Studi Pemeliharaan Larva Udang Vanname (Litopenaeus vannamei)
Abstract
Udang vanname merupakan jenis udang yang pembudidayaannya hampir tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Dalam pengembangan produksi udang vanname, diperlukan lahan yang luas dan benih dalam jumlah yang banyak serta berkualitas. Kebutuhan akan benih dalam jumlah yang banyak serta berkualitas menjadi hal penting dalam meningkatkan produksi udang vanname. Benih berkualitas dihasilkan dari proses pemeliharaan larva yang dimonitoring melalui persyaratan yang ketat. Pemenuhan atas kebutuhan benih yang berkualitas tidak terlepas dari keberhasilan pemeliharaan stadia larva dari udang vanname. Permasalahan yang sering dihadapi adalah proses pemeliharaan pada stadia selanjutnya yakni zoea hingga post larva karena pada stadia ini, larva membutuhkan suplai makanan dari luar. Berdasarkan permasalahan dan tingkat kesulitan pada stadia awal pemeliharaan larva udang vanname tersebut, diperlukan kajiankajian atau informasi mengenai teknik pemeliharaan larva stadia awal (nauplius) hingga stadia post larva yang ditinjau dari tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan dan manajemen kualitas air pada unit-unit usaha pembenihan. Tujuan kegiatan ini adalah mengetahui pertambahan panjang mutlak larva, tingkat kelangsungan hidup larva (SR), perkembangan stadia larva dan pengamatan kualitas air. Hasil pengamatan yang diperoleh, nilai panjang mutlak dari larva yang dipelihara adalah 3,5 mm dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 75,6%. Hasil pengamatan selama pemeliharaan yang dilakukan untuk perkembangan larva pada setiap stadia menunjukan larva udang vanname mengalami perubahan pada setiap stadia pengamatan. Hasil pengukuran kualitas air antara lain suhu berkisar 29-31 C, Salinitas berkisar 29-33 ppt, pH berkisar 8,1-8,4, DO 5,21-5,85 mg/l dan Amoniak berkisar 0,0-0,3 mg/l. Parameter kualitas air untuk suhu, salinitas, pH dan DO masih tergolong optimal selama pemeliharaan sedangkan untuk Amoniak, hanya pada minggu ketiga yang nilainya mengalami peningkatan.
Litopenaeus vanname is variety of shrimp that has been cultured around Indonesia. Wide areal, massive and high quality larvae were compliments in order to increase the output from growing this species. The need for quality larvae in large quatities is an important thing in order to recrease the production of vanname shrimp. A quality larvae comes from strict larval rearing process. Fulfillment of quality larval cannot be separated from the sucess of maintaning larval stages. Problem that is often faced is the maintaned process at the next stage, namely zoea to post larvae because the stage, larvae need nutrition from external sources. Based on the problem and level of difficulty in early stage of maintaning vanname shrimp larval. There are come studies or information about aquaculture technique of early stage (nauplius) until post larvae stage include survival rate, total lenght of larvae, water quality that need to be gathered. The aim of this activity is to know total length of larvae, survival rate (SR), stadia growth of larvae and water quality. As the result of observation, total length of growing larvae is 3,5mm with 75.6% survival rate. The result of observation during rearing process for larval development at each stage showed that vanname shrimp larvae changed at each observation stages. The result of water quality measurments inclued temperatures ranging from 29-31 C, salinity rangging from 29-33 ppt, pH rangging from 8,1-8,4, DO rangging from 5,21-5,85 mg/l and amonia rangging from 0,0-0,3 mg/l. Water quality parameters for temperature, salinity, pH and DO were still considered optimal during maintenance, while amonia only increased in the third week.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anisa, A., Marzuki, M., Setyono, B. D. H., & Scabra, A. R. (2021). Survival rate of Post Laval Vanname Shrimp (Litopenaeus vannamei) Maintained at Low Salinity Using The Method Tiered Acclimatization. Jurnal Perikanan Unram, 11(1), 129–140.
Das, N. G., & S. M. M. Sarwar. (1998). Nutritional analysis of two diatoms, Skeletonema sp. and Chaetoceros sp. as diet for Penaeus monodon in hatchery. Indian Journal of Fisheries, 45(2), 193-196.
Effendie, M.O. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Farchan, M. (2006). Teknik Budidaya Udang Vanname. Serang: BAPPL-Sekolah Tinggi Perikanan.
Goddard, S. (1996). Feed Management in Intensive Aquaculture. Springer.
Lestari I, Suminto, & Yuniarti T. (2018). Penggunaan Copepoda, Oithona sp. Sebagai Subtitusi Artemia sp., Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). 7(1), 90-98.
Marihati, Muryati, & Nilawati. (2013). Budidaya Artemia salina sebagai Diversifikasi Produk dan Biokatalisator Percepatan Penguapan di Ladang 25 Garam. Jurnal Agromedia 31 (1),57-66.
Nuntung, S., Idris, A. P. S., & Wahidah, W. (2018, July). Teknik Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaeus vannamei Bonne) Di PT Central Pertiwi Bahari Rembang, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (1), 137-143.
Purba, C. Y. (2012). Performa Pertumbuhan, Kelulushidupan, Dan Kandungan Nutrisi Larva Udang Vannamei (Litopanaeus vannamei) Melalui Pemberian Pakan Artemia Produk Lokal yang Diperkaya dengan Sel Diatom. Journal of Aquaculture Management and Technology. 1(1), 102-115.
Purnamasari, O. I., Purnama, D., Angraini, M., & Utami, F. (2017). Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di Tambak Intensif. Jurnal Enggano 11(1), 58-67.
Putri, T., Supono, S., & Putri, B. (2020). Pengaruh jenis pakan buatan dan alami terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva udang vaname (Litopenaeus vannamei). Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 8(2), 176-192.
Rubiyanto, W. H., & Dian, A. S. (2006). Udang vannamei. Jakarta: Penebar Swadaya.
Standar Nasional Indonesia. (2006). 01-7252 : Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Standar Nasional Indonesia. (2009). 7311: Produksi Benih Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Suyanto, R. S., & Mujiman., A. (2005). Budidaya Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Subaidah. S. (2005). Petunjuk Teknis Pembenihan Udang Vanname. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jawa Timur: Balai Budidaya Air Payau Situbondo.
Wijilestari, E. (2014). Pengaruh Pemberian Mikroalga Tetraselmis sp. Dan Nannochloropsis sp. Terhadap Pertumbuhan Larva (PL-10) Udang Vaname (Litopenaeus vannamei, Boone 1931). Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya.
Wyban, J. A., & Sweeney, J. (1991). Intensif Shrimp Production Technology the Oceanic. Institute Shrimp Manual the Oceanic Institute, Honolulu, HI, USA.
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jmtr.v1i1.11555
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
Jl. Kampung Baru, Pelabuhan Ferry Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, 85351

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.






