FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGKAPAN IKAN TERUKUR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAMPERAN, PACITAN, JAWA TIMUR
Abstract
Penangkapan ikan terukur (PIT) merupakan kebijakan pemerintah untuk mengelola perikanan secara berkelanjutan dengan mengatur zona penangkapan (penetapan pelabuhan perikanan) dan menyesuaikan jumlah tangkapan dengan potensi sumber daya ikan. PPP Tamperan-Pacitan berada di Zona IV merupakan pelabuhan perikanan dibawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), aktivitas pendaratan ikan tertinggi di Selatan Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor keberhasilan implementasi PIT, menilai persepsi dan pengalaman pelaku perikanan, serta menguji hubungan keduanya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan purposive sampling dan sensus, melibatkan 33 responden dari pemilik kapal, pengurus, petugas pelabuhan, dan pengawas. Hasil penelitian menunjukkan persepsi pelaku perikanan cenderung positif, pengalaman cukup baik meski terkendala fasilitas, modal, dan literasi digital. Uji Chi-Square menghasilkan nilai Pearson 57,433 (sig. 0,000 < 0,05) dengan koefisien kontingensi 0,66, yang menandakan hubungan kuat antara persepsi dan pengalaman. Faktor yang memengaruhi keberhasilan PIT meliputi komunikasi, sarana prasarana, sikap pelaksana, struktur pengelola, dan pelaksanaan kebijakan. Disimpulkan bahwa semakin positif persepsi nelayan, semakin baik pengalaman mereka, sehingga diperlukan peningkatan sosialisasi, penyediaan fasilitas, dan penguatan kapasitas nelayan agar PIT berjalan efektif dan berkelanjutan.
Quota-Based Fishing (QBF) is a government policy that aims to maintain the sustainability of fish resources by determining fishing zones and quotas. PPP Tamperan-Pacitan is a fishing port with the highest landing activity in South East Java and is located in Zone IV PIT. This study aims to analyze the factors influencing the successfull implementation of QBF, assess the perceptions and experiences of fishery actors, and examine their relationship. A quantitative descriptive method was employed, utilizing purposive sampling, with 33 respondents comprising vessel owners, managers, port officers, and field supervisors. The results show that the factors influencing the successful implementation of QBF include communication, infrastructure, implementers’ attitudes, management structure, and policy execution, all of which were generally rated as good by respondents. Furthermore, the perception of fisheries actors toward the QBF policy tends to be positive. At the same time, their experiences fall into the moderate category, although challenges remain, such as limited facilities, capital, and digital literacy. The Chi-Square test yielded a Pearson value of 57.433 (p < 0.05) with a contingency coefficient of 0.66, indicating a strong and significant relationship between the perceptions and experiences of fisheries actors regarding the implementation of the QBF policy.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azhar, A. W. (2025). Pengaruh komunikasi yang dimediasi partisipasi masyarakat terhadap implementasi kebijakan publik. Journal of Education and Development, 13(1), 655–664. https://doi.org/10.37081/ed.v13i1.7279
CFI Indonesia. (2024). CFI Indonesia fasilitasi sosialisasi dan analisis data logbook penangkapan ikan. Coastal Fisheries Initiative Indonesia.
Dhanni, T. R. (2024). Implementasi kebijakan perikanan tangkap dalam mendukung kesejahteraan nelayan di Teluk Bakau tahun 2023. WEDANA: Jurnal Kajian Pemerintahan, Politik dan Birokrasi, 10(2), 69–77. https://doi.org/10.25299/wedana.2024.13908.
Etikasari, N. W. (2018). Persepsi mahasiswa Program Studi S1 PPKn Universitas Negeri Surabaya terhadap wacana intoleransi di media sosial. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 6(1), 1–10. https://doi.org/10.26740/kmkn.v6n01.p%25p.
FAO. (2022). The State of World Fisheries and Aquaculture 2022. FAO.
FAO. (2024). The State of World Fisheries and Aquaculture 2024. FAO.
Ghinanda, S. N., Amanda, D., & Jaya, J. (2024). Implementasi program penyediaan sarana prasarana pelabuhan perikanan dalam mendukung peningkatan hasil produksi masyarakat nelayan: Studi kasus Pelabuhan Perikanan Barek Motor di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Journal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan, 13(1), 312–323.
Hakim, R. R., & Effendi, I. (2024). Evaluasi produksi perikanan budidaya di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. JAGO TOLIS: Jurnal Agrokompleks Tolis, 4(3), 193–200. https://doi.org/10.56630/jago.v4i3.631.
