EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ALAT BANTU RUMPON DALAM PENANGKAPAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI PERAIRAN TELUK BONE KABUPATEN LUWU
Abstract
Rumpon merupakan alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penangkapan ikan. Dalam proses penangkapan ikan tuna, rumpon berfungsi untuk merangsang kawanan ikan tuna yang sedang melakukan ruaya untuk berhenti atau menetap tidak jauh dari lokasi pemasangan rumpon. Berdasarkan Hal tersebut maka sangat perlu dilakukan penelitian tentang tinjauan efektifitas penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan madidihang (Thunnus albacares). Penelitian di laksanakan pada bulan September – April 2019 di perairan Teuk Bone Kabupaten luwu. Data yang digunakan adalah hasil tangkapan pancing ulur di Lima rumpon. Pengumpulan data meliputi posisi geografis daerah penangkapan ikan, hasil tangkapan, ukuran panjanag dan bobot madidihang, Tingkat kematangan gonad dan parameter oseanografi (Suhu dan klorofil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komposisi ukuran madidihang yang tertangkap di rumpon di dominasi ukuran 60 – 85 cm dengan berat 3 – 5 kg dengan Tingkat kematangan gonad I -II. Dominasi ukuran 60 – 85 cm yang tertinggi tertangkap pada rumpon 3 sebanyak 439 ekor sedangkan terendah tertangkap pada rumpon 1 sebanyak 134 ekor. Model fungsi menunjukkan bahwa kelima variabel (Suhu, klorofil, kedalaman rumpon, lama waktu penangkapan dan jarak rumpon dari fishing base) hanya suhu dan lama waktu penangkapan terhadap produksi penangkapan Madidihang (Thunnus albacares) yang tertangkap di daerah rumpon. Nilai efektivitas yang didapatkan sebesar 20 % dengan efektivitas tertinggi pada bulan September – Oktober 2018 terdapat pada rumpon 3 sebesar 35,39 % dan bulan Maret – April 2018 terdapat pada rumpon 2 sebesar 25 ,81 %.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Davies, T.K, Chris CM, Milner GEJ. 2014. The past, present dan future use of driftingfish aggregating devices (FADs) in the Indian Ocean. Mar Pol. 45:163–170.
BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika, [Online]. Available: https://inatews.bmkg.go.id/new/tentang_ts unami.php. [Accessed 12 Maret 2011]
Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 157 hlm.
Girard, M.C., dan Girard, C. (2003). Processing of Remote Sensing Data (translated). India: A.A Balkema.
Gooding, R.M and J.J. Magnuson. 1967. Ecological Significance of a Drifting Object to Pelagic Fishes. Pasific Science, 21: 486-497
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode dan Teknik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan - Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indonesia National Tuna Management Plan. 2012. National Tuna Management Plan Indonesia National. West Pacific East Asia Oceanic Fisheries Management. 60
Jaquemet S, Potier M, Menard F. 2010. Do Drifting and November (waktu pengambilan data di lapangan). Sehingga diduga ukuran mata pancing dan pola pemijahan tuna mempegaruhi ukuran ikan yang tertangkap didaerah rumpon. Selain itu menurut Jaquemet et al. (2010), rumpon merupakan ecological trap untuk ikan tuna ukuran kecil sampai kematangan gonad, sehingga perlu sangat berhati-hati dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan di daerah tersebut.Anchored Fish Aggregating Devices (FADs) Similarly Influence Tuna Feeding Habits? A Case Study from the Western Indian Ocean. Fisheries Research Journal. 107: 283-290. doi: 10.1016/j.fishres.2010.11.011
Jaya F, Fardhani. 2018.ikan tuna yang tertangkap di sekitar rumpon oleh armada sekoci yang berbasis di pelabuhan perikanan pantai pondokdadap. Fakutas perikanan dan ilmu kelautan institut pertanian Bogor.
Jeujanan B.(2008). Efektivitas Pemanfaatan Rumpon dalam Operasi Penangkapan Ikan di Perairan Maluku Tenggara (Tesis). Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.
Kantun, W. Aspek biologi dan komposisi hail tangkapan pancing ulur di perairan teluk bone. Jurnal balik diwa. Vol 7 (1).
Kantun,W. A, Mallawa. Nuraeni L rapi.2014. Struktur ukuran dan jumlah tangkapan tuna madidihang (Thunnus alabacares) menurut waktu penangkapan dan kedalaman di perairan majene selat makassar. Jurnal saintek perikanan. Vol.9 (2) : 39-48.
Mallawa, A, Syafruddin, dan Palo, M. (2010). Aspek Perikanan dan Pola Distribusi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 20 (1) April 2010: 17 –
MiyakeMP, GuillotreauP, SunCH, Ishimura G.
Recent developments in the tuna industry: stocks, fisheries, management, processing, trade and markets. FAO fisheries and aquaculture technical paper no.543. Rome.
Nurani TW, Wisudo SH, Wahyuningrum PI, Arhatin RE. 2014. Model pengembangan rumpon sebagai alat bantu dalam pemanfaatan sumber daya ikan tuna secara berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(1): 57 – 65.
Sondita MFA. 2011. Sebuah Perspektif: Rumpon sebagai alat Pengelolaan Sumber daya Ikan. Buku II New Paradigm in Marine Fisheries. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Sparre, P., E. Ursin and S.C. Venema, 1989. Introduction to tropical fish stock assessment. Part I. Manual. FAO, Rome. 337 p.
Prayitno MRE. 2016. Pemanfaatan rumpon laut dalam sebagai daerah penangkapan ikan dan dampaknya terhadap keberlanjutan sumber daya ikan. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kantun,W. A, Mallawa. Nuraeni L rapi. 2014. Struktur ukuran dan jumlah tangkapan tuna madidihang (Thunnus alabacares) menurut waktu penangkapan dan kedalaman di perairan majene selat makassar. Jurnal saintek perikanan. Vol.9 (2) : 39-48.
Yusfiandayani Roza. 2004. Studi Tentang Mekanisme Berkumpulnya Ikan Pelagis Kecil Di Sekitar Rumpon dan Pengembangannya Perikanan Di Perairan Pasaruan, Propinsi Banten [Disertasi]. Bogor: Program Studi Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 231 hal.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.29.4.2023.204-214

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.











