ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN IKAN POTENSIAL DI PULAU ENGGANO, BENGKULU UTARA
Abstract
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terdepan yang ada di Provinsi Bengkulu yang belum tereksplorasi secara maksimal, sehingga perlu dilakukan kajian untuk menggali potensi perikanan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah penangkapan ikan (DPI) di perairan Pulau Enggano. Penelitian ini dilakukan dengan melihat tiga aspek yaitu produktivitas, jumlah spesies hasil tangkapan dan ukuran ikan yang dominan yang layak tertangkap. Penentuan DPI dilakukan dengan menggunakan metode skoring terhadap tiga kriteria tersebut pada enam daerah penangkapan ikan (DPI) nelayan lokal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produktivitas total penangkapan gillnet adalah 1198.075 kg, sementara rawai adalah 1331.28 kg. Produktivitas rata-rata gillnet adalah 171.15 kg/trip, sementara rawai 190,18 kg/trip. Persentase ikan yang tertangkap didominasi oleh ikan-ikan yang berukuran layak tangkap sebesar 75-100%. Daerah penangkapan ikan yang potensial berada di Teluk Kiowa, Tanjung Kahoabi, Pulau Satu dan Tanjung Labuho dan tidak potensial untuk penangkapan ikan adalah Teluk Labuho dan Pulau Dua.
Enggano Island is one of the foremost islands in Bengkulu Province that has not been maximaly explored, and research needs to be done to explore the potential of fisheries. This research aims to determine the potential fishing ground in Enggano Island. This research was conducted by looking at three aspects: productivity, the number of species caught and size of the dominant fish caught. Determination of fishing ground was performed using the scoring method against the three criteria within the six fishing ground. The results show that the total productivity of gillnet was 1,198,075 kg, while the rawai was 1331.28 kg. The average productivity of gillnet is 171.15 kg/trip, while the rawai is 190.18 kg/trip. The percentage of fish caught was dominated by appropriate size of 75-100%. The potential fishing grounds was in the Kiowa Bay, Kahoabi Cape, Pulau Satu, and Labuho Cape and the less potential fishing ground was Labuho Gulf and Pulau Dua.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Fauziyah, F., Agustriani, F., & Afridanelly, T. (2011). Model produktivitas hasil tangkapan bottom gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Jurnal Penelitian Sains (JPS). 14(3D), 56-60.
Fishbase. (2016). http://www.fishbase.org/.
Latuconsina, H., Ambo-Rappe, R., & Nessa, M.N. (2013). Asosiasi ikan baronang (Siganus canaliculatus Park, 1797) pada ekosistem padang lamun perairan Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 5(2), 52-62.
Latuconsina, H. & Ambo-Rappe, R. (2013). Variabilitas harian komunitas ikan padang lamun perairan Tanjung Tiram-Teluk Ambon Dalam. Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(1), 35-53.
Marizal, D., Yales, V.J. & Henky, I. (2012). Aplikasi SIG untuk kesesuaian kawasan budidaya teripang Holothuria scabra dengan metode penculture di Pulau Mantang, Kabupaten Bintan. Jurnal Penelitian Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. 2(2), 30-36.
Saputra, S.W., Solichin, A., Wijayanto, D., & Kurohman, F., (2011). Produktivitas dan Kelayakan Usaha Tuna Longliner di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. 6(2), 84-91.
Simbolon D. (2004) Suatu studi tentang potensi pengembangan sumberdaya ikan cakalang dan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan. Buletin PSP. Bogor (ID): Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 13(1), 48- 67.
Simbolon, D. (2011). Bioekologi dan dinamika daerah penangkapan ikan (p. 41). IPB Press.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D (p. 218-219). Alfabeta. Bandung (ID).
Suwarni (2009). Hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan Butanan Acanthurus mata (Cuvier, 1829) yang tertangkap di sekitar perairan Pantai Desa Mattiro Deceng, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. 19(3), 160-165.
Ta’alidin Z., Bachtiar D., & Wilopo, M.D. (2014). Kondisi Terumbu Karang Di Pulau Enggano. Laporan Penelitian. Balai Penelitian Universitas Bengkulu. p. 60.
Tongco M. D. C. (2007). Purposive sampling as a tool for informant selection. Journal of Plants, People, and Applied Research. Ethnobotany Research & Applications. (5), 128-171.
Wardono B., Fauzi A., Fahrudin A., & Purnomo A. H. (2015). Total faktor produktivitas dan indeks instabilitas perikanan tangkap: kasus di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 10(1), 35-46.
Wiyono E. S. (2014). Effecs of length trip and total hauling to fish catches on small scale gillnet fisheries in Pekalongan, Central Java. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 3(1), 57-64.
Wujdi, A., Suwarso & Wudianto. (2013). Hubungan panjang bobot, faktor kondisi dan struktur ukuran ikan Lemuru di perairan Selat Bali. Bawal. 4(2), 83-89.
Wulandari, U., Sulistyo, B. & Hartono, D. (2016). Aplikasi SIG untuk analisis kesesuaian kawasan budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) dengan metode penculture di Perairan Teluk Kiowa, Desa Kahyapu Kecamatan Enggano. Jurnal Enggano. 1(1), 57-73.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.23.4.2017.253-260
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.