KETAHANAN IKAN MAS HIBRIDA MAJALAYA >< SUTISNA TERHADAP INFEKSI Aeromonas hydrophila DAN CEKAMAN LINGKUNGAN ABIOTIK

Didik Ariyanto, Joni Haryadi, Flandrianto S. Palimirmo, Suharyanto Suharyanto, Yogi Himawan

Abstract


Keunggulan pertumbuhan dan produktivitas ikan mas hibrida kandidat rilis, yaitu hibrida Majalaya betina >< Sutisna jantan (Mj >< St), perlu didukung dengan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya tahan ikan mas hibrida Mj >< St terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik, yaitu suhu, pH, salinitas, dan amonia. Pengujian ketahanan penyakit dan toleransi lingkungan ikan mas hibrida kandidat rilis dilakukan secara terbatas di laboratorium. Sebagai pembanding, digunakan ikan mas unggul Marwana yang diperoleh dari unit pembenihan rakyat. Hasil uji tantang dengan bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai sintasan yang secara nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan strain pembanding, yaitu 96,7 ± 2,9% berbanding 83,3 ± 5,8%. Ikan mas hibrida Mj >< St juga mempunyai toleransi yang berbeda nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan ikan mas Marwana, khususnya terhadap suhu, pH, dan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LT50 ikan mas hibrida yang lebih baik dibandingkan strain pembanding, masing-masing sebesar 3,6 ± 0,6 menit berbanding 2,0 ± 0,6 menit pada suhu rendah (10,0-12,0°C) dan 7,5 menit berbanding 4,1 menit pada suhu tinggi (38,0-40,0°C); 38,2 ± 1,7 menit berbanding 21,6 ± 0,9 menit pada pH rendah (3,0) dan 12,3 ± 2,4 menit berbanding 6,0 ± 1,6 menit pada pH tinggi (12,0); dan 85,6 ± 11,1 menit berbanding 34,0 ± 12,1 menit pada salinitas sedang (20 g L-1). Daya toleransi ikan mas hibrida Mj >< St terhadap kandungan amonia perairan sebesar 3,0 mg L-1 tidak berbeda nyata (P > 0,05) dengan strain Marwana, masing-masing dengan LT50 sebesar 95,7 ± 74,4 menit berbanding 71,0 ± 48,1 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan cekaman lingkungan abiotik lebih baik dibandingkan ikan mas Marwana yang sudah berkembang di pembudidaya.

The superiority of growth and productivity of a hybrid carp candidate, the female Majalaya >< the male Sutisna (Mj >< St) could be a game changer if the hybrid carp also has disease resistance and high tolerance to abiotic environmental stressors. This study aimed to evaluate the resistance of the hybrid carp Mj >< St to Aeromonas hydrophila infection and its tolerance to abiotic environmental stressors, such as temperature, pH, salinity, and ammonia. The resistance and tolerance testing of the hybrid fish was carried out in a limited lab-scale experiment. A superior carp, namely Marwana, obtained from a private hatchery, was used as the comparison. Results of the challenge test to A. hydrophila showed that the Mj >< St hybrid carp had a significantly better (P < 0.05) survival rate of 96.7 ± 2.9% than the compared strain survival rate of 83.3 ± 5,8%. The Mj >< St hybrid carp also has significantly better (P < 0.05) tolerance than the Marwana carp, especially to the temperature, pH, and salinity changes. This was indicated by better LT50 values of the hybrid carp against the compared strain of 3.6 ± 0.6 minutes compared to 2.0 ± 0.6 minutes at low temperature (10.0-12.0°C), and 7.5 minutes versus 4.1 minutes at high temperature (38.0-40.0°C); 38.2 ± 1.7 minutes versus 21.6 ± 0.9 minutes at low pH (3.0), and 12.3 ± 2.4 minutes versus 6.0 ± 1.6 minutes at high pH (12.0); and 85.6 ± 11.1 minutes versus 34.0 ± 12.1 minutes at medium salinity (20 g L-1). The tolerance of hybrid carp Mj >< St to the ammonia level of 3.0 mg L-1 was not significantly different (P > 0.05) from that of the Marwana strain, in which the LT50 is 95.7 ± 74.4 minutes compared to 71.0 ± 48.1 minutes. These results indicate that the hybrid carp Mj >< St has better resistance to disease and abiotic environmental stressors than the Marwana carp that has been cultured by farmers.


Keywords


Aeromonas hydrophila; cekaman abiotik; ikan mas hibrida; uji tantang; Aeromonas hydrophila; abiotic stressor; hybrid common carp; challenge test

Full Text:

PDF

References


Ariyanto, D., Carman, O., Soelistyowati, D.S.., Zairin Jr., M., & Syukur, M. (2018a). Karakteristik fenotipik dan genotipik lima strain ikan mas di Jawa Barat dan Banten. Jurnal Riset Akuakultur, 13(2), 93-103.

Ariyanto, D., Himawan, Y., Palimirmo, F.S., & Suharyanto. (2019). Tingkat inbreeding lima strain ikan mas (Cyprinus carpio) di Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (pp. 23-27). Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada.

Ariyanto, D., Suharyanto, Palimirmo, F.S., & Himawan, Y. (2018b). Pengaruh genotipe, lingkungan, dan interaksi keduanya terhadap stabilitas penampilan fenotipik ikan mas. Jurnal Riset Akuakultur, 13(4), 289-296.

Ariyanto, D., Suharyanto, Palimirmo, F.S., & Himawan, Y. (2022). Evaluasi tiga hibrida ikan mas sebagai kandidat varietas budidaya unggul. Jurnal Riset Akuakultur, 17(1), 1-7.

Artati, D., & Oman, M. (2020). Identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila menggunakan kit API 20E di Laboratorium Mikrobiologi BRPI Sukamandi. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 18(1), 75-80.

Carvalho, G.R. (1993). Evolutionary aspects of fish distribution: genetic variability and adaptation. Journal of Fish Biology, 43, 53-73.

Debes, P.V., Solberg, M.F., Matre, I.H., Dryhovden, L., & Glover, K.A. (2021). Genetic variation for upper thermal tolerance diminishes within and between populations with increasing acclimation temperature in Atlantic salmon. Heredity, 127, 455–466.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya [DJPB]. (2012). Protokol Pemuliaan Ikan Mas. Jakarta: Pusat Pengembangan Induk Ikan Mas Nasional, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, KKP.

Doyle, C.M., Leberg, P.L., & Klerks, P.L. (2011). Heritability of heat tolerance in a small livebearing fish, Heterandria Formosa. Ecotoxicology, 20, 535-542.

Fajar, M.T.I. (2021). Pengaruh perubahan suhu terhadap tingkah laku ikan mas (Cyprinus carpio). Cermin: Jurnal Penelitian, 5(1), 183-193.

Fjalestad, K. (2005). Breeding Strategies. In Gjedrem, T. (Ed.). Selection and Breeding Programs in Aquaculture (pp. 145-158). Dordrecht: Springer.

Himawan, Y., Syahputra, K., & Ariyanto, D. (2017). Performa pembesaran ikan mas Rajadanu (Cyprinus carpio) generasi ketiga hasil seleksi “walkback”. Jurnal Riset Akuakultur, 12(2), 121-129.

Himawan, Y., Syahputra, K., Palimirmo, F.S., & Setyawan, P. (2016). Performa ikan mas (Cyprinus carpio) Rajadanu tahan KHV terhadap cekaman pH yang berbeda. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 (pp. 909-913). Jakarta, Indonesia: Pusat Riset Perikanan.

Kelabora, D.M. (2010). Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan mas (Cyprinus carpio). Berkala Perikanan Terubuk, 38(1), 71-81.

Klerks, P.L., Athrey, G.N., & Leberg, P.L. (2019). Response to selection for increased heat tolerance in a small fish species, with the response, decreased by a population bottleneck. Frontiers in Ecology and Evolution, 7: 1-10.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 29. (2016). Deskripsi Ikan Mas (Cyprinus carpio) Marwana. Lampiran Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan No. 29/KEPMEN-KP/2016. Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Marwana (4 p). Jakarta, Indonesia: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Laila, K. (2018). Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio). In Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan 2018 (pp. 275-281). Kisaran Barat, Indonesia: Universitas Asahan.

Mufidah, T., Wibowo, H., & Subekti, D.T. (2015). Pengembangan metode ELISA dan teknik deteksi cepat dengan imunostik terhadap antibodi anti Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinid carpio). Jurnal Riset Akuakultur, 10(4), 553-565.

Novita, H., Sumiati, T., Sugiani, D., & Taukhid. (2020). Duplex polymerase chain reaction untuk deteksi simultan Koi Herpesvirus dan Aeromonas hydrophila pada ikan mas (Cyprinus carpio). Jurnal Riset Akuakultur, 15(1), 59-67.

Praseno, O., Krettiawan, H., Asih, S., & Sudradjat, A. (2010). Uji Ketahanan Salinitas Beberapa Strain Ikan Mas yang Dipelihara di Akuarium. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 (pp. 93-100). Jakarta, Indonesia: Pusat Riset Perikanan Budidaya.

Ridwantara, D., Buwono, I.D., Handaka A.A.S., Lili, W., & Bangkit, I. (2019). Uji kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan mas mantap (Cyprinus carpio) pada rentang suhu yang berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 10(1), 46-54.

Siregar, P.H., Iriana, D., & Herawati, T. (2011). Pengaruh perbedaan salinitas terhadap pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) stadia pendederan. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 2(1), 37-44.

Suharyanto, Ariyanto, D., Himawan, Y., Palimirmo, F.S., Dharmawantho, L., Gunawan, W., & Kusnadi. (2022). Naskah Akademik Pelepasan Ikan Mas Hibrida Unggul (68 p). Sukamandi: Balai Riset Pemuliaan Ikan.

Suharyanto, Ariyanto, D., Palimirmo, F.S., Himawan, Y., Dharmawanto, L., Gunawan, W., & Kusnadi. (2019). Laporan Teknis Penelitian Ikan Mas Tahun 2019 (46 p). Sukamandi: Balai Riset Pemuliaan Ikan.

Tahapari, E., Darmawan, J., Nurlaela, I., Pamungkas, W., & Marnis, H. (2016). Performa ikan patin hibrida Pasupati (Pangasiid) dari induk terseleksi pada sistem budidaya berbeda. Jurnal Riset Akuakultur, 11(1), 29-38.

Taukhid, Gardenia, L., & Andriyanto, S. (2016). Efikasi vaksin kombinasi “trivalen” (Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae, dan Mycobacterium fortuitum) untuk pencegahan penyakit bakteri potensial pada budidaya ikan air tawar. Jurnal Riset Akuakultur, 11(4), 373-385.

Tave, D. (1993). Genetic for Fish Hatchery Managers. 2nd Edition (481 p). New York: The AVI Publ. Comp. Inc.

Tave, D. (1999). Inbreeding and Brood Stock Management. Fisheries Technical Paper. No. 392 (122 p). Rome: FAO.

Wahyuningsih, S., & Gitarama, A.M. (2020). Amonia pada sistem budidaya ikan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(2), 112-125.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.17.2.2022.95-107


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534