Struktur Komunitas dan Asosiasi Biota pada Ekosistem Lamun di Pulau Tambakulu Taman Wisata Perairan (TWP) Kapoposang Kabupaten Pangkajene
Abstract
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal. Penelitian dengan judul Struktur komunitas ekosistemlamun dan Asosiasi Biota Pada Ekosistem Lamun di Pulau TambakuluTaman Wisata Perairan (TWP) Kapoposang Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2021. Tujuan penelitian yaitu mengetahui jenis lamun dan menghitung kerapatan, penutupan serta mengetahui biota yang berasosiasi pada ekosistem lamun. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan metode transek kuadrat yang terdiri dari transek (garislurus) dan frame berbentuk kuadrat (bingkai berbentuk segi empat yang diletakkan pada garis), stasiun pengamatan ada 4 stasiun, setiap stasiun dibagi 3 transek garis. Pengamatan lamun di lapangan meliputi jenis lamun, kerapatan, Penutupan danbiota yang berasosiasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat dua jenis lamun Cymodocea rotundata dan Thalassiahemprichii. Berdasarkan hasil pengamatan tutupan ekosistem lamun 23,97 % masuk dalam kondisi rusak dengan kategori kurangsehat/kurang kaya. Dua jenis biota yang ditemukan hidup berasosiasi dengan lamun adalah Cypraea tigris dan Protoreasternodosus.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aprilyani, V., Hamid, A., & Arami, H. (2018). Keanekaragaman Jenis dan Pola Sebaran Lamun di Perairan Kelurahan Holimombo Kabupaten Buton. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 3(4).
Bidayani. E, Rosalina, D. & Utami, E. (2017). Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Lamun Cymodocea serrulata di Daerah Penambangan Timbangan Kabupaten Bangka Selatan. Maspari Journal. 9(2): 169-176.
Gaffar, S., Neviaty, P. Z. & Pradina, P. (2015). Preferensi Mikrohabitat Bintang Laut Perairan Pulau Hari, Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu dan Tekhnologi Kelautan Tropis. 6(1): 1-15.
Ira. (2011). Keterkaitan Padang Lamun Sebagai Pemerangkap dan Penghasil Bahan Organik dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pulau Barrang Lompo. Program Studi Ilmu Kelautan Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. (Tesis).
Jamil, K, Surachmat, A., Rosalina, D., Rombe, K.H., & Imran, A. (2020). Komposisi Jenis Lamun di Perairan Tanjung Pallette dan Tangkulara, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Salamata, 2(1): 18-22.
Juraij, Bengen & Kawaroe, M. (2014). Keanekaragaman jenis lamun sebagai sumber pakan Dugong dugon pada Desa Busung Bintan Utara, Kepulauan Riau. 13(19): 71 – 76.
Kiswara. (2004). Kondisi Padang Lamun (seagrass) di perairan Teluk Banten 1998 – 2001. Lembaga Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Kiswara, W., Erlangga, D.K., Kawaroe, M. & Rahadian, N.P. (2010). Transplanting Enhalus acoroides (L.F) Royle with Different Length of rhizome on the Muddy Substrate and high Water Dynamic at Banten Bay, Indonesia. Jurnal Mar. Res. Indonesia, 35(2).
Kopalit, H. (2010). “Kajian Komunitas Padang Lamun sebagai Fungsi Habitat Ikan di Perairan Pantai Manokwari Papua Barat”. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nainggolan, P. (2011). “Distribusi Spasial dan Pengelolaan Lamun (Seagrass) Di Teluk Bakau, Kepulauan Riau”. Skripsi, IPB: Bogor.
Rosalina. D. (2012). Studi Tentang Struktur Komunitas Lamun dan Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Yang mempengaruhi Pertumbuhan Lamun di Kabupaten Bangka Tengah. Akuatik, 6(1): 22-26.
Rosalina. D, Herawati, E.Y, Yenny Risjani, & Muhammad Yani. (2018). Keanekaragam Spesies Lamun di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. EnviroScienteae, 14(1) : 21-28.
Rustam, A., Kepel, T. L., Kusumaningtyas, M. A., Ati, R. N. A., Daulat, A., Suryono, D. D., & Hutahaean, A. A. (2015). Ekosistem lamun sebagai bioindikator lingkungan di P. Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Biologi Indonesia, 11(2).
Satrya, C., Yusuf, M., Shidqi, M., Subhan, B., & Arafat, D. (2012). Keragaman Lamun di Teluk Banten, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 3(2), 29-34.
Sari & Lubis. 2017. Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Memetakan Persebaran Lamun di Wilayah Pesisir Pulau Batam. Jurnal Enggano, 2(1): 39-45
Saripantung, G.L., Tamanampo, J.F.W.S. & G. Manu. (2013). Struktur Komunitas Gastropoda di Hamparan Lamun Daerah Intertidal Kelurahan Tongkeina Kota Manado. Jurnal Ilmiah Platax. 1 (3): 103
Suhud, M. A., Pratomo, A., & Yandri, F. (2012). Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pulau Nikoi. Artikel Tugas Akhir. Departement S-1 of Marine Science Faculty of Marine Science and Fisheries, Maritime Raja Ali Haji University.
Supono & Arbi, U.Y. (2010). Struktur Komunitas Echinodermata di Padang Lamun Perairan Kema. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.
Syukur & Abdul. (2016). Konservasi Lamun Untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Perairan Pesisir Indonesia. Jurnal Biologi Tropis. 16(1): 56-68.
Takaendengan. K., & Azkab, M.H. (2010). Struktur Komunitas Lamun di Pulau Talise, Sulawesi Utara Jurnal Onanologi di Indonesia. 36(1): 85-95.
Verma, Bhuja, P., Duan, F.K., & Saknohsiwy, H. (2002). Keanekaragaman Dan Kelimpahan Jenis Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Pantai Teluk Gurita Desa Dualauss Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu.
Wijayanti, H. (2007). Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung Berdasarkan Komunitas Hewan Makrozoobentos. Program magister Manajemen Sumberdaya Pantai. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Semarang.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/salamata.v3i2.11264
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Diterbitkan Oleh:
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
Jl. Sungai Musi Km 09, Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Indonesia
Telp/Fax: (0481) 2920204
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.
p-ISSN: 2615-5753
e-ISSN : 2963-6493
Indexed by: