KERAGAAN PERIKANAN CUCUT DAN PARI DI LAUT JAWA
Abstract
Penelitian cucut dan pari di Laut Jawa bertujuan untuk mengetahui keragaan tipe dan spesifikasi alat tangkap, komposisi hasil tangkapan dari beberapa alat tangkap termasuk komposisi jenis cucut dan pari yang tertangkap, musim, dan daerah penangkapan sebagai bahan alternatif kebijakan pengelolaan sumber daya perikanannya. Penelitian ini dilakukan di empat lokasi pendaratan ikan utama yaitu di Tempat Pendaratan Ikan Muara Angke (Jakarta), Tempat Pendaratan Ikan Kejawanan - Cirebon (Jawa Barat), Tempat Pendaratan Ikan Juwana Pati (Jawa Tengah), dan Tempat Pendaratan Ikan Brondong (Jawa Timur). Data dan informasi perikanan cucut dan pari diperoleh dengan menggunakan metode pencatatan langsung hasil tangkapan cucut dan pari dari kapal dan data hasil tangkapan harian kapal yang menangkap cucut dan pari dari enumerator serta wawancara dengan nelayan atau nahkoda kapal untuk mengetahui alat tangkap yang digunakan dan daerah penangkapannya. Hasil penelitian menunjukan terdapat sembilan jenis alat tangkap cucut dan pari yang beroperasi di Laut Jawa yaitu jaring liongbun, jaring insang dasar mata kecil, jaring tiga lapis, jaring arad, jaring hanyut tuna, pancing senggol, rawai dasar, rawai tuna dan bubu. Komposisi jenis ikan cucut dan pari yang tertangkap bervariasi berdasarkan atas jenis alat tangkap yang digunakan. Jenis cucut yang tertangkap rawai dasar berturut-turut didominansi oleh Carcharhinus sorrah (35%), Carcharhinus falciformis (30%), Sphyrna lewini (15%), Isurus oxyrhynchus dan Chylocylliumpunctatum masing-masing adalah 10%. Sedangkan pancing rawai dasar terdiri dari atas Rhynchobatus djiddensis (30%), Himantura gerrardi dan Himantura undulata masing-masing (25%), dan Gymnura zonura (20%). Komposisi jenis pari dari hasil tangkapan cantrang didominansi oleh Himantura undulata (30%), Neotrygon kuhlii (20%), dan secara berturut-turut diikuti oleh Himantura gerrardi (15%), Pastinachus sephen, Himantura uarnacoides dan Dasyatis microps masing-masing (10%), dan Himantura jenskinsii (5%). Di Laut Jawa puncak musim penangkapan cucut terjadi bulan September sedangkan puncak musim penangkapan ikan pari terjadi pada bulan Maret, Juni dan September.
Research on performance shark and ray fishery in the Java Sea aims to obtain data and information as alternative fishery resource management policies. The study was conducted in four major fish landing sites namely, Muara Angke (Jakarta), Cirebon (West Java), Juwana-Pati (Central Java) and Brondong (East Java). Source of data was based on daily catch that recorded by enumerators and interviews with fishermen as well. The results showed that there were nine types of shark and ray fishing gear in the Java Sea, i.e. large demersal bottom gillnet, small demersal bottom gillnet, trammel net, danish seine, tuna drift gillnet, rays bottom long line fisheries bottom long line, tuna long line and portable traps. Fish species composition of shark and ray were caught varies by type of fishing gear used. Type of shark caught by bottom long line was dominated by Carcharhinus sorrah (35%), Carcharhinus falciformis (30%), Sphyrna lewini (15%), Isurus oxyrhynchus, and Chiloscyllium punctatum was 10%, respectively. Whilst demersal longlines consisted of Rhynchobatus djiddensis (30%), Himantura undulate, Himantura gerrardi was 25%, respectively and Gymnura zonura (20%). Stingray species composition of the catch was dominated by Himantura undulata (30%), Neotrygon kuhlii (20%), and followed by Himantura gerrardi (15%), Pastinachus sephen, Himantura uarnacoides, and Dasyatis microps each (10%), and Himantura jenskinsii (5%). The peak fishing season of shark occured in September while the ray occured in March, June and September in the Java Sea.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.16.3.2010.205-216
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.