DINAMIKA POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN KEPITING MERAH (Scylla olivacea) DI PERAIRAN MERAUKE DAN SEKITARNYA, PAPUA

Andina Ramadhani Putri Pane, Reza Alnanda

Abstract


Penangkapan kepiting merah (Scylla olivacea) di Merauke berlangsung sangat intensif dan dikuatirkan akan mengancam kelestariannya. Untuk itu perlu pengelolaan yang didasarkan hasil kajian ilmiah. Dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan merupakan informasi komponen penting dalam pengelolan perikanan secara efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan kepiting merah di Merauke dan sekitarnya. Penelitian dilakukan selama 2 (dua) tahun yaitu Februari hingga Desember 2017 dan Maret hingga Desember 2018 dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan struktur ukuran kepiting merah diatas 99 % berukuran dibawah 145 mm dan ukuran pertama kali tertangkap (CWc) adalah 110.52 mm (2017) dan 112,5 mm (2018). Pola pertumbuhan kepiting merah bersifat allometrik negatif dengan nisbah kelamin tidak seimbang antara jantan dan betina. Laju pertumbuhan (K) adalah 0,6 per tahun dengan tingkat kematian alamiah (M) lebih kecil daripada kematian karena penangkapan (F). Tingkat pemanfaatan (E) 0,68 menjadi indikasi telah terjadi overfishing dari nilai optimum penangkapan kepiting. Upaya pelestarian sumberdaya kepiting dapat dilakukan dengan mengurangi upaya penangkapan sebesar 36 % dari yang sudah dilakukan saat ini.

The capture of red mud crabs (Scylla olivacea) in Merauke is very intensive and threat its sustainability. For this reason, management needs to be based on the results of scientific studies. Population dynamics and exploitation rates are information about important components in fisheries management effectively. The purpose of this study was to determine population dynamics and exploitation of red mud crabs in Merauke and its adjancent. The study was conducted for 2 (two) years, February to December 2017 and March to December 2018 with the survey method. The results showed that the structure of the size of red mud crabs above 99% was under 145 mm and the first size caught (CWc) was 110.52 mm (2017) and 112.5 mm (2018). The growth pattern of red mud crabs is allometric negatif with an unbalanced sex ratio between male and female. The growth rate (K) is 0.6 per year with a natural death rate (M) smaller than death due to arrest (F). The utilization rate (E) of 0.68 indicates an overfishing of the optimum value of crab capture. Efforts to preserve crab resources can be done by reducing fishing efforts by 36% from what has been done today.


Keywords


Dinamika populasi, tingkat pemanfaatan, kepiting merah, Merauke, WPP NRI 718

Full Text:

PDF

References


Avianto, Irvan., Sulistiono., & Setyobudiandi, I. (2013). Karateristik habitat dan potensi kepiting bakau (Scylla serrata, S. transquaberica and S. olivacea) di Hutan Mangrove Cibako, Sancang, Kabupaten Garut Jawa Barat. Aquasains. 2(1), 97–106.

Ball, D,V., & Rao, K, V. (1984). “Marine Fisheries.” New Delhi : Tata Mc. Graw-Hill Publishing Company Limited., p. 5–24.

Cholik, F. (2005). Review of mud crab culture research in Indonesia, Central Research Institute for Fisheries, PO Box 6650 Slipi, Jakarta, Indonesia, 310CRA.

Diantoro, G., & Pribadi, R. (2017). Analisa interaksi antar tropic level pada populasi kepiting (Scylla olivacea) di Kawasan Muara Sungai Cenrana, Kabupaten Bone. Prosiding Simposium Nasional Krustasea 2017. 85–96.

Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Papua. (2018). Data Luas Hutan Mangrove Menurut Kabupaten/ Kota di Papua Tahun 2010. Website www.lingkunganhidup.papua.go.id. Diakses pada 30 Januari 2018 pukul 9.02 Wib.

Edrus, I, N., & Syam, A.R. (2004). Analisis hasil tangkapan rakang dan bubu pada percobaan penangkapan kepiting di Perairan Mangrove Maluku. J.Lit.Perikan.Ind,10(4), 77 – 86. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.10.4.2004.77-86

Gayanilo, F. C. Jr, Sparre, P., & Pauly, D. (1993). The FISAT user’s guide. FAO Computerized Information Series Fisheries. ICLARM – DIFMAR.

Gulland, J. A. (1983). Fish stock assessment (p. 223). A manual of basic methods. John Wiley and Sons. NewYork.

Hardiyanti, A, S., Sunaryo., Riniatsih, I., & Santoso, A. (2018). Biomorformetrik kepiting bakau (Scylla sp.) Hasil Tangkapan di Perairan Semarang. Buletin Oseanografi Marina. 7 (2), 81 – 90. DOI: https://doi.org/10.14710/buloma.v7i2.20686

Herliany, N,E., & Zamdial. (2015). Hubungan lebar karapas dan berat kepiting bakau (Scylla spp) Hasil Tangkapan di Desa Kahyapu Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Jurnal Kelautan. 8 (2): 89 – 94. DOI: http://dx.doi.org/10.21107/jk.v8i2.818

Hill, B. J. (1975). Abundance, breeding and growth of the crab Scylla serrata in two South African estuaries. Marine Biology. 32, 119–126.

Ikhwanuddin, M., Azmie, G., Juariah, H, M., Zakaria, M. Z., & Ambak, M. A. (2011). Abstrak biological information and population features of mud crab, genus scylla from mangrove areas of Sarawak, Malaysia. Fisheries Research. 108 (2-3), 299 – 306. Diakses pada https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0165783611000038 tanggal 16 Januari 2018 Pukul 13.44 Wib.

Jirapunpipat, K. (2008). Population structure and size maturity of the orange mud crab Scylla olivacea in Klong Ngao mangrove Swamp Ranong Propince, Thailand. Kasetsart Journal. Natural Science. 42, 31-40.

Karim, M. Y. (2008). Pengaruh salinitas terhadap metabolisme kepiting bakau (Scylla olivacea). Jurnal Perikanan. X (1), 37–44. DOI: https://doi.org/10.22146/jfs.8926

Karim, M, Y., Zainuudin., & Aslamsyah, S. (2015). Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan percepatan metamorfosisi larva kepiting bakau (Scylla olivacea). Jurnal Perikanan. XVII (2), 84 – 89. DOI : https://doi.org/10.22146/jfs.10370

Keenan, C.P., Davie, P.J.F., & Mann, D.L. (1998). A revision of the genus Scylla De HAAN, 1983 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunidae). The Raffles Bulletin of Zoology, 46 (1), 217-245.

Lantang, B & Pakidi, C, S. (2015). Identifikasi jenis dan pengaruh faktor oseanografi terhadap fitoplankton di perairan Pantai Payum – Pantai Lampu Satu Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU – Ternate). 8 (2),13-19.DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.8.2.13-19

Lasibani, S, M., & Kamal, E. (2010). Pola penyebaran pertumbuhan “propagul” mangrove rhizophoraceae di kawasan pesisir Sumatera Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir. X (1), 33 – 38.

La Sara. (2010). Study on the size structure and population parameters of mud crab Scylla serrata in Lawele Bay, Southeast Sulawesi, Indonesia. Journal of Coastal Development. 13(2), 133-147.

Larosa, R., Hendrarto, B & Nitisupardjo, M. (2013). Identifikasi Sumberdaya Kepiting Bakau (Scylla sp) yang Didaratkan di TPI Kabupaten Tapanuli Tengah. Journal of Management of Aquatic Resource. 2 (3), 180 – 189.

Le Vay, L. (2001). Ecology and stock assessment of Scylla spp. In: Proceedings of the International Forum on the Culture of Portunid Crabs, Boracay, Philippines, December, 14, 101 – 111.

Masiyah, S., & Sunarni. (2015). Komposisi jenis dan kerapatan mangrove di pesisir arafura kabupaten merauke Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU – Ternate). 8 (1), 60 – 68. DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.8.1.60-68

Masiyah, S., & Arifin, T. (2016). Kondisi dan jenis mangrove di Kabupaten Merauke, Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU – Ternate). 9 (2), 35 - 40. DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.9.2.34-40

Masiyah, S. (2016). Biodiversitas mangrove di kabupaten merauke Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU – Ternate). 9 (1), 1 – 7. DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.10.1.1-7

Masiyah, S., & Monika, N. (2017). Analisis ekologi mangrove sebagai dasar rehabilitasi di pesisir Arafura Samkai Distrik Merauke Kabupaten Merauke Propinsi Papua. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU – Ternate). 10 (2), 29 – 35. DOI: https://doi.org/10.29239/j.agrikan.10.2.29-35

Moser, S., Macintosh, D, J., Laoprasert, S., & Tongdee N. (2005). Population ecology of the mud crab scylla olivacea: a study in the ranong mangrove ecosystem, thailand, with emphasis on juvenile recuitment and mortality. Fisheries Research. 17 (1), 27 – 41. DOI: https://doi.org/10.1016/j.fishres.2004.07.008

Nontji, A. (2007). Laut Nusantara. Djambatan.

Padate, V, P., Rivonker, C, U., & Anil, A, C. (2013). A new record of Scylla olivacea (Decapoda, Bachyura, Prtunidae) from Goa Central West Coast of India – A Comparative Diagnosis. Journal of Geo – Marine Sciences. 42 (1), 82 – 89.

