PENDUGAAN STOK IKAN DI SUNGAI KAPUAS, KALIMANTAN BARAT

Agus Djoko Utomo, Suslo Adjie

Abstract


Sungai Kapuas, Kalimantan Barat mempunyai tipe ekosistem yang kompleks dan keanekaragaman jenis ikan tinggi. Sungai Kapuas ini sudah mendapat tekanan dari luar terutama dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Akibatnya, beberapa jenis ikannya sudah mulai langka antara lain ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau (Macrochirichthys macrochirus), dan kapas (Rohteichthys microlepis). Suatu kajian stok ikan dengan menggunakan metode akustik dilakukan pada bulan Juli dan Desember 2006 di Sungai Kapuas. Lokasi yang diambil adalah ruas Sungai Kapuas dari Pontianak ke hilir sampai Muara Jungkat, ruas Sungai Kapuas dan ruas anak sungainya sekitar Tayan, ruas anak sungai perairan banjiran di kawasan Sentarum dan satu buah danau sungai mati yaitu Danau Empangau. Untuk mengetahui komposisi jenis ikan, pengambilan contoh ikan dilakukan dan hasil tangkapan dicatat oleh enumerator. Stok ikan di hilir antara Pontianak dan Muara Jungkat adalah 1.847 ind./Ha, di Tayan pada sungai Kapuas dan anak sungainya masing-masing adalah 157 dan 403 ind./Ha, di kawasan Sentarum berkisar 1.087 - 1.634 ind./Ha, dan di Danau Empangau adalah 5.708 ind./Ha. Jenis ikan yang mendominansi di perairan antara Pontianak ke Muara Jungkat yaitu sengarat (Kryptopterus trichopterus) dan baung (Mystus nemurus), di Tayan yaitu kotol mulut (Amblyrhycnchichthys truncatus) dan kelabau (Osteochilus melanopleura), di kawasan Sentarum yaitu bauk (Labiobabrus spp.), sepat (Trichogaster trichopterus), dan toman (Channa micropeltes), serta di Danau Empangau yaitu entukan (Thynnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), dan biawan (Helostoma temminckii). 

 

Kapuas River, West Kalimantan has various ecosystem types and high fish biodiversity. This river has been pressured by other sectors such as agriculture, plantation, and mining. Some of fish species such as ringo (Datniodes quadrifsciatus), siluk (Scleropags formosus), belantau (Macrochirichthys macrochirus), and kapas (Rohteichthys microlepis) endanger. A study on fish stock assessment using accoustic methods was done on July and December 2006 in Kapuas River. The locations selected in this study were down stream from Pontianak to Muara Jungkat, segment of Kapuas River and its tributary around Tayan area, in segment of Sentarum floodplains (Empangau oxbow lake). Average fish stock in downstream segment was 1,847 ind./Ha, around Tayan in main river and its tributary was 157 ind./Ha and 403, respectively, in Sentarum ranged 1,087 - 1,634 ind./Ha and in Empangau Lake was 5,708 ind./Ha. Fish species dominance from Pontianak to Muara Jungkat was sengarat (Kryptopterus sp.) and baung (Mystus nemurus), in Tayan was kotol mulut (Amblyrhycnchichthys truncatus) and kelabau (Osteochilusmelanopleura), in Sentarum was bauk (Labiobabrus spp.), sepat (Trichogaster trichopterus), and toman (Channa micropeltes), and in Empangau Lake were entukan (Thinnichthys thynnoides), umpan (Puntius waandersii), and biawan (Helostoma temminckii).


Keywords


stok ikan; Sungai Kapuas; Kalimantan Barat

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.15.1.2009.33-48


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj