KESESUAIAN EKOLOGI BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA TAMBAK SEMI INTENSIF DI KECAMATAN GEROKGAK, BALI

Putu Dewi Purnama Sari, I Wayan Arthana, Pande Gde Sasmita Julyantoro

Abstract


Kecamatan Gerokgak menjadi salah satu pusat perikanan budidaya, khususnya budidaya udang vaname. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter kesesuaian ekologi pada kegiatan budidaya udang vaname di Kecamatan Gerokgak, Bali. Penelitian dilaksanakan di enam petak tambak yang berada di tiga desa, yaitu Desa Gerokgak, Patas, dan Sanggalangit mulai bulan Oktober 2021 hingga Januari 2022. Parameter ekologi yang diamati adalah suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut, kecerahan, alkalinitas, amonia, bahan organik total, nitrat, nitrit, fosfat, kelimpahan plankton, bakteri heterotrofik, dan Vibrio. Data dianalisis menggunakan matriks kesesuaian dan dihitung indeks kesesuaiannya. Hasil penelitian menunjukkan suhu pagi sebesar 24,0-26,8°C; suhu sore 27,0-30,4°C; pH 7,3-8,1; salinitas 6-33 ppt; oksigen terlarut 7,7-7,9 mg L-1; kecerahan 38,5-44,6 cm; alkalinitas 205,9-212,6 mg L-1; amonia 0,28-0,48 mg L-1; bahan organik total 30-33 mg L-1; nitrat 0,2-0,3 mg L-1; nitrit 0,01-0,02 mg L-1; fosfat 0,53-0,66 mg L-1; kelimpahan plankton 117.909-200.764 ind L-1; bakteri heterotrofik 1,8x105-2,4x105 CFU mL-1; dan Vibrio sebesar 2.776-3.620 CFU mL-1. Semua tambak menunjukkan tingkat sangat sesuai untuk budidaya udang vaname. Nilai indeks kesesuaian tertinggi terdapat pada petak Desa Sanggalangit 2 (95,9%), diikuti oleh Desa Sanggalangit 1 dan Desa Patas 1 (93,8%), sementara nilai Desa Patas 2, Desa Gerokgak 1dan Desa Gerokgak 2 mendapatkan nilai indeks kesesuaian yang terendah (91,8%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa seluruh petak yang diamati termasuk dalam tingkat kesesuaian ekologi Sangat Sesuai untuk budidaya udang vaname.

Gerokgak area is the primary coastal aquaculture center in North Bali in which whiteleg shrimp farming has grown rapidly in the past decade. This study aimed to determine the ecological suitability of semi intensive whiteleg shrimp farming in the area. The research was carried out in six different ponds in three villages (Gerokgak, Patas, and Sanggalangit Villages) from October 2021 to January 2022. The evaluation parameters consist of temperature, pH, salinity, dissolved oxygen, transparency, alkalinity, ammonia, total organic matter, nitrate, nitrite, phosphate, plankton abundance, heterotroph bacteria count, and Vibrio count. The collected data were arranged into suitability matrix from which the suitability indexes were calculated. The morning temperature was 24.0-26.8°C; afternoon temperature 27.0-30.4°C; pH 7.3-8.1; salinity 26-33 ppt; dissolved oxygen 7.7-7.9 mg L-1; brightness 38.5-44.6 cm; alkalinity 205.9-212.6 mg L-1; ammonia 0.28-0.48 mg L-1; total organic matter 30-33 mg L-1; nitrate 0.2-0.3 mg L-1; nitrite 0.01-0.02 mg L-1; phosphate 0.53-0.66 mg L-1; plankton abundance 117,909-200,764 ind L-1; heterotrophic bacteria 1.8x105-2.4x105 CFU mL-1; and Vibrio 2,776–3,620 CFU mL-1. The highest suitability index value was scored by Sanggalangit Village pond 2 (95.9%), followed by Sanggalangit Village pond 1 and Patas Village pond 1 (93.8%), while Patas Village pond 2, Gerokgak Village pond 1, and Gerokgak Village pond 2 had the lowest suitability index (91.8%). This study concludes that all observed ponds are categorized as highly ecologically suitable for whiteleg shrimp culture.


Keywords


budidaya udang vaname; indeks kesesuaian; parameter ekologi; suitability index, ecological parameters, whiteleg shrimp culture

Full Text:

PDF

References


Amri, K., & Iskandar, K. (2008). Budidaya Udang Vaname secara Intensif, Semi Intensif dan Tradisional (p. 161). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anjasmara, B., Julyantoro, P.G.S., & Suryaningtyas, E.W. (2018). Total bakteri dan kelimpahan Vibrio pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) sistem resirkulasi tertutup dengan padat tebar berbeda. Current Trends in Aquatic Science, 1(1), 1-7.

Ariadi, H., & Mujtahidah, T. (2021). Analisis permodelan dinamis kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada budidaya udang vaname, Litopenaeus vannamei. Jurnal Riset Akuakultur, 16(4), 255-262.

Arifin, T., & Kepel, T.L. (2014). Analisis ekologi-ekonomi pengembangan minapolitan perikanan budidaya di Provinsi Gorontalo. Jurnal Sosio-Ekonomi Kelautan Perikanan, 9(2), 141-154.

Arifin, N.B., Fakhri, M., Yuniarti, A., & Hariati, A.M. (2018). Komunitas fitoplankton pada sistem budidaya intensif udang vaname, Litopenaeus vannamei di Probolinggo, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(1), 63-74.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2014). Kajian Strategis Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan (p. 120). Jakarta: Direktorat Kelautan dan Perikanan, Kementerian PPN/Bappenas.

Gunarto, Suwoyo, H.S., & Tampangallo, B.R. (2012). Budidaya udang vaname pola intensif dengan sistem bioflok di tambak. Jurnal Riset Akuakultur, 7(3), 393-405.

Goldman, C.R. dan Horne, A.J. (1994). Limnology (p. 576). New York : McGraw-Hill.

Haliman, R.W., & Adijaya, D. (2008). Udang Vannamei, Pembudidayaan dan Prospek Pasar Udang Putih yang Tahan Penyakit (p. 75). Jakarta: Penebar Swadaya.

Hastari, I.F., Kurnia, R., & Kamal, M.M. (2017). Analisis kesesuaian budidaya KJA ikan kerapu menggunakan SIG di Perairan Ringgung Lampung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1), 151-159.

Ikbal, M., Agussalim, A., & Fauziyah. (2019). Evaluasi status kesesuaian lahan tambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) menggunakan sistem informasi geografis (SIG) di tambak Bumi Pratama Mandira Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. MASPARI JOURNAL, 11(2), 69-78.

Munasinghe, M. (2002). Analysing the nexus of sustainable development and climate change: An overview (pp. 22-53). Sri Jayawardenapura Kotte: Munasinghe Institute for Development.

Nababan, E., Putra, I., & Rusliadi. (2015). Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Presentase Pemberian Pakan yang berbeda. Pekanbaru: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Noor, A. (2009). Model Pengelolaan Kualitas Lingkungan Berbasis Daya Dukung (Carrying Capacity) Perairan Teluk bagi Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nugraha, P.A.D., Agus, M., & Mardiana, T.Y. (2017). Rekayasa kincir air pada tambak LDPE udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di tambak UNIKAL Slamaran. PENA Akuatika, 16(1), 103-115.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75/PERMEN-KP/ 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei).

Poernomo, A. (2004). Teknologi probiotik untuk mengatasi permasalahan tambak udang dan lingkungan budidaya. In The National Symposium on Development and Scientific Technology Innovation in Aquaculture (p. 42). Semarang, Indonesia: Masyarakat Akuakultur Indonesia.

Putra, F.R., & Manan, A. (2014). Monitoring kualitas air pada tambak pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Situbondo, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 6(2), 1-5.

Raza’i, T.S. (2017). Analisis kesesuaian ekologi untuk kegiatan budidaya perairan di Pulau Abang Kota Batam. Intek Akuakultur, 1(1), 87-96.

Sopha, S., Santoso, L., & Putri, B. (2015). Pengaruh subsitusi parsial tepung ikan dengan tepung tulang terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepenus). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, 3(2), 403-409.

Sujatini, S. (2018). Keberlanjutan ekologi: Proses pembangungan kawasan hunian sebagai sustainable development goals (SDGs). IKRAITH-Teknologi, 2(2), 23-34.

Suwoyo, H.S. dan Tampangallo, B.R. (2015). Perkembangan populasi bakteri pada media budidaya udang vaname (Litopennaeus vannamei) dengan penambahan sumber karbon berbeda. OCTOPUS Jurnal Ilmu Perikanan, 4(1), 365-374.

Syah, R., Makmur, & Undu, M.C. (2014). Estimasi beban limbah nutrien pakan dan daya dukung kawasan pesisir untuk tambak udang vaname superintensif. Jurnal Riset Akuakultur, 9(3), 439-448.

Tampangallo, B.R., Suwoyo, H.S., & Septiningsih, E. (2014). Pengaruh Penggunaan Kincir sebagai Sumber Arus terhadap Performansi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Budidaya Sistem Super Intensif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Tahun 2014, 353-361.

Wulandari, T., Widyorini, N., & Wahyu, P. (2015). Hubungan pengelolaan kualitas air dengan kandungan bahan organik, NO2, dan NH3 pada budidaya udang vanname (Litopenaeus vannamei) di Desa Keburuhan Purworejo. Diponegoro Journal of Maquares, 4(3), 42-48.

Yasin, M. (2013). Analisa ekonomi usaha tambak udang berdasarkan luasan lahan di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmiah AgrIBA, 2(1), 36-43.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.17.2.2022.121-132


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534