KUALITAS LINGKUNGAN PERAIRAN DAN POTENSI PRODUKSI IKAN KAWASAN KONSERVASI TERUBUK BENGKALIS (Tenualosa macrura Bleeker, 1852)

Khairul Amri, Gathot Winarso, Muchlizar Muchlizar

Abstract


Terubuk Bengkalis (Tenualosa macrura) yang hidup di perairan Bengkalis dinyatakan terancam punah akibat eksploitasi berlebih dan penurunan kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kualitas perairan habitat terubuk Bengkalis, menggunakan data parameter oseanografi hasil pengukuran in-situ. Selain itu, data penginderaan jauh berupa citra Landsat 8 digunakan untuk analisa tutupan mangrove (hutan bakau) serta citra MODIS-Aqua (Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer) untuk analisis produktivitas primer (NPP). Penelitian dilaksanakan selama April-November 2015. Hasil penelitian menunjukkan total luas tutupan mangrove yang teridentifikasi citra Satelit Landsat 8 (2015) mencapai 11.736,2 Ha, berkurang sekitar 4.470,8 Ha dalam waktu 12 tahun (2003-2015) dengan laju kehilangan 372,5 Ha/tahun. Dari aspek oseanografi, kawasan konservasi ikan terubuk merupakan perairan dangkal dengan tingkat kecerahan rendah (0,54-0,95 m); suhu perairan relatif tinggi berkisar 29,15-31,87 0C (rata-rata 300C) dan salinitas rata-rata tergolong rendah (28,77-29,22 ppt). Nilai sebaran pH dan oksigen terlarut/DO juga rendah yakni pH 6,3-8,9 (rata-rata pH 7) dan DO 3,90-4,98 mg/l (di bawah Baku Mutu Air Laut). Komposisi substrat dasar didominasi lumpur, dengan prosentase 67,4-89,8%, sehingga perairan ini umumnya keruh. Perairan ini tergolong subur (eutropik) dengan kelimpahan fitoplankton tinggi (23.584 - 95.616 sel/l) terdiri dari 32-52 genera. Produktivitas primer juga tinggi, rata-rata 288,87 mgC/m2/hari dengan potensi produksi ikan 3.680,2 ton/tahun. 

Terubuk Bengkalis (Tenualosa macrura) is an endemic tropical shad fish that live in Bengkalis waters.This species has been declared endangered due to over exploitation and environmental degradation. The current research aimed to analyze the environmental quality of the species. The data used in this research were consited of in-situ measurement and remote sensing data: Landsat 8 Satellite imagery for mangrove cover observation and MODIS (Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer) imagery for Net Primary Productivity (NPP). The results showed that the cover of mangrove vegetation along the coast of Bengkalis Island dentified by Landsat 8 Satellite imagery was11.736,24 Ha. The total loss of cover mangrove vegetation is estimated about 4.470,83 Ha, decreased drastically in 12 years (2003-2015) with a loss rate of 372.5 Ha/year. The habitat of shad fish is shallow water category. The water quality was too turbid (brightness level 0.54-0.95 m); warm water temperature of 29.,15-31.87 0C (average 300C); and low salinity (28,77-29,22 ppt). The relatively low pH and dissolved oxygen content were determined: pH ranged between 6,3-8,9 (mean7) and the DO: 3,90-4,98 mg/l (under the Sea Water Quality Standard).The substrat was dominated by mud (67,4-89,8%) in Bengkalis Strait sub area due to the turbidity. However, these waters are euthropic level category with a high abundance of phytoplankton ranging from 23,584-95,616 cells/l and the species richness varies from 32-52 species. The primary productivity level of waters was also quite high was average of 288,87 mgC/m2/day resulting an estimation of potential of fish biomass value about 3.680,2 ton/year.


Keywords


Kualitas perairan; habitat terubuk; pengukuran in-situ; penginderaan jauh

Full Text:

PDF

References


Abida, I.W. (2010). Struktur komunitas dan kelimpahan fitoplankton di Perairan Muara Sungai Porong Sidoarjo. Jurnal Kelautan. Univ. Trunojoyo, Madura. 3(1), 36-40.

Anonim. (2004). Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, tentang Baku Mutu Air Laut. Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Anonim. (2013). Laporan Akhir Kegiatan Penetapan Kuota Penangkapan Ikan di Perairan Kabupaten Bengkalis. Kerjasama Penelitian antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis dengan Balai Penelitian Perikanan Laut (tidak dipublikasikan).

Anonim. (2014). Ekosistem dan Sumberdaya Hayati Perairan Bengkalis. KP3K-Kementerian Kelautan dan Perikanan (www.kp3k.kkp.go.id; diakses pada tanggal 15 Juli 2017 pukul 17.15).

Anonim. (2015). Status Sumber daya Terubuk Bengkalis 2015. Bagian Laporan Akhir Penelitian Analisa Daya Dukung Lingkungan Kawasan Konservasi Ikan Terubuk. Kerjasama Penelitian antara Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis dengan Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL), Puslitbangkan, KKP. p. 143.

Anonim. (2016). Kabupaten Bengkalis Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis. ISSN: 0215-3866. xxviii + 204 hal.

Aryawati, R & H. Thoha. (2011). Hubungan Kandungan Klorofil-a dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Berau Kalimantan Timur. Jurnal Maspari. 2 (2), 89-04.

