CADANGAN BLUE CARBON PADA EKOSISTEM LAMUN DI PULAU BINTAN PROPINSI KEPULAUAN RIAU

Lilis Maemunah, Basuki Rachmad, Dadan Zulkifli, Ita Junita Puspa Dewi, Mulyoto Mulyoto, M. Nur Rizki F, Abdul Rahman

Abstract


Peningkatan CO₂ menjadi penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global. Karbon biru/blue carbon menjadi topik utama pada ekosistem di wilayah pesisir, karena ekosistem ini mampu mengurangi buangan gas CO₂ dengan menyerap dan menstabilkan karbon dalam wujud senyawa organik, salah satunya adalah lamun. Lamun di Pulau Bintan mencakup area yang cukup luas. Penelitian dimulai sejak Maret hingga Mei 2020 di Pulau Bintan, dengan 4 stasiun pengamatan (Pengudang, Tanjung Siambang, Busung dan Malang Rapat) dan bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan cadangan blue carbon serta parameter kualitas air pada ekosistem lamun. Teridentifikasi beberapa spesies lamun adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium serta Halophila ovali. Perhitungan cadangan karbon lamun adalah dengan menghitung karbon cadangan yang ada pada sedimen dan habitatnya, Dari penelitian diperoleh besaran karbon yang terkandung dalam lamun terbesar di Pengudang 245.03 gC/m² atau 348.26 MgC/ha. Biomassa tertinggi pada Pengudang sebesar 1283.48 gDW/m², sehingga dapat disimpulkan bahwa lamun yang mempunyai peran dominan sebagai penyerap blue carbon di Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau adalah di stasiun Pengudang.


Keywords


Karbon biru; Lamun; Biomassa; Substrat; Pulau Bintan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/psnp.11945

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

ISSN: 2964-8408

No URL