BIOLOGI REPRODUKSI DAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMIJAHAN IKAN BAUNG Hemibagrus nemurus (Valenciennes, 1840) POPULASI CIRATA DENGAN INKUBASI SUHU BERBEDA

Deni Radona, Jojo Subagja, Vitas Atmadi Prakoso, Irin Iriana Kusmini, Anang Hari Kristanto

Abstract


Ikan baung merupakan salah satu komoditas populer di Indonesia. Dalam pengembangan budidayanya masih diperlukan input teknologi terutama pada proses pembenihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter biologi reproduksi dan keberhasilannya dalam proses pemijahan pada ikan baung populasi Cirata yang diinkubasi pada suhu 23°C-24°C, 25°C-26°C, 27°C-28°C, dan 29°C-30°C. Inkubasi induk dilakukan pada styrofoam berukuran 45 cm x 35 cm x 25 cm dengan ketebalan 3 cm. Setiap styrofoam diisi satu ekor induk yang matang gonad. Seleksi tingkat kematangan gonad dilakukan secara kanulasi dan induksi hormon menggunakan LHRH analog (0,6 mL/kg). Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu enam jam. Styrofoam diisi air dengan ketinggian 20 cm, dilengkapi tutup pada bagian atas, water heater, dan sistem aerasi. Inkubasi suhu dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan suhu dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan suhu optimal inkubasi pada induk yaitu 27°C-28°C dengan waktu laten 8 jam 35 menit, dan derajat ovulasi 100%. Secara statistik inkubasi induk pada suhu 27°C-28°C menunjukkan nilai karakter biologi reproduksi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan inkubasi suhu 23°C-24°C dan 25°C-26°C. Nilai biologi reproduksi yang dihasilkan pada perlakuan terbaik tersebut adalah indeks kematangan gonad 8,6 ± 0,5%; fekunditas 23.909 ± 1.473 butir per ekor; derajat pembuahan 85,5 ± 5,5%; derajat penetasan 69,9 ± 5,0%; dan sintasan 72,3 ± 5,8%. Pada inkubasi suhu 27C°-28°C, telur terdistribusi dengan diameter telur rata-rata sebesar 1,5 mm.

Asian redtail catfish is one of the most popular fish commodities in Indonesia. However, improvements in its aquaculture technology are still needed, especially in the breeding process. This study was aimed to evaluate the characters of reproductive biology and level of spawning on Asian redtail catfish from Cirata population incubated at different temperature settings of 23°C-24°C, 25°C-26°C, 27°C-28°C, and 29°C-30°C. Broodstock incubation was conducted in styrofoam boxes (sized 45 cm x 35 cm x 25 cm) with a wall thickness of 3 cm. One mature broodstock was placed inside each Styrofoam. Each styrofoam box was previously filled with freshwater of 20 cm deep, equipped with a lid on top, a water heater, and an aeration system. The gonad maturity stage of each broodstock was determined using cannulation, whilst the hormone induction used LHRH hormone analog (0.6 mL/kg). The injection was performed twice within six hours interval. The incubation was arranged in a completely randomized design (CRD) with four temperature treatments with three replicates. The results showed that the optimal incubation temperature for the broodstock was 27°C-28°C with the latent time ovulation of 8 hours 35 minutes and an ovulation rate of 100%. Statistically, the incubation of broodstock at 27°C-28°C showed a significant difference on the reproductive biological character value (P<0.05) compared to temperature ranges at 23°C-24°C and 25°C-26°C. The reproductive biology parameters generated were gonadosomatic index of 8.6 ± 0.5%; fecundity of 23,909 ± 1,473 egg per individual; fertilization rate of 85.5 ± 5.5%; hatching rate of 69.9 ± 5.0%; and survival rate of 72.3 ± 5.8%. At the incubation temperature of 27°C-28°C, the egg was distributed with an average egg diameter of 1.5 mm.


Keywords


ikan baung; inkubasi; suhu; reproduksi; pemijahan; Asian redtail catfish; incubation; temperature; reproduction; spawning

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.13.2.2018.131-136


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534