Behrenfeld, M. J. & P. G. Falkowski. (1997). Photosynthetic rates derived from satellite-based chlorophyll concentration. Limnol. Oceanogr. 42, 1–20.

Campbell, J. D. A., Armstrong, R., Arrigo, K., Balch, W., Barber, R., Behrenfeld, M., Bidigare, R., Bishop, J., Carr, M.-E., Esaias, W., Falkowski, P., Hoepffner, N., Iverson, R., Kiefer, D., Lohrenz, S., Marra, J., Morel, A., Ryan, J., Vedernikov, V., Waters, K., Yentsch, C., & Yoder, J. (2002). Comparison of algorithms for estimating ocean primary production from surface chlorophyll, temperature, and irradiance. Global Biogeochem. Cycles, 16(3), doi:10.1029/2001GB001444.

Darmawan, A., Syamsul, B.L., & Suraji. (2014). Status pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia: Profil 113 Kawasan Konservasi Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI). Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. ISBN: 978-602-7913-22-6.

Efizon, D. (2016). Komunikasi Pribadi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.

Efizon, D, & Alit, H.Y. (2013). Dampak KepMen KP Nomor Kep.59/MEN/2011 Tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Jenis Ikan Terubuk (Tenualosa macrura) dalam Meningkatkan Populasi Ikan Terubuk di Provinsi Riau. Bahan Presentasi (tidak dipublikasikan).

Efizon, D., Otong, S.D., Yayat, D., & Bachrulhajat, K. (2012). Kelimpahan populasi dan tingkat eksploitasi ikan terubuk (Tenualosa macrura) di Perairan Bengkalis, Riau. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk, 40(1), 52 – 65.

Fajri, N.E. & A. Kasry. (2013). Kualitas perairan muara sungai siak ditinjau dari sifat fisik-kimia dan makrozoobentos. Berkala Perikanan Terubuk, 41(1), 37–52.

Fikri, R. (2006). Aplikasi penginderaan jauh untuk mendeteksi perubahan mangrove di Pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. Tidak dipublikasikan. p. 154.

Green, E.P., Clark, C.D., & Edwards, A.J. (2000). Image classification and habitat mapping. In Remote Sensing Handbook for Tropical Coastal Management, A.J. Edwards (Ed.), pp. 141–154 (Paris: UNESCO).

Hakim, I. (2003). Hubungan kerusakan hutan mangrove dengan Abrasi, studi kasus: Pantai Utara Pulau Bengkalis, Propinsi Riau. Tesis. Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan: http://lib.ui.ac.id/opac/ui/).

Kerusakan Ekosistem Mangrove di Wilayah Riau, Butuh Pendampingan Masyarakat. Berita online dari web: http://cekau.blogspot.co.id/2013/02/kerusakan-ekosistem-mangrove-di-wilayah.html

Landner, K. (1978). Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abudance (p. 380). Harper and Row.New York.

Levinton, J. S. (1982). Marine Ecology (p. 526). Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J.

Masrikat, J.A.N., Indra, J., Budhi, H.I., & Dedi S. (2009). Estimasi standing stock sumberdaya ikan berdasarkan kandungan klorofil-a. J. Lit. Perik. Ind. 15 (3), 257-266.

Merta, G.S., Suwarso, Wasilun, K. Wagiyo, E.S. Girsang & Suprapto. (1999). Status populasi dan bio-ekologi ikan terubuk Tenualosa macrura (Clupeidae) di Propinsi Riau. J. Lit. Perik. Ind. 5(3), 15-29.

Parson, T. R, Takahashi, M., & Hargrave, B. (1984). Biological oseanographic processes (p. 330). Third Edition. Pergamon Press. UK.

Purwadhi, S. H. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grasindo.

Raymont, J.E.G. (1963). Plankton and productivity in the oceans. Pergamon Press, Oxford, London. viii + 660 p.

Setiawan, D. (2008). Struktur Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bio-indikator Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai Musi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tesis S2. 175 hal. Tidak dipublikasikan.

Short, N. M. (1982). The landsat tutorial workbook-Basics of satellite remote sensing. Greenbelt, Md., Goddard Space Flight Center, NASA Reference Publication 1078.

Strurges, H. (1926). The choice of a class-interval. J. Amer. Statist. Assoc, 21, 65–66.

Sutamihardja, R.T.M., (1987). Kualitas dan Pencemaran Lingkungan (p. 92). Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suwarso & I. G. Merta. (2003). Penurunan Populasi dan Alternatif Pengelolaan Ikan Terubuk, Tenualosa macrura (Clupeidae), di Propinsi Riau. J. Lit. Perik. Ind. 6(2), 25- 36.

Tang, D.L., Kawamura, H., Lee, M.A., & Dien, T.V. (2003). Seasonal and spatial distribution of chlorophyll-a concentrations and water conditions in the Gulf of Tonkin, South China Sea. Remoting Sensing of Environmen. t 85, 475–483.

Wahyu, D.S. (2015). Pelaksanaan Peraturan Bupati Kabupaten Bengkalis Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Kawasan Konservasi Perikanan Ikan Terubuk Tahun 2011- 2014. JOM FISIP Universitas Riau. 2(2), 1-15.

Wisha, U.J., M. Yusuf & Lilik Maslukah. (2016). Kelimpahan Fitoplankton dan Konsentrasi TSS Sebagai Indikator Penentu Kondisi Perairan Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 ISSN: 1907-9931 (print), 2476-9991. p. 122-129.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.1.1.2018.37-49


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj