PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP HASIL TANGKAPAN ARMADA TONDA DI SEKITAR RUMPON DI PALABUHANRATU

Erfind Nurdin, Anthony Sisco Panggabean, Yoke Hany Restiangsih

Abstract


Kondisi oseanografis dapat digunakan sebagai petunjuk produkvitas suatu perairan dengan mengetahui kondisi suhu dan kelimpahan klorofil-a yang menjadi faktor penentu keberadaan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara peningkatan upaya dan parameter oseanografi (sebaran suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a) terhadap hasil tangkapan. Penelitian dilakukan pada periode April 2015 – Maret 2016 di Palabuhanratu. Analisis data dilakuan dengan menghitung laju tangkap (CPUE), suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata CPUE bernilai 706,84 kg trip-1, rata-rata suhu permukaan laut 28,8 °C, nilai sebaran klorofil-a rata-rata 0,2 mgm-3. Pengaruh parameter oseanografi terhadap hasil tangkapan menunjukkan pola nilai CPUE mengikuti pergerakan fluktuasi nilai klorofil-a, dimana saat klorofil-a naik maka CPUE akan naik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa tren peningkatan produktivitas hasil tangkapan terjadi pada saat kondisi klorofil-a tinggi dengan suhu permukaan laut rendah.

Oceanographic conditions can be used as a guidance for the productivity by knowing the condition of temperature and chlorophyll-aabundance which determines the existence of fish.This study aims to examine the relationship between increased efforts and oceanographic conditions (distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a concentration) to the production of catch. The study was conducted from April 2015 until March 2016 in Palabuhanratu. The data analysis was done by calculating the catch rate (CPUE), sea surface temperature and chlorophyll-a. The results showed that average CPUE was 706.84 kg trip-1, average sea surface temperature 28.8 °C, andaverage chlorophyll-a 0.2 mg m-3. The effect of oceanographic condition on catch showedthat the pattern of CPUE values was in line with the fluctuation of chlorophyll-a values, as chlorophyll-a rises then CPUE will increase. Based on the results of the study, it can be concluded that the trend of increased productivity of the catch occured at the time of high chlorophyll-a and low sea surface temperature concentration


Keywords


Parameter oseanografi; hasil tangkapan; rumpon; tonda; Palabuhanratu

Full Text:

PDF

References


Allain, G., Lehodey, P., Kirby, D.S., & Leroy, B. (2005). The influence of the environment on horizontaland vertical bigeye tuna movements investigated by analysis of archival tag records and ecosystem model outputs. WCPFC-SC1. 3, 13.

Amri, K. (2012). Kajian kesuburan perairan pada tiga kondisi moda dwi kutub samudera hindia (Indian Ocean dipole mode) hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Barat Sumatera. [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. p.258.

Amri, K., Suman, A., Irianto, H.E., & Wudianto. (2015). Effects of dipole mode and El-nino events on catches of yellowfin tuna (Thunnus albacares) in the Eastern Indian Ocean off West Java. Ind. Fish.Res.J. 21 (2), 75-90.

Baskoro, M.S., Taurusman, A. A., & Sudirman.(2011). Tingkah laku ikan hubungannya dengan ilmu dan teknologi perikanan tangkap(p.258). Lubuk agung. Bandung.

Dagorn,L., Josse, E., Bach, P., & Bertrand, A. (2000). Modeling tuna behaviour near floating objects. Aquat Living Resour. 13. 203–211.

Gafa, B., Suhendrata, T., & Uktolseja, J. (1987). Penandaan ikan cakalang dan madidihang di sekitar rumpon di Teluk Tomini. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 43, 67–74.

Harahap, S.A, Syamsuddin, M.L., & Purba, N.P. (2015). Pendugaan hotspot tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di perairan Selatan Jawa Barat. Omni Akuatika, 11 (2), 50–60.

Hendiarti, N., Siegel, H., & Ohde, T. (2004). Investigation of different coastal

processes in Indonesian waters using SeaWiFS data. Deep Sea Research Part II.51, 85–97.

Jufri, A., Amran, M.A., & Zainuddin, M. (2014). Karakteristik daerah penangkapan ikan cakalang pada musim barat di perairan Teluk Bone. Jurnal IPTEKS PSP. 1(1),1-10.

Kunarso, Hadi, S., & Ningsih, N.S. (2005). Kajian lokasi upwelling untuk penentuan fishing ground potensial ikan tuna. Ilmu Kelautan. 10(2), 61–67.

Kunarso, Hadi, S., Ningsih, N.S., & Baskoro, M.S. (2011). Variabilitas suhu dan klorofil-a di daerah upwelling pada variasi kejadian ENSO dan IOD di perairan Selatan Jawa sampai Timor. Ilmu kelautan. 16(3), 171-180.

Laevastu T, Hayes M. (1981). Fisheries Oceanography and Ecology(p. 199). Fishing New Book Ltd. Farnham. Surrey. England.

Menard, F., Stequert, B., Rubin,A., Herrera, M., & Marchal, E. (2000). Food consumption of tuna in the equatorial Atlantic Ocean. JAquat Living Resour. 13, 233-240.

Monintja, D.R. (1990). Study on the development of rumpon as fish aggregating devices (FADs). Bul FPIK IPB. 3(2), 137.

Nurdin, E. (2017). Rumpon sebagai alat pengelola perikanan tuna berkelanjutan; madidihang (Thunnus albacares). [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor. p.155.

Putra, E., Gaol, J.L., &Siregar, V.P. (2012). Hubungan konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dengan hasil tangkapan ikan pelagis utama di perairan Laut Jawa dari citra satelit MODIS.Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan.3(1):1-10.

Ratnawati, H.I., Hidayat, R., Bey, A., & June, T. (2016). Upwellingdi Laut Banda dan pesisir Selatan Jawa serta hubungannya dengan ENSO dan IOD. Omni-Akuatika. 12 (3), 119 - 130.

Restiangsih, Y.H., Chodriyah, U., Hidayat, T., & Noegroho, T. (2014). Analisa hubungan kondisi oseanografi dengan fluktuasi hasil tangkapan purseseine tuna di Laut Banda. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan X ISOI 2013. 223 – 232.

Robinson, I. S. (1985). Satelite Oceanography on Introduction for Oceanographer and Remote Sensing Scientist (p. 455). Ellis Harwood Ltd.John Willey and Sons. New York.

Samples, K.C.,& Sproul, J.R. (1985). Fish aggregating devices (FADs) and open access commercial fisheries: a theoretical inquiry. Bul Mar Sci. (44), 997-1003.

Simbolon,D. & Limbong, M. (2012). Exploration of skipjack fishing ground through sea surface temperature and catches composition analyzes in Palabuhanratu Bay Waters. Journal of Coastal Development.15 (2), 225- 233.

Sparre, P. & Venema, S. (1999). Introduction to tropical fish stock assessment (p. 438). (Introduksi pengkajian stok ikan tropis, alih bahasa: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan). Buku 1: Manual. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Subani, W. (1986). Telaah penggunaan rumpon dan payaos dalam perikanan Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. 35, 35–45.

Subani, W. & Barus, H.R. (1988).Alat penangkapan ikan dan udang laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Edisi khusus. (50), 248.

Yoga,R.B., Setyono, H., & Harsono, G. (2014). Dinamika upwelling dan downwelling berdasarkan variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Selatan Jawa. Jurnal Oseanografi. 3(1), 57-66.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.24.2.2018.117-128


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj