first quarter, last quarter and new moon) which start around 7:00 am. One-way anova analysis also showed that there was a significant difference of lunar phase to catch rate of yellowfin tuna (p<0.05). Furthermore, Tukey test confirmed that hook rate on new moon and first quarter was 0.13/100 hooks or 0.4 bigger than hook rate on full moon and last quarter with only 0.09/100 hooks.


Keywords


Waktu tebar pancing; hasil tangkapan; fase bulan; madidihang; rawai tuna

Full Text:

PDF

References


Akyol, O. (2013). The influence of the moon phase on the CPUEs of swordfish gillnet fishery in the Aegean Sea, Turkey. Turkish Journal Fisheries and Aquatic Sciences. 13, 355-358. DOI: 10.4194/1303-2712-v13_2_18.

Akyol, O., & Ceyhan, T. (2012). Moon phase’s influence on CPUE of Turkish albacore gillnet fishery. Collect. Vol. Sci. Pap. ICCAT. 68(2), 499-502.

Barata, A., Bahtiar, A., & Novianto, D. (2011). Sebaran ikan tuna berdasarkan suhu dan kedalaman di Samudera Hindia. J. Ilmu. Kel. 16(3), 165-170.

Barata, A., Bahtiar, A., & Hartaty, H. (2011). Pengaruh perbedaan umpan dan waktu setting rawai tuna terhadap hasil tangkapan tuna di Samudera Hindia. J. Lit. Perik. Ind. 17(2), 133-138.

Beverly, S., Chapman, L., & Sokimi, W. 2003. Horizontal longline fishing methods and techniques: A manual for fishermen (p. 130). Noumea, New Caledonia: Secretariat of the Pacific Community.

Block, B.A., Keen, J.E., Castillo, B., Dewar, H., Freund, E.V., Marcinek, D.J., Brill, R.W., & Farwell, C. (1997). Environmental preferences of yellowfin tuna (Thunnus albacares) at the northern extent of its range. Marine Biology. 130, 119-132.

Brill, R.W., Block, B.A., Boggs, C.H., Bigelow, K.A., Freund, E.V., & Marcinek, D.J. (1999). Horizontal movements and depth distribution of large adult yellowfin tuna (Thunnus albacares) near the Hawaiian Islands, recorded using ultrasonic telemetry: Implications for the physiological ecology of pelagic fishes. Mar. Biol. 133, 395-408.

Cayre, P., & Marsac, F. (1993). Modelling the yellowfin tuna (Thunnus albacares) vertical distribution using sonic tagging results and local environmental parameters. Aquatic Living Resources. 6, 1-14.

Colette, H.B. & Nauen, C.E. (1983). FAO species catalogue. Vol. 2. Scombrids of the world. An Annonated and illustrated catalogue of tunas, mackerels, bonitos, and related species known to date (p. 137). Rome, Italy: FAO Press.

Das, D., Pal, S., Bhaumik, U., Paria, T., Mazumdar, D., & Pal, S. (2015). The optimum fishing day is based on moon. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, 2(4), 304-309.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT). (2014). Rencana Aksi Nasional; Rencana pengelolaan perikanan tuna, cakalang dan tongkol (p. 126). Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Espenak, F. (2015). NASA Eclipse Web Site. [http://eclipse.gsfc.nasa.gov/ SKYCAL/SKYCAL.html?cal=2015#skycal]. Accessed 10 August 2015.

Food and Agricultural Organization (FAO). (2012). The State of World Fisheries and Aquaculture 2012 (p. 230). Rome, Italy: FAO Fisheries and Aquaculture Department.

Hamilton, A., Lewis, A., McCoy, M.A., Havice, E. & Campling, L. (2011). Market and industry dynamics in the global tuna supply chain (p. 396). Honiara, Solomon Islands: The Pacific Islands Forum Fisheries Agency.

Jatmiko, I., Nugraha, B., & Satria, F. (2015). Capaian perkembangan program pemantau pada perikanan rawai tuna di Indonesia. Marine Fisheries. 6(1), 1-9.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. (2011). Kepmen KP No. KEP. 45/MEN/2011 tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (p. 12). Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Lehodey, P. (2001). The pelagic ecosystem of the tropical Pacific Ocean: dynamic spatial modelling and biological consequences of ENSO. Progr. Oceanogr., 49, 439-468

King, M. (2010). Fisheries biology, assessment and management, Second Edition (p. 381). Oxford, England: Blackwell Publising Ltd.

McDonald, J.H. (2014) Handbook of biological statistics, Third Edition (p. 299). Maryland, USA: Sparky House Publishing.

Mohan, M., & Kunhikoya, K.K. (1987). Baitfish and tuna catches at Minicoy Island (Lakashadweep) in relation to lunar cycle during 1983–1984 seasons. Indian Journal Fisheries. 34, 355–358.

Nugraha, B., & Setyadji, B. (2013). Kebijakan pengelolaan hasil tangkapan sampingan tuna longline di Samudera Hindia. J. Kebijak. Perik. Ind. 5(2), 67-71.

Poisson, F., Gaertner, J.C., Taquet, M., Durbec, J.P., & Bigelow, K. (2010). Effects of lunar cycle and fishing operations on longline-caught pelagic fish: fishing performance, capture time, and survival of fish. Fishery Bulletin. 108, 268-281.

Sadiyah, L., & Prisantoso, B.I. (2011). Fishing strategy of the Indonesian tuna longliners in Indian Ocean. Indonesian Fisheries Research Journal. 17(1), 29-35.

Sajeevan, M.K., & Rajashree, B.S. (2012). Diversity, distribution and abundance of oceanic resources around Andaman and Nicobar Islands. Indian J. Fish. 59(2), 63-67.

Soepriyono, Y. (2009). Teknik dan manajemen penangkapan tuna melalui metode longline (p. 78). Denpasar, Bali: Penerbit Bilas Utama.

Wudianto & Nikijuluw, V.P.H. (2004). Guide to invest on fisheries in Indonesia (p. 17). Jakarta, Indonesia: Kementerian Kelautan dan Perikanan.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.4.2016.207-214


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj