MODEL ESTIMASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL IKAN HUHATE DAN RAWAI TUNA

Suryanto Suryanto, Wudianto Wudianto

Abstract


Huhate dan rawai tuna merupakan alat tangkap utama untuk menangkap ikan tuna di perairan Indonesia. Hasil tangkapannya harus bersaing dalam perdagangan global dimana biaya bahan bakar merupakan faktor produksi yang dominan. Namun kebijakan Pemerintah terkait subsidi bahan bakar minyak terlalu sering berubah karena keterbatasan kemampuan keuangan Pemerintah. Disisi lain peraturan subsidi bahan bakar kapal perikanan yang berlaku kurang mencerminkan kondisi nyata armada perikanan Nasional. Oleh karena itu, perkiraan konsumsi bahan bakar yang diperlukan harus dilakukan secara cermat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model estimasi konsumsi BBM mesin induk dan mesin bantu, khususnya untuk armada huhate dan rawai tuna. Uji model Kleppesto, Digernes dan Hollenbach digunakan untuk mengestimasi daya mesin induk armada huhate dan rawai tuna berdasarkan data SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan) dan pengukuran kecepatan kapal dilapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa model Kleppesto mendapatkan hasil lebih akurat. Selanjutnya model ini dipakai untuk memperkirakan faktor konsumsi BBM mesin induk dan mesin bantu (Cbbm) dengan 2 skenario efisiensi quasi propulsive optimis dan pesimis. Hasil penelitian menunjukan, dengan kedua skenario tersebut, Cbbm armada huhate dan rawai tuna didapatkan nilai 0,121-0,160 dan 0,136-0,180 (kg/HP.jam). Hal ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan faktor konsumsi BBM kapal ikan perlu memperhatikan jenis alat tangkap ikan yang digunakan.

 

Pole and line and long line are main fishing gear for catching tuna in Indonesian seas. Their catches must compete in global trade where as fuel cost is a dominant production factor. However the Government’s policy on fuel subsidies has changed too often due to the limited financial capacity of the Government. In addition, the present regulation of fuel subsidy for fishing vessels does not reflect the real condition of the national fishing fleet. Thus, the estimation of the required fuel consumption must be done carefully. This paper aims to develop fuel consumption estimation model for pole and liner and tuna longliner. Based on the data of fishing licences and in situ vessel speeds measurements; Kleppesto, Digernes and Hollenbach models were used to estimate the required engine power of pole and liner and tuna longliner samples. The study indicates that Kleppesto model is more accurate compared to the other two. Using the scenario of optimistic and pessimistic quasi propulsive efficiencies, then the models were used to estimate the fuel oil consumption factor for main and auxiliary engines (Cbbm) of the fleets. The research shows, Cbbm of pole and liner and tuna longliner are 0,121-0,160 dan 0,136-0,180 (kg/HP.jam)  respectively. The result showed that fuel oil consumption factor of fishing vessel depends on fishing gear used.


Keywords


Model estimasi; konsumsi; bahan bakar minyak (bbm); huhate; rawai tuna

Full Text:

PDF

References


Badrudin. (2007). “Mark Down” Ukuran Kapal Perikanan Mempersulit Pengelolaan Perikanan (p.28). Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.

Basurko, O.C., Gabina, G., & Uriondo, Z. (2013). Energy performance of fishing vessels and potential savings. Journal of Cleaner Production (54). 30-40

Basurko, O.C., Gabina, G., & Quincoces, I. (2016). Fuel consumption monitoring in fishing vessels and its potential for different stakeholders. In Shipping in Changing Climates Conference 2016, Newcastle, The United Kingdom. Newcastle University. http://www.lowcarbonshipping.co.uk/files/ucl_admin/SCC%202016/ Oihane_Basurko__ Quincoces_2016_F uel_consumption_monitoring_in_fishing_vessels_and_ its_potential_for_d ifferent_stakeh.pdf. Diunggah 30 Maret 2017.

CNN Indonesia (2017). Menteri Susi Minta Subsidi BBM Nelayan Dihapuskan. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170731183642-92-231540/menteri-susi-minta-subsidi-bbm-nelayan-dihapuskan. Diunggah 18 September 2017.

Cochrane, K.L., & Garcia, S.M. (2009). A Fishery Manager’s Guidebook. Second Edition (p.544). The Food and Agriculture Organization of the United Nations and Wiley-Blackwell.

Digernes, T. (1982). An analytical approval to evaluating fishing vessel design and operation. Dr. Ing dissertation. Institute of Computer Science. Norwegian Institute of Technology. 236 p.

EPA (Environmental Protection Agency). (2000). Analysis of Commercial Marine Vessels Emissions and Fuel Consumption Data. 158 p.

EPA (Environmental Protection Agency). (2013). Emission Inventory Guide Book (p. 40). International navigation, national navigation, national fishing.

Faber, J., Freund, M., Köpke, M., & Nelissen, D. (2010). Going slow to reduce emissions (p. 29). Sea at risk.

Georgakakia, A., Coffeya, R.A., Lockb, G., & Sorenson, S.C. (2005). Maritime air pollutant emission modelling. Atmospheric Environment (39). 2357–2365.

Grimaldo, E., Pedersen, R., & Sistiga, M. (2015). Energy consumption of three different trawl configurations used in the Barents sea demersal trawl fisheries. Fisheries research (165). 71-73.

Hollenbach, K. U. (1998). Estimating resistance and propulsion for single screw and twin screw ships. Ship Technology Research. (45) 2.

HSVA (Hamburgische Schiffbau-Versuchsanstalt). (2014). Calculation of Fuel Consumption Per Mile for Various Ship Types and Ice Conditions in Past, Present and in Future (p. 39). Report D 2.42. Seventh Framework Programme.

IMO (International Maritime Organization). (2009). Second IMO GHG study (p. 289). Update of the 2000 IMO GHG Study.

IMO (International Maritime Organization). (2015). Third IMO GHG Study 2014. Executive summary and final report. 327 p.

Jalkanen, J.P., Brink, A., Kalli, J., Pettersson, H., & Stipa, T. (2009). A modelling system for exhaust emissions of marine traffic and its application in Baltic sea area. Atmospheric Chemistry and Physic (9). 9209–9223.

Jalkanen, J.P., Johansson, L., Kukkonen, J., Brink, A., Kalli, J., & Stipa,T. (2012). Extension of an assessment model of ship traffic exhaust emissions for particulate matter and carbon monoxide. Atmospheric Chemistry and Physics (12). 2641–2659.

Jatmiko, I., Rochman, F., & Wujdi, A. (2016). Dinamika perubahan metode penangkapan rawai tuna di samudera Hindia. J. Lit. Perikan. Ind. 22(3) . 173-180

Kleppesto, K. (2015). Empirical prediction of resistance of fishing vessels. Master thesis in Marine Technology. Norwegian University of Science and Technology. 87 p.

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). (2014). Laporan Hasil Kajian System Pengelolaan Ruang Laut dan Sumber Daya Kelautan (p. .70). Deputi Bidang Pencegahan. Direktorat Penelitian dan Pengembangan.

Menkumham (Kementerian Hukum dan HAM). (2015). Laporan Akhir Tim Analisis dan Evaluasi Hukum Bidang Perikanan (p.176). Badan Pembinaan Hukum Nasional.

Muir, J.F. (2015). Fuel and energy use in the fisheries sector. Approaches, inventories and strategic implications. FAO Fisheries and Aquaculture Circular No. C1080. 107 p.

Nugraha, B., & Rahmat, E. (2008). Status perikanan huhate (pole and line) di Bitung Sulawesi utara. J. Lit. Perikan. Ind. 13(3). 311-318.

Nugraha, B & Hufiadi. 2012. Produktivitas perikanan tuna longline di Benoa (studi kasus: PT. Perikanan Nusantara). Marine Fisheries. 3(2). 135-140.

Peraturan Menteri ESDM No. 39 tahun 2014 tentang perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak

Peraturan Menteri ESDM No. 04 tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan menteri energy dan sumber daya mineral nomor 39 tahun 2014 tentang perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak

Peraturan Menteri ESDM No. 39 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas peraturan menteri energy dan sumber daya mineral nomor 39 tahun 2014 tentang perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak

Peraturan Menteri ESDM No. 27 tahun 2016 tentang perubahan ketiga atas peraturan menteri energy dan sumber daya mineral nomor 39 tahun 2014 tentang perhitungan harga jual eceran bahan bakar minyak

Peraturan Menteri ESDM No. 36 tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga jenis bahan bakar minyak tertentu dan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan secara Nasional

Peraturan Menteri ESDM No. 34 tahun 2014 tentang harga jual eceran dan konsumen pengguna jenis bahan bakar minyak tertentu

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 13 tahun 2015 tentang petunjuk pelaksanaan penerbitan surat rekomendasi pembelian jenis bahan bakar minyak tertentu untuk usaha perikanan tangkap

Peraturan Presiden No.55 tahun 2005 tentang harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri

Peraturan Presiden No. 9 tahun 2006 tentang perubahan atas peraturan Presiden nomor 55 tahun 2005 tentang harga jual eceran bahan bakar minyak dalam negeri

Peraturan Presiden No. 15 tahun 2012 tentang harga jual eceran dan konsumen penggunajenis bahan bakar minyak tertentu

Peraturan Presiden No. 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran bahan bakar minyak.

Peterson, M.J., Mueter, F., Criddle, K, & Haynie, A.C. (2014). Killer whale depredation and associated costs to Alaskan sablefish, Pacific halibut and Greenland turbot longliners. Plos Ones. 9(2). 12.

Prado, J., & Dremiere, P.Y. (1990). Fisherman’s Workbook (p.185). Fishing Technology Service. Fishery Industries Division. FAO.

PUSDATIN (Pusat Data Statistik dan Informasi). (2015). Analisis data pokok kelautan dan perikanan (p.167). Kementerian Kelautan dan Perikanan

Sala, A., de Carlo, F., & Buglioni, G. (2010). Coriolis Fuel Mass Flow Metering for Fishing Vessels. 1st International Symposium on Fishing Vessel Energy Efficiency –Vigo, Spain. (Presentation)

Sala, A., de Carlo, F., Buglioni, G., & Lucchetti, A. (2011). Energy performance evaluation of fishing vessels by fuel mass flow measuring system. Ocean Engineering (38). 804–809.

Sampson, R. (2008). Propeller hull interaction. Resistance and propulsion. School of marine science and technology. New Castle University. (Presentation). 43 p.

Schneekluth, H., & Bertram, V. (1998). Ship Design for Efficiency and Economy (p.226). 2nd edition. Oxford: Butterworth-Heinemann.

Setiyawan, A., Sadiyah, L., & Samsuddin, S. (2016). Faktor-faktor penting yang mempengaruhi cpue (catch per unit effort) perikanan huhate berbasis di Bitung. J. Lit. Perikan. Ind. 22(1). 43-50.

Suprianto, D., Reppie, E., & Budiman, J. (2012). Daerah penangkapan ikan dari kapal huhate yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai Belang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(2): 57-62.

Suryanto. (2012). Kajian Standarisasi Pengukuran Tonase Kapal Pukat Cincin Yang Beroperasi di Selat Bali dan Dampaknya pada Pungutan Hasil Perikanan. In Seminar Nasional Perikanan Indonesia (p. 120-129). Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.

Suryanto., Wudianto., Nugroho, D., Sumiono, B., Widodo, A.A., Puspasari, R., Oktaviani,........................... Watupongoh, N.N.J. (2015). Laporan akhir. Perhitungan jejak karbon nelayan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 92 p.

Suryanto., Nugroho, D., Sumiono, B., Susanto, K., Hargiyatno, I.T., Anggawangsa, R., Akbar, R.M.A., & Wibowo, S. (2016). Laporan akhir. Jejak karbon perikanan tuna cakalang tongkol di wpp 572 dan 573. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 69 p.

Triharyuni, S., & Prisantoso, B.I. (2012). Komposisi jenis dan sebaran ukuran tuna hasil tangkapan longline diperairan samudera Hindia selatan Jawa. Jurnal Saintek Perikanan. 8(1). 52-59.

Trozzi, C., & Vaccaro, R. (1998). Methodologies for estimating air pollutant emissions from ships. 22nd CIMAC International Conggress on Combustion Engines, Copenhagen. 8 p.

Trozzi, C., & Vaccaro, R. (2006). Methodologies for estimating air pollutant emissions from ships: a 2006 update. Environment and Transport. 2th International Scientific Symposium. Reims, France. 9 p.

Trozzi, C. (2010). Emission estimate methodology for maritime navigation. US EPA 19th International Emissions Inventory Conference, San Antonio, Texas. 11 p

Tyedmers, P. (2001). Energy consumed by north atlantic fisheries. Fisheries impacts on north Atlantic ecosystems: Catch, effort and national/regional data a sets. Fisheries centre, University of British Columbia, Canada. Fisheries centre research reports. 9(3). 12-34

Wibawa, P.A., Birmingham, R.W., & Woodward, M.D. (2015). Design of sustainable fishing vessels, future challenges for the Indonesian fisheries. 12th International Marine Design Conference 2015. Tokyo. Proceedings (3). 357-367.

Wudianto., Wagiyo, K., & Wibowo, B. (2003). Sebaran daerah penangkapan ikan tuna di samudera Hindia. J. Lit. Perikan. Ind. 9(7). 19-27.

WWF-Indonesia. (2015). Perikanan cakalang - dengan pancing pole and line (huhate). 16 p.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.23.2.2017.99-110


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj