EFEK HETEROSIS DARI HIBRIDA IKAN LELE UNGGUL DI NUSA TENGGARA BARAT
Abstract
Evaluasi keragaan ikan lele hibrida dari hasil persilangan antara Masamo (M), Sangkuriang (S), dan Paiton (P) telah dilakukan untuk mendapatkan benih unggul ikan lele untuk budidaya di daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Persilangan secara resiprokal telah dilakukan dengan menggunakan tiga strain ikan lele yaitu Masamo, Sangkuriang, dan Paiton masing-masing dengan empat ulangan. Pemijahan dilakukan secara alami dengan bantuan suntikan ovaprim. Nilai heterosis tertinggi pada tingkat pembenihan dan pembesaran ada pada pasangan hibrida S-M. Heterosis hibrida S-M di tingkat pembenihan adalah 6,68% (sintasan) dan 2,79% (pertambahan panjang benih), sedangkan di tingkat pembesaran 6,90% (sintasan), 24,03% (pertumbuhan bobot harian) dan -3,79% (konversi pakan). Perkawinan betina Sangkuriang - jantan Masamo mempunyai nilai “heterosis” tertinggi pada semua parameter di tingkat pembenihan dan pembesaran
Keywords
hibrida lele, Nusa Tenggara Barat, heterosis
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.10.1.2015.33-40
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.