EFISIENSI TEKNIS KAPAL PUKAT CINCIN Dl LAUT JAWA DAN SEKITARNYA YANG BERBASIS DI PPN PEKALONGAN
Abstract
Lebih tangkap (over fishing) dan ekses kapasitas penangkapan (excess capacity) telah diketahui sebagai dua isu serius yang saat ini dihadapi perikanan pelagis kecil di Laut Jawa. Sebagaimana diketahui, pukat cincin merupakan perikanan yang paling berkembang di wilayah ini. Saat ini jumlah kapal pukat cincin yang aktif beroperasi di Laut Jawa dan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah sekitar 340 unit. Sasaran utama kapal pukat cincin di Laut Jawa adalah kelompok ikan pelagis kecil di antaranya ikan kembung (Rastrelliger brachysoma) dan l ayang (Decapterus sp.). Dalam rangka mengetahui tingkat efisiensi teknis kapal kapal pukat cincin yang beroperasi di Laut Jawa, maka pada bulan Januari Desember 2007 telah dilakukan penelitian di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Contoh kapal yang diriset diambil secara acak. Data yang diambil meliputi ukuran kapal (LoA dan GT), kekuatan mesin (HP), umur kapal, jumlah anak buah kapal, hari operasi (melaut), konsumsi bahan bakar, dan hasil tangkapan. Data dianalisis dengan data envelopment analysis dengan bantuan perangkat lunak ( software) DEAP version 2.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43 unit kapal mempunyai tingkat efisiensi teknis 1,00 yang berarti sangat efisien. Sisanya, 50 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,900-0,999, 46 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,800-0,899, dan 20 unit mempunyai tingkat efisiensi teknis 0,700-0,799. Rata-rata tingkat efisiensi teknis kapal contoh (sampel) pukat cincin di Laut Jawa adalah 0,918. Hasil analisis menunjukkan nilai tingkat efisiensi teknis minimal yang diizinkan bagi kapal-kapal pukat cincin di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan adalah 0,800. Agar kapal pukat cincin di Pekalongan dapat bekerja efektif maka nilai tingkat efisiensi teknis yang dibutuhkan e"0,950. Guna mencapai nilai tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah mengurangi upaya penangkapan sampai 10,0%, mengurangi konsumsi bahan bakar 9,5%, mengurangi jumlah anak buah kapal10,5%, ukuran kapal17,6%, panjang kapai-LoA 10,0%, dan kekuatan mesin kapal12,0%.
Over fishing and excess capacity have been identified as the two most important problems currently facing by small pelagic fisheries in Java Sea. As known well that purse seine was the most developed fishing gear in this area. The number of active purse seiner operating in Java Sea was about 340 units. Main target of the purse seine in Java Sea is smallpelagic fish i.e. scads. In order to obtain information of the technical efficiency rate of purse seiner operating in Java Sea, a research was conducted. The research was carried out on January-December 2007 in Pekalongan Fishing Port through the random sampling methods. The amount of 159 units of purse seiner sized >30 GT as respondent have been observed. The data covered length, GT, engine HP and age of vesse,l number of crew, days at sea, fuel consumption, and catch (ton). Data were analyzed by Data Envelopment Analysis using software DEAP version 2.1. Results show that average of technical efficiency rate of purse seine fleets currently operating in Java sea, was 0.914 of which 43 units had technical efficiency rate 1.00. This means those fleets are efficient. The remain 50 units had technical efficiency rate 0.900-0.999, 46 units and 20 units had 0.800-0.899 and 0.700-0.799 respectively. Minimum threshold of technical efficiency rate of purse seiner in Pekalongan Fishing Port was 0.800 with average at 0.918. It needs technical efficiency rate at 0.950 so that purse seiners might work effective. The strategies to improve of technical efficiency rate of purse seiner until 0.950 i.e. decreasing of fishing effort 10.0%, decreasing fuel consumption 9.5%, decreasing crew number 10.5%, decreasing size of vessel i.e. GT 17.6%, length-LoA 10.0%, and power of engine 12.0%.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.15.3.2009.199-209
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.