Kajian Historis Industri Kapal Nelayan Desa Teluk, Pandeglang, Banten 1998-2021

Hilma Rosdiana, Didik Pradjoko

Abstract


Sebagai wilayah pesisir yang berbatasan dengan Selat Sunda, Desa Teluk menjadi tuan rumah industri pembuatan perahu nelayan yang berperan penting dalam masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evolusi industri pembuatan perahu nelayan di Desa Teluk antara tahun 1998 hingga 2021 serta dampak sosial ekonominya terhadap warga desa. Penelitian ini mengandalkan data riwayat lisan yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tiga belas peserta dari Januari 2023 hingga Januari 2024. Investigasi ini membahas kesenjangan dalam dokumentasi dan studi komunitas nelayan yang lebih luas dan sektor manufaktur kapal penangkap ikan tertentu. Pertumbuhan industri perahu nelayan di Desa Teluk dipengaruhi oleh para pendatang dari pantai utara Jawa, termasuk daerah seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Brebes, dan Tegal, yang mulai berdatangan pada tahun 1960-an. Beberapa faktor yang mendorong ekspansi ini: Keputusan Presiden No. 39 tahun 1980, yang melarang pukat dan mempromosikan kapal bermotor dengan dukungan pemerintah untuk mesin; pemulihan ekonomi setelah krisis keuangan 1998, yang memungkinkan nelayan untuk berinvestasi di kapal yang lebih besar; dan distribusi 30 perahu GT ke kelompok nelayan pada tahun 2014, mendorong peningkatan lebih lanjut. Industri ini telah meningkatkan ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja untuk membangun dan memperbaiki kapal, menjadikannya penting bagi pembangunan masyarakat.

 

Title: Historical Study of Fishing Boat Industry in Teluk Village, Pandeglang, Banten 1998-2021

As a coastal region bordering the Sunda Strait, Teluk Village hosts a fishing boat manufacturing industry that plays a significant role in the local community. This study aims to analyze the evolution of the fishing boat manufacturing industry in Teluk Village between 1998 and 2021 and its socio-economic impacts on the village's residents. The research relies on oral history data gathered through in-depth interviews with thirteen participants from January 2023 to January 2024. This investigation addresses a gap in the documentation and study of the broader fishing community and the specific fishing boat manufacturing sector. The growth of the fishing boat industry in Teluk Village was influenced by migrants from Java's northern coast, including areas like Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Brebes, and Tegal, who began arriving in the 1960s. Several factors drove this expansion: Presidential Decree No. 39 of 1980, which banned trawling and promoted motorized vessels with government support for engines; economic recovery after the 1998 financial crisis, which enabled fishermen to invest in larger boats; and the distribution of 30 GT boats to fishing groups in 2014, encouraging further upgrades. This industry has boosted the local economy by creating jobs for building and repairing boats, making it essential to the community's development.


Keywords


kapal nelayan; perikanan; Desa Teluk; Banten

Full Text:

PDF

References


ANRI. (1976). Memori Serah Jabatan 1921-1930. Arsip Nasional Republik Indonesia.

Balai Desa Teluk. (2021). Profil Desa Teluk Tahun 2021. Balai Desa Teluk.

BPS Kab. Pandeglang. (2000). Pandeglang Dalam Angka 1998. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.

BPS Propinsi Jawa Barat. (1985). Statistik Kabupaten Pandeglang 1983-1984. Kantor Statistik Kabupaten Pandeglang Propinsi Jawa Barat.

DKP Provinsi Banten. (2019). Kelautan dan Perikanan Dalam Angka 2019. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten.

Fabinyi, M., dkk. (2022). Coastal transitions: Small-scale fisheries, livelihoods, and maritime zone developments in Southeast Asia. Vol.91, 184–194.

Firth, R. (1971). Malay Fishermen: Their Peasant Economy. Routledge and Kegan Paul.

Hamid, Abd. R. (2013). Sejarah Maritim Indonesia. Ombak.

Hasan, S. (1993). Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Rineka Cipta.

Istiana, I. (2014). Akses Perempuan Nelayan Dalam Kegiatan Produktif (Studi Kasus di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten). Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 9(1), 1. https://doi.org/10.15578/marina.v9i1.205

Kartodirdjo, S. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara Baru.

Koto, J., & Arief, D. S. (2014). Occupational Safety in Production of Traditional Fishing Vessels in Indonesia. Vol.4(Journal of Ocean, Mechanical and Aerospace).

Kuntowijoyo. (2005). Metodologi Sejarah. Tiara Wacana.

Liebner, H. H. (2005). Perahu-Perahu Tradisional Nusantara: Suatu Tinjauan Sejarah Perkapalan dan Pelayaran. Dalam Eksplorasi Sumber Budaya Maritim (hlm. 53). Departemen Kelautan dan Perikanan RI.

Liu, W., Baihaqi, I., Tezdogan, T., Kurt, R. E., Nugroho, S., Yuan, Z., Supomo, H., Demirel, Y. K., Djatmiko, E. B., & Incecik, A. (2016). Designing safe, green and sustainable vessels for Indonesian coastal transport and fishing operations.

Lombard, D. (2018). Nusa Jawa Silang Budaya 1: Batas-batas Pembaratan. Gramedia Pustaka Utama.

Pemerintah Provinsi Banten. (2018). Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2018 tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Serang).

Pribadi, T. W., Arif, M. S., Wahidi, & Maditiara, W. (2019). Modular System Construction for Laminated Wooden Fishing Vessel Industry. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 649 012009.

Sari, D. A. A., & Latifah, E. (2021). Revitalization of traditional fisheries rights of indigenous people in sustainable fisheries management in Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 724(1), 012117. https://doi.org/10.1088/1755-1315/724/1/012117

Satria, A. (2009). Ekologi Politik Nelayan. PT. Lkis.

Sedyawati, E. (2005). Kajian Maritim Aspek Sosial-Budaya Ragam dan Peluangnya. Dalam Eksplorasi Sumberdaya Budaya Maritim. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan RI bekerjasama dengan Pusat Peneitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Indonesia, CV. Rizki Prima Insani.

Semedi, P. (2001). Close From The Stone, Far From The Throne: The Story of Javanese Fishing Community 1820-1990s. University of Amsterdam.

Soemardjan, S., & Soeleman, S. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sumirat, E. (2011). Dampak Kebijakan Perikanan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Nelayan: Studi Kasus Wilayah Provinsi Banten. Universitas Indonesia.

Syahbandar Pelabuhan. (2022). SOP Penerbitan Surat Ukur Kapal. Syahbandar Pelabuhan Labuan.

Syahputra, R. A. (2020). The Socio-Economic Background of the Infrastructure Development in the Sundanese Land (1800-1942). Vol. 17 No. 5, 202–213.

Touwe, S. & Alamsyah. (2021). In Nanaku: Local Knowledge of The Coastal Fishermen Community Taniwel Seram. E3S Web of Conferences, 317, 02007. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202131702007

UPTD BPPP LABUAN. (2013). Profil Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan. UPTD BPPP Labuan.

Wangania, J. (1981). Jenis-jenis Perahu di Pantai Utara Jawa dan Madura. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zazzaro, C., Liebner, H., Soriente, A., Ferraioli, G., & Purnawibawa, A. G. (2022). The Construction of an Historical Boat in South Sulawesi (Indonesia): The Padewakang. Journal of Maritime Archaeology, 17(4), 507–557. https://doi.org/10.1007/s11457-022-09332-5

Zuhdi, S. (2008). Metodologi Stukturistik dalam Historiografi Indonesia: Sebuah Alternatif. Dalam Titik Balik Historiografi Indonesia. Departemen Sejarah FIB UI bekerjasama dengan Penerbit Wedyatama Widya Sastra.

Zuhdi, S. (2014). Nasionalisme, Laut, dan Sejarah. Komunitas Bambu.

Sumber Lisan:

Adhari, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 8 Oktover 2022, Desa Teluk.

Carudi, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana 17 Mei 2024, Tempat Pelelangan Ikan I Labuan.

Dahlan, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 14 Januari dan 23 Juni 2023, Galangan Kapal Desa Teluk.

Endih, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana 23 Agustus 2023, Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan.

Hambali, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 5 September 2024, Kampung Nelayan Desa Teluk.

Juheni, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 22 Agustus 2023, Galangan Kapal Desa Teluk.

Juna, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 17 Januari 2023, Kampung Nelayan Desa Teluk.

Kasirin, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 22 Agustus 2023, Galangan Kapal Desa Teluk.

Mahyudin, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 26 Agustus 2023, Kp. Cigondang, Labuan.

Mista, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 3 September 2024, Tempat Pendaratan Ikan Desa Sukaresmi.

Untung Nuridin, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 14 Januari 2023, Kantor Desa Teluk.

Satri, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 24 Agustus 2023, Tempat Peolelangan Ikan II Labuan.

Una, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana, 24 Agustus 2023, Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan.

Yogis, diwawancarai oleh Hilma Rosdiana 25 Juli 2023, Tempat Pelelangan Ikan I Labuan.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marina.v10i2.13847

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

---------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.