KKP-Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. (2023). Peraturan-peraturan pelaksanaan terkait Penangkapan Ikan Terukur (Permen KKP). JDIH KKP.
KKP-Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. (2024). Manual Book e-PIT versi Web v1. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.
KKP-Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. (2024). Laporan KInerja Kementerian Kelautan dan Perikanan 2024.
Kharis, S. A. A., Arisanty, M., & Zili, A. H. A. (2024). Pengalaman dan perspektif pendidik terhadap penggunaan ChatGPT dalam pengajaran. Jurnal Pendidikan, 33(1), 515–524. https://doi.org/10.32585/jp.v33i1.5004.
Luthfia, S. S. (2023). Mengupas tata kelola perikanan nasional melalui PP No. 11 Tahun 2023 tentang penangkapan ikan terukur demi mewujudkan blue economy. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 12(3). http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v12i3.1374.
Miñarro, S., et al. (2016). The role of patron–client relations on fishing behaviour and market interactions. Marine Policy.
Nababan, B., & Wiyono, E. S. (2017). Persepsi dan kepatuhan nelayan Tanjungbalai Asahan Sumatera Utara dalam mendukung perikanan tangkap yang berkelanjutan. Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 8(2), 163–174. https://doi.org/10.29244/jmf.8.2.163-174
Nurlaela, E. (2023). Penangkapan ikan terukur: Tantangan dan penerapan. Dalam Pengelolaan sumber daya perikanan laut berkelanjutan (hlm. 267–314). BRIN Press.
Pemerintah Republik Indonesia. (2023). Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur. Jakarta.
Pet-Soede, L., & Erdmann, M. V. (1998). Live reef food fish industry studies (Spermonde case).
Ramadhanti, M. H. (2020). Analisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan di Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan Pacitan, Jawa Timur (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (diubah dengan UU No. 45/2009). Jakarta.
Sary, Z. A., Ulupui, I., & Pahala, I. (2025). Governance and optimization of non-tax state revenues from the utilization of fishery resources in Indonesia. Journal of Social Research, 4(6), 1109–1116. https://doi.org/10.55324/josr.v4i6.2575.
Sugiyono, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A., Hernuryadin, Y., Suadela, P., Furkon, U. A., & Amboro, T. (2025). Transformation of Indonesian Capture Fisheries Governance: A Review and Prospects. Marine Policy, 174, 106619.
https://doi.org/10.1016/j.marpol.2025.106619
Suherman, A., Huda, H. N., Timilsina, R. R., Hernuryadin, Y., Untoro, F., Amboro, R. T., & Koirala, P. (2025). Scaling digital fisheries management: The role of e-PIT in enhancing data accuracy and operational efficiency. Scientific Journal of Fisheries & Marine (Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan), 17(2). https://doi.org/10.20473/jipk.v17i2.69393
Suherman, A., & Nurani, T. W. (Eds.). (2025). Enabling factor: Perikanan tangkap berkelanjutan. Untirta Press.
Taherdoost, H. (2016). Validity and reliability of the research instrument: How to test the validity of a questionnaire/survey in research. International Journal of Academic Research in Management (IJARM), 5(3), 28–36.
DOI: 10.2139/ssrn.3205040
Trenggono, S. W. (2023). Penangkapan ikan terukur berbasis kuota untuk keberlanjutan sumber daya perikanan di Indonesia. Jurnal Kelauta
n dan Perikanan Terapan (JKPT), 1, 1–8.
http://dx.doi.org/10.15578/jkpt.v1i0.12057
Utami, Y. (2023). Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penilaian kinerja dosen. Jurnal Sains dan Teknologi, 4(2), 21–24.
https://doi.org/10.55338/saintek.v4i2.730
Widagdo, A. (2019). Combating IUU Fishing in Indonesia: MCS and Legal Framework. AACL Bioflux.
Wiyono, E. S. (2018). Abundance, fishing season, and management strategy for blue swimming crab (Portunus pelagicus) in Pangkajene Kepulauan, South Sulawesi, Indonesia. Tropical Life Sciences Research, 29(1), 1–10.
Yaskun , M., & Sugiarto, E. (2017). Potensi hasil perikanan laut terhadap kesejahteraan para nelayan dan masyarakat di Kabupaten Lamongan. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, 4(1), 257–264.
https://doi.org/10.21107/jsmb.v4i1.3225
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.17.2.2025.91-104

Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1979-6366
e-ISSN 2502-6550













