POLA SPASIAL DAN TEMPORAL KEGIATAN PENANGKAPAN RAJUNGAN NELAYAN BETAHWALANG KABUPATEN DEMAK

Lana Izzul Azkia, Muhammad Fedi Alfiadi Sondita, Eko Sri Wiyono

Abstract


Desa Betahwalang merupakan sebuah sentra pendaratan rajungan yang terletak di pesisir Kabupaten Demak Jawa Tengah. Kegiatan penangkapan rajungan adalah mata pencaharian utama nelayan Betahwalang. Lokasi dan waktu pengoperasian alat penangkapan ikan menentukan besar biaya operasional dan kualitas rajungan. Ketersediaan data dan informasi secara spasial dan temporal adalah faktor keberhasilan dalam kegiatan penangkapan dan sejauh ini belum tersedia secara rinci. Penelitian ini bertujuan mengkaji lokasi dan waktu penangkapan rajungan oleh nelayan Betahwalang dalam dua musim, yaitu musim angin barat (musim hujan) dan musim angin timur (musim kemarau). Data diperoleh dari wawancara terhadap 30 responden per jenis alat tangkap (bubu, arad, dan jaring insang dasar). Informasi tentang lokasi dan waktu penangkapan rajungan diplot langsung pada sebuah peta grid berukuran 1 km x 1 km. Selanjutnya, informasi dari peta tersebut dipindahkan ke peta grid berukuran 10 km x 10 km. Lokasi penangkapan dominan nelayan bubu di perairan sekitar bagian barat Betahwalang (zona E5) pada musim angin barat dan di perairan sekitar bagian utara Semarang (zona F6) pada musim angin timur, sementara lokasi penangkapan dominan nelayan arad adalah perairan sekitar bagian utara Semarang (zona F6) baik pada musim angin barat maupun timur; untuk lokasi penangkapan dominan nelayan jaring insang dasar pada musim angin barat adalah perairan sekitar bagian barat Betahwalang (zona G5) dan perairan sekitar bagian utara Semarang (zona F6) pada musim angin timur.

Betahwalang is center of blue swimming crab (BSC) landing place in coastal area of Demak, Central java. BSC fishing is the main livelihood of betahwalang fishing community. The fishing area and fishing time determine the operational cost and BSC quality. The availability of data and information on spatial and temporal is successful factors in BSC fishing bussiness and these were not available yet. This study aimed to assess BSC fishing area and fishing time of Betahwalang fisher in two seasons, i.e westerly monsoon wind (wet season) and easterly monsoon wind (dry season). Data were collected through interview to 30 respondent for each type of fishing fleet (traps, mini trawl and bottom gill net). Information on fishing area and fishing time was plotted on the grid map 1 km x 1 km, then transferred to a grid map 10 km x 10 km. The result showed that the major fishing area of collapsible trap on the west monsoon around western of Betahwalang waters (zone E5), while during east monsoon they operated around northern of Semarang (zone F6). The major fishing area of mini trawl during west and east monsoon was on the waters around northern of Semarang (zone F6). The major fishing area of bottom gillnet on the west monsoon was around western of Betahwalang (zone G5), while east monsoon around northern of Semarang (zone F6).


Keywords


Betahwalang; daerah penangkapan; musim; rajungan

Full Text:

PDF

References


[Balitbang KP & APRI]. Research Center for Fisheries Management Conservation, Indonesian Blue Swimming Crab Association (APRI). (2014). Stock assessment, fisheries and environment parameters for BSC (Portunus pelagicus) in the Java Sea. Research Report.

[BPPL]. Balai Penelitian Perikanan Laut. (2011). Aspek penangkapan dan biologi rajungan (Portunus pelagicus Linn) di Perairan Teluk Jakarta. Sumber Daya Ikan di Perairan Teluk Jakarta dan Alternatif Pengelolaannya. (p. 108-126). Bogor: IPB Pr.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2016). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 70 Tahun 2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Rajungan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Adam, Jaya, I., & Sondita, M. F. A. (2006). Model numerik difusi populasi rajungan di perairan Selat Makassar. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 13(2), 83-88.

Agustina, E. R., Mudzakir, A. K., & Yulianto, T. (2014). Analisis distribusi pemasaran rajungan di Desa Betahwalang Kabupaten Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 3(3), 190-199.

Apriliyanto, H., Pramonowibowo., & Yulianto, T. (2014). Analisis daerah penangkapan rajungan dengan jaring insang dasar (Bottom Gillnet) di Perairan Betahwalang, Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 3(3), 71-79.

Aryanto, D. A., & Sudarti. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan buruh nelayan di Pantai Sendangbiru Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(1), 16-29.