Pauly, D. (1980). A Selection of a simpel methods for the assessment of the tropical fish stock. FAO Fish. Circ. FIRM/ C 729. Roma. 54 pp.

Pauly, D., Ingles, J., & Neal, R. (1984). Application to shrimp stocks of objective methods for the estimation of growth, mortality and recruitment related parameters from length frequency data (ELEFAN I and II). In : Penaeid shrimp - their biology and management. Fishing News Book Limited. Farnham-Surrey-England, 220-234.

Saleh, A, R., Kamal, E., & Jati, D, W. (2004). Aplikasi citra satelit terhadap penyebaran ekosistem mangrove kawasan Batang Tomak Air Bangis Pasaman Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir. III (4), 1- 7.

Saputra, S. W., Soedarsono,P. & Sulistyawati,G.A. (2009). Beberapa aspek biologi ikan kuniran (Upeneus spp.) di Perairan Demak. Jurnal Saintek Perikanan. 5(1), 1-6.

Sentosa, A & Syam, A. (2011). Sebaran temporal faktor kondisi kepiting bakau (Scylla Serrata) Di Perairan Pantai Mayangan,Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jurnal Perikanan. XIII (1), 34-43. DOI: https://doi.org/10.22146/jfs.3060

Serosero, R. (2011). Karakteristik habitat kepiting bakau (Scylla spp) Di Perairan Pantai Desa Todowongi Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). 4 (1), 69–73. DOI:https://doi.org/10.29239/j.agrikan.4.1.69-73

Siahainenia, L. (2008). bioekologi kepiting bakau (Scylla spp.) di Ekosistem Mangrove Kabupaten Subang Jawa Barat. Disertasi S3. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Sparre, P., & Venema, S. (1999). Introduction tp tropical fish stock assesment. (Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis, alih bahasa : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan). Buku 1 : Manual. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. 438 p.

Suman, A. (2004). Pola pemanfaatan sumber daya udang dogol (Metapenaeus ensis de Haan) di perairan Cilacap dan sekitarnya. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor.

Sunarto., Sulistiono., & Setyobudiandi, I. (2015). Hubungan jenis kepiting bakau (Scylla spp) dengan Mangrove dan Substrat di Tambak Silvofishery Ereta, Indramayu. Marine Fisheries. 6 (1), 59 – 68. DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.6.1.59-68

Suryani, M. (2006). Ekologi kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) dalam ekosistem mangrove di Pulau Enggano Propinsi Bengkulu, Thesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. 91 p.

Tahmid, M., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2015a). Kajian struktur ukuran dan parameter populasi kepiting bakau (Scylla serrata) di Ekosisistem Mangrove Teluk Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Biologi Tropis. 15 (2), 93 - 106. DOI: DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v15i2.192

Tahmid, M., Fahrudin, A., & Wardiatno, Y. (2015b). Kualitas habitat kepiting bakau (Scylla serrata) pada Ekosisistem Mangrove Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7 (2), 535-551. DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v7i2.11025

Viswanathan, C & Raffi, SM. (2015). The Natural Diet f The Mud Crab Scylla olivacea (Herbst, 1896) in Pichavaram mangroves, India. Abstrak in Saudi Journal Biological Science. 22 (6), 698 – 705. DOI. 10.1016/j.sjbs.2015.08.005

Waiho, K., Mustaqim, M., Fazhan, H., Norfaizza, W, B, W., Megat, F, H., & Ikhwanuddin, M. (2015). Mating behaviour of the orange mud crab, scylla olivacea: the effect of sex ratio and stocking density on mating success. Elsevier. Aquaculture Reports. 2, 50 – 57. DOI: https://doi.org/10.1016/j.aqrep.2015.08.004

Wibisono, G. (2013). Kajian struktur komunitas dan komposisi vegetasi mangrove serta sistem pengelolaannya di Kelurahan Samkai Kabupaten Merauke. Thesis. Program Pascasarjana. Universitas Terbuka. 401 p.

Widiastuti, M, M, D., Ruata, N, N., Arifin, T., (2016). Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Merauke. Jurnal Sosek KP. 11 (2), 147 – 159. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v11i2.3856

Wijaya N.I., Yulianda F., Boer M., & Juwana S.(2010). Biologi populasi kepiting bakau (Scylla serrata F.) di Habitat Magrove Taman Nasional Kutai Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Oseanografi dan Limnologi di Indonesia. (3), 443-461.

Yulianti & Sofiana, M, S, J. (2018). Kelimpahan kepiting bakau (Scylla spp) di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Sitapuk, Singkawang. Jurnal Laut Kathulistiwa. 1 (1), 25 – 30.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.25.1.2019.55-65


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj