KELIMPAHAN DAN JENIS BAKTERI Vibrio PADA AIR DAN SEDIMEN TAMBAK UDANG VANAME SISTEM MONOKULTUR DAN POLIKULTUR DENGAN Gracilaria sp. DI KABUPATEN BREBES

Restiana Wisnu Ariyati, Lestari Lakhsmi Widowati, Amelia Rahmawati, Sarjito Sarjito, Sri Rejeki

Abstract


Infeksi bakteri Vibrio merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi pada budidaya udang vaname. Serangan vibriosis disebabkan oleh tingginya limbah organik di perairan. Rumput laut jenis Gracilaria sp. memiliki senyawa aktif dan kemampuan memperbaiki kualitas air sehingga dapat mereduksi kelimpahan bakteri Vibrio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan jenis bakteri Vibrio pada budidaya udang vaname secara monokultur dan polikultur dengan Gracilaria sp. Sampel air dan sedimen diambil dari lima tambak monokultur dan lima tambak polikultur di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.  Bakteri Vibrio dihitung kelimpahannya dengan metode total plate count dan diidentifikasi secara morfologi, mikroskopis, dan uji biokimia. Kelimpahan bakteri Vibrio air di tambak polikultur lebih rendah (3,46 × 104  CFU mL-1) dibanding tambak monokultur (2,18 × 105  CFU mL-1). Bakteri V. alginolyticus terdapat pada substrat dan air di tambak monokultur, namun pada tambak polikultur hanya terdapat di air. Hal ini diduga karena Gracilaria sp. memiliki kandungan senyawa bioaktif (alkaloid, flavonoid, steroid, dan fenolik) yang berperan sebagai antibakteri alami. Lebih lanjut, kandungan nitrat dan fosfat di tambak polikultur (0,3-0,5 ppm dan 1,3-1,4 ppm) lebih rendah dibanding tambak monokultur (2,2-2,4 ppm dan  2,5-2,1 ppm). Kondisi ini menyebabkan Bakteri Vibrio fluvialis dan Vibrio vulnificus terdapat pada tambak monokultur yang memiliki nitrat dan fosfat yang lebih tinggi dari tambak polikultur. Hal ini menunjukkan bahwa Gracilaria sp. memiliki kemampuan dalam mereduksi nutrien melalui thallusnya, sehingga menciptakan lingkungan perairan yang lebih baik untuk mereduksi kelimpahan bakteri Vibrio.

 

Vibrio bacterial infection is one of the problems often faced in Pacific white leg shrimp cultivation. Vibriosis attacks are caused by high levels of organic waste in waters. Gracilaria sp. has active compounds and the ability to improve water quality so that it can reduce the abundance of Vibrio bacteria. The aim of this study was to determine the abundance and types of Vibrio bacteria in cultivation of Pacific white leg shrimp in monoculture and polyculture with Gracilaria sp. Water and sediment samples were taken from five monoculture ponds and five polyculture ponds in Brebes, Central Java. The abundance of Vibrio bacteria was calculated using the total plate count method and identified morphologically, microscopically, and biochemically. The abundance of Vibrio bacteria in water of polyculture ponds was lower (3.46 × 104 CFU mL-1) than in monoculture ponds (2.18 × 105 CFU mL-1). Vibrio alginolyticus is found in the substrate and water of monoculture ponds, but in polyculture ponds it was only found in water. This was thought to be because Gracilaria sp. contains bioactive compounds (alkaloids, flavonoids, steroids, and phenolics) which act as natural antibacterials. Furthermore, the nitrate and phosphate content in polyculture ponds (0.3-0.5 ppm and 1.3-1.4 ppm) was lower than in monoculture ponds (2.2-2.4 ppm and 2.5-2.1 ppm). This condition caused Vibrio fluvialis and Vibrio vulnificus found in monoculture ponds which had higher nitrate and phosphate than polyculture ponds. This showed that Gracilaria sp. has the ability to reduce nutrients through its thallus, thus creating a better aquatic environment to reduce the abundance of Vibrio bacteria. 


Keywords


Gracilaria sp.; monokultur; polikultur; udang vaname; Vibrio; Gracilaria sp.; monoculture; Pacific white leg shrimp; polyculture; Vibrio

Full Text:

PDF

References


Arisandi, A., Wardani M. K., Badami, K., & Araninda, G. D. (2017). Dampak perbedaan salinitas terhadap viabilitas bakteri Vibrio fluvialis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 9(2), 91-97. https://doi.org/10.20473/jipk.v9i2.7636

Austin, B., & Austin D. A. (2017). Bacterial fish pathogens. Springer Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-32674-0

Bui, T. D., Luong-Van, J., & Austin, C. M. (2012). Impact of shrimp farm effluent on water quality in coastal areas of the world heritage-listed Ha Long Bay. American Journal of Environmental Sciences, 8(2), 104-116. https://doi.org/10.3844/ajessp.2012.104.11

Cahya, M. A., Yustiati, A., & Andriani, Y. (2021). Sistem budidaya polikultur dan integrated multi trophic aquaculture (IMTA) di Indonesia. Jurnal Torani Journal of Fisheries and Marine Science, 4(2), 72-85.

Cowan, S. T., & Steel, K. J. (1993). Cowan and Steel’s manual for the identification of medical bacteria. 3rd edition. Cambridge University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9780511527104

Food and Agriculture Organization. (2020). FAO yearbook. Fishery and Aquaculture Statistics 2018. Food and Agriculture Organization. https://doi.org/10.4060/cb1213t

Gusman, E. (2019). Identifikasi bakteri Vibrio yang diisolasi dari sedimen mangrove di sekitar tambak udang vaname. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 10(2), 121-127. https://doi.org/10.35316/jsapi.v14i2

Holderman, M. V., de Queljoe, E., & Rondonuwu, S. B. (2017). Identifikasi bakteri pada pegangan eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Sains, 17(1), 13–18. https://doi.org/10.35799/jis.17.1.2017.14901

Huniyah, A., Alamsjah, M. A., & Pursetyo, K. T. (2015). Analisis finansial pembesaran ikan bandeng (Chanos chanos) pada tambak tradisional dengan sistem monokultur dan polikultur di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 7(2), 169-176. https://doi.org/10.20473/jipk.v7i2.11202

Jayasree, L., Janakiram, P., & Madhavi, R. (2000). Characteristics, pathogenicity and antibiotic sensitivity of bacterial isolates from white spot diseased shrimps. Asian Fisheries Science, 13, 327–334. https://doi.org/0.33997/j.afs.2000.13.4.004

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2024). Kementrian Kelautan dan Perikanan satu data. Produksi perikanan. https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=prod_ikan_prov&i=2#panel-footer-kpda.

Kharisma, A., & Manan, A. (2012). Kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai deteksi dini serangan penyakit vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(2), 129-134. https://doi.org/10.20473/jipk.v4i2.11563

Komarawidjaja, W. (2005). Rumput laut Gracilaria sp. sebagai fitoremedian bahan organik perairan tambak budidaya. Jurnal Teknologi Lingkungan, 6(2), 410-415. https://doi.org/10.29122/jtl.v6i2.346

Luo, G., Zhang, N., Cai, S., Tan, H., & Liu, Z. (2017). Nitrogen dynamics, bacterial community composition and biofloc quality in biofloc-based systems cultured Oreochromis niloticus with poly-β-hydroxybutyric and polycaprolactone as external carbohydrates. Aquaculture, 479, 732-741. http://dx.doi.org/10.1016/j.aquaculture.2017.07.017

Mangampa M., & Burhanuddin. (2014). Uji lapang teknologi polikultur udang windu (Penaeus monodon Fabr.), ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) dan rumput laut (Gracilaria verucosa) di tambak Desa Borimasunggu Kabupaten Maros. Indonesia Journal of Fisheries Science and Technology (IJFST), 10(1), 30-36.

Mangampa, M. (2015). Dinamika populasi bakteri dalam air dan sedimen tambak pada pemantapan budidaya udang vaname ekstensif plus melalui pergiliran pakan. Berkala Perikanan Terubuk, 43(2), 25-35. http://dx.doi.org/10.31258/terubuk.43.2.25%20-%2035

Munaeni, W., Pariakan, A., Yuhana, M., Setiawati, M., & Abidin L. O. B. (2017). In vitro phytochemical and inhibitory potential tests of Buton Forest onion extract (Eleutherine palmifolia) on Vibrio harveyi. Microbiology Indonesia, 11(3), 75-80. https://doi.org/10.5454/mi.11.3.1

Rahardjo, S., Soepardjo, A. H., Djokosetiyanto, D, Alamsyah, A. T. (2018). Seaweed utilization for phytoremediation of Litopenaeus vannamei shrimp farming waste in recirculation systems (environmentally friendly design of sustainable shrimp culture). In B. Mclellan (Ed.), Sustainable Future for Human Security (pp. 145-158). Springer. https://doi.org/10.1007/978-981-10-5430-3_12

Rudi, M., & Ramadhani, D. E. (2022). Uji daya hambat ekstrak rumput laut Gracilaria verrucosa terhadap bakteri Vibrio harveyi. Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of Maritime, 3(1), 15-20. https://doi.org/10.17509/ijom.v3i1.47526

Sarjito, Apriliani, M., Afriani, D., & Haditomo, A. H. C. (2015). Agensia penyebab vibriosis pada udang vaname (Litopenaus vannamei) yang dibudidayakan secara intensif di Kendal. Jurnal Kelautan Tropis (Tropical Marine Journal), 18(3), 189-196. https://doi.org/10.14710/jkt.v18i3.533

Siregar, A. F., Sabdono, A., & Pringgenies, D. (2012). Potensi antibakteri ekstrak rumput laut terhadap bakteri penyakit kulit Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epodermis, dan Micrococcus luteus. Journal of Marine Research, 1(2), 152-160. https://doi.org/10.14710/jmr.v1i2.2032

Sukmawati, Ratna, & Fahrizal, A. (2018). Analisis cemaran mikroba pada daging ayam broiler di Kota Makassar. Scripta Biologica, 5(1), 51-53. https://doi.org/ 10.20884/1.sb.2018.5.1.799

Suwoyo, H. S., Nirmala, K., Djokosetiyanto, D., & Mulyaningrum, S. R. H. (2015). Faktor dominan yang berpengaruh pada tingkat konsumsi oksigen sedimen di tambak intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(2), 639-654. https://doi.org/10.29244/jitkt.v7i2.11031

Wulandari, D., & Purwaningsih, D. (2019). Identifikasi dan karakterisasi bakteri amilotik pada umbi Colocasia esculenta L. secara morfologi, biokimia, dan molekuler. Jurnal Bioteknologi dan Biosains Indonesia, 6(2). 247-258. https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i2.3084




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.18.3.2023.181-195


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534