Boesono, H., Hapsari, D. M., Fitri, A. D. P., & Prihatono, K. (2018). Preserving blue swimming crab (Portunus pelagicus): Its Conservation using Trap Modifications in Betahwalang, Demak. Tropical Agricultural Science, 41(2), 879-888.

Budiarto, A. (2015). Pengelolaan perikanan rajungan dengan pendekatan ekosistem di Perairan Laut Jawa. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Budiyanto, D., Iskandar, J., & Partasasmita, R. (2018). Pengetahuan lokal nelayan tradisional Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia tentang Cara Penangkapan Ikan dengan Jaring Arad, Jenis-jenis Ikan yang ditangkap, dan Penentuan Musim Penangkapan Ikan. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia, 4(2), 115-121. DOI: 10.13057/psnmbi/m040204.

Ernawati, T. (2014). Dinamika populasi dan pengkajian stok sumberdaya rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus) di perairan Kabupaten Pati dan sekitarnya. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Heryansyah, S., Muhammad, & Syahnur, S. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan di Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syah Kuala, 1(2), 9-15.

Khalfianur, W., Niati, C.R., & Harahap A. (2018). Pengaruh gelombang laut terhadap hasil tangkapan nelayan di Kuala Langsa. Samudra Akuatika, 1 (2), 21-25.

Liu, Z., Wu, X., Wang, W., Yan, B., & Heng, Y. (2014). Size distribution and monthly variation of ovarian development for the female blue swimmer crab, Portunus pelagicus, in Beibu Gulf, Off South China. Scientia Marina, 78(2), 257-268. doi: http://dx.doi.org/10.3989/scimar.03919.24A.

Mawaluddin, Halili., & Palupi, R. D. (2016). Komposisi ukuran kepiting rajungan (Portunus pelagicus) berdasarkan fase bulan di perairan Lakara, Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(3), 299-310.

Previero, M., & Gasalla, M., A. (2018). Mapping fishing grounds, resource and fleet patterns to enhance management units in data-poor fisheries: the case of snappers and groupersin the abrolhos bank coral-reefs (South Atlantic). Ocean and Coastal Management, 154, 83-95. https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2018.01.007.

Purnomo, A. H., Suryawati, S. H., Radjawane I. M., & Sembiring, K. O. (2015). Perubahan iklim di wilayah pesisir. Konsep dan Aplikasi Strategi Adaptasi (p.153). Bandung: Penerbit ITB.

Rainaldi, B., Zamdial, & Hartono, D. (2017). Komposisi hasil tangkapan sampingan (By Catch) perikanan pukat udang skala kecil di Perairan Laut Pasar Bantal Kabupaten Muko-Muko. Jurnal Enggano, 2(1), 101-114. https://doi.org/10.31186/jenggano.2.1.101-114

Sedana, I, G. (2004). Musim penangkapan ikan di Indonesia (p.115). Jakarta: Penebar Swadaya.

Sudharmo, A. P., Baskoro, M. S., Wiryawan, B., Wiyono, E. S., & Monintja, D. R. (2013). Perikanan skala kecil: proses pengambilan keputusan nelayan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penangkapan ikan. Marine Fisheries, 4(2), 195-200. DOI: 10.29244/jmf.4.2.195-200

Sulistiawan, R. S. N., & Pagiyar. (2012). Kajian pengaruh aspek teknis dan operasional penangkapan ikan menggunakan payang (Danish Seine) di Perairan Teluk Palabuhanratu Sukabumi. Journal of Agroscience, 2(2), 95-106.

Tangke, U. (2011). Analisis kelayakan usaha perikanan tangkap menggunakan alat tangkap gill net dan purse seine di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate), 4(1), 1-13. DOI: 10.29239/j.agrikan.4.1.1-13.

Triarso, I., & Wibowo, B. A. (2016). Dampak implementasi Permen KP No. 1 Tahun 2015 Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan di Jawa Tengah. Saintek Perikanan, 12(1), 60-66. https://doi.org/10.14710/ijfst.12.1.60-66.

Wiyono, E. S., & Ihsan. (2018). Abundance, fishing season and management strategy for blue swimming crab (Portunus pelagicus) in Pangkajene Kepulauan, South Sulawesi, Indonesia. Tropical Life Sciences Research, 29(1), 1-15. DOI: 10.21315/tlsr2018.29.1.1

Zairion, Wardiatno, Y., Fahrudin, A., & Boer, M. (2014). Distribusi Spasio Temporal Populasi Rajungan (Portunus Pelagicus) Betina mengerami Telur di Perairan Pesisir Lampung Timur. Bawal, 6(2), 95-102. http://dx.doi.org/10.15578/bawal.6.2.2014.95-102.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.25.2.2019.67-77


Creative Commons License
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 0853-5884
e-ISSN 2502-6542

Find in a library with WorldCatCrossref logoSHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj