MENGENAL KEARIFAN LOKAL NELAYAN BUGIS-MANDAR DI KALIMANTAN SELATAN: MEMBALAS BUDI INDO BWAU (HIU PAUS)

Aprizal Junaidi, Sy Iwan T. Alkadrie, Abdul Malik

Abstract


Bagi nelayan Bugis dan Mandar di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan,Indo Bwau/ Mangngiwang Bitti / Mangngiwang Cangngo / Bangngiheng Dongo sebutan mereka untuk hiu paus (Rhincodon typus) merupakan jenis ikan yang mereka sangat hormati. Hal ini didasarkan dari kepercayaan para nelayan Bugis dan Mandar bahwa leluhur mereka pernah diselamatkan oleh hiu paus. Oleh karena itu kemunculan hiu paus didaerah tersebut, memilki arti yang sangat penting bagi mereka. Makalah ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi kearifan localnelayan Bugis-Mandar di Kalimantan Selatan.  Metoda penelitian kualitatif diginakan dalam kajian ini menggunakan data sekunder yang tersedia dan di analisis secara diskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagai ucapan rasa syukur karena leluhur mereka telah diselamatkan, maka ketika bertemu hiu paus pada saat melaut, mereka tidak segan untuk memberikan makan ikan tersebut serta mengelus bagian tubuh hiu paus sambil ‘bertawasul’ penuh  harap agar dilimpahi tangkapan oleh Allah. Hiu paus juga di percaya sebagai Indo Bwau yang memiliki arti sebagai ibu dari segala ikan, sehingga sudah menjadi pamali untuk menangkap indo bwau  atau mereka akan mendapat tulah, berupa kesialan yang akan terjadi pada keluarga mereka dan hasil tangkapan yang mandek apabila mereka melanggar pamali tersebut.Balas budi dan kepercayaan terhadap hiu paus sebagai indo bwau yang sudah lama mereka pegang telah menjadikan sebagai kearifan lokal nelayan setempat yang terus berlanjut sampai sekarang, dan secara tidak langsung  ini menjadi bagian dari upaya konservasi hiu paus yang saat ini kita ketahui keberadaannya sudah terancam punah.

For Buginese and Mandar fishers in TanahBumbu and Kotabaru of South Kalimantan, Indo Bwau / Mangngiwang Bitti / Mangngiwang Cangngo / Bangngiheng Dongo was considereda local names commonly for whale shark (Rhincodon typus). This species is traditionally highly respected. Buginese and Mandar fishers belief showed that their ancestors have been experienced to be saved by the whale shark. Therefore the appearance of a whale shark in their area, has a very important meaning for them. This paper intended to explore the local knowledge of Bugis – Mandar fishers in their association with the whale shark.  A qualitative method was used in this study using primary and secondary data.  Data were analysed descriptively.  Results indicated that as a sense of thankfulness because of Bugis-Mandar fishers have been experienced to be saved by the whale shark, when they see a whale shark while fishing at sea, they will not hesitate to feed the fish, touched and evenpray to Allah, so that their fish caught are successful.The whale shark also they believe as ' indo bwau ' meaning that it is the mother of fish.  This, in turn, catches the indo bwauconsidered prohibited and to whom who broke the belief resulted to bad luck to their families and even fish caught got decreasing. To paying gratitude and belief in to the whale shark as indo bwau, it has been become a local wisdom for local fishers.  The local wisdom, then it becomea part of whales shark conservation


Keywords


Kearifan Lokal; Konservasi; Hiu Paus; Nelayan Bugis Mandar; Kalimantan Selatan

Full Text:

PDF

References


Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, 2010.Konservasi Sumberdaya Ikan Bebrbasis Kearifan Lokal. Jakarta. Hal 1

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, 2013. Pengenalan Jenis –Jenis Hiu Indonesia. Jakarta. Hal. 37

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, 2013. Tinjauan Status Perikanan Hiu dan Upaya Konservasinya di Indonesia. Jakarta. Hal. 119-120

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. 2015. Pedoman Umum Monitoring Hiu dan Pari. Jakarta. Hal 1

Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut. 2015. Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta. Hal. 83

Nurdiani, Nina. 2014. Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan.Publikasi ComTech Vol 5 No.2 Desember 2014: 1110 – 1118. Diakses dari https://media.neliti.com>publicationstanggal 8 Maret 2018

Qandhi, F. F. 2012. Pentingnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan lingkungan Di Pedesaan. http : / / fika fatia qandhi. wordpress. Com / 2012 / 05 / 07 / pentingnya – kearifan – lokal – masyarakat – dalam – pengelolaan – sumberdaya – alam – dan – lingkungan – di – pedesaan / (diakses 5 Maret 2018).

Zein, Lutfi. Blog aqidah islamhttp://cintai-ulama.blogspot.co.id/2014/11/arti-tawasul-dan-hukum-tawasul.html 1 4 2015diakses 8 Maret 2018

https://www.instagram.com/p/Ber2YpeDgNt/?hl=id&taken-by=visitkotabaru diupload 2 Februari 2018 diakses 7 Maret 2018

http://bpsplpontianak.kkp.go.id/kearifan-lokal-nelayan-tanah-bumbu-lepaskan-hiu-paus-yang-masuk-jaringdiakses 8 Maret 2018


Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats