PERKEMBANGAN TULANG BELAKANG BENIH IKAN TUNA SIRIP KUNING, Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788)

Titiek Aslianti, Gunawan Gunawan, Ananto Setiadi, Jhon Harianto Hutapea, Bedjo Slamet

Abstract


Pembenihan ikan tuna sirip kuning, Thunnus albacares sudah dirintis Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan Gondol, Bali sejak tahun 2003. Berbagai penelitian yang mengarah pada morfologis, fisiologis, dan enzimatis, telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dasar terkait perkembangan tulang belakang benih ikan tuna yang mempunyai korelasi positif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Upaya meningkatkan kelangsungan hidup benih yang hingga saat ini belum stabil. Perkembangan tulang belakang benih ikan tuna merupakan satu di antara parameter yang perlu diamati mengingat sangat erat hubungannya dengan faktor pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Metode pewarnaan ganda terhadap tulang belakang benih ikan tuna dengan menggunakan larutan Alcian Blue dan Alizarin Red-S telah digunakan dalam penelitian ini dengan mengambil sampel hewan uji setiap lima hari mulai D-5 sampai D-40. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tulang belakang benih ikan tuna pada D-25—D-30 mengalami transisi dari tulang muda menjadi tulang keras, dan berkembang menjadi tulang keras yang sempurna dan kokoh pada D-35—D-40, dengan performansi yang lebih agresif. Perkembangan tulang belakang benih ikan tuna mempunyai korelasi yang positif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.

Since 2003, the Institute for Mariculture Research and Fisheries Extension, Gondol has carried out breeding research on yellowfin tuna, Thunnus albacares (Bonnaterre 1788). Various studies on the morphology, physiology, and enzymatic processes of the fish fry were conducted to gain basic information about vertebral development of yellowfin tuna which was suspected to positively affect the growth and survival rate of the fish. Among the parameters involved in the growth and survival rate of tuna fry is vertebral development. A double staining method on tuna fry vertebrae using Alcian Blue and Alizarin Red-S solutions was used in this study, and samples of fry were collected every five days starting from D-5 up to D-40. The result showed that the seeds had vertebral transitions from cartilage to bone on D-25—D-30, followed by the development of hard-bone on D-35—D-40 with a significant increase of aggressive activity. This current research concludes that a good vertebral development of tuna fry is positively correlated with their growth and survival rate.


Keywords


tulang belakang; ikan tuna; Thunnus albacares; benih; vertebrae; yellowfin tuna; Thunnus albacares; fry

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/ma.15.1.2020.23-28


Creative Commons License
Media Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-6762
e-ISSN 2502-9460