Dampak Ekonomi Ekowisata Mangrove Bagi Masyarakat Lokal di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat

Teddy Septiansa, Gatot Yulianto, Kastana Sapanli

Abstract


Pengembangan ekowisata mangrove di Kecamatan Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat merupakan salah satu upaya pengelolaan kawasan mangrove yang memperhatikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun mengancam keberlanjutan ekowisata. Penelitian dilakukan pada bulan September—Desember 2024 dengan tujuan untuk menganalisis presepsi masyarakat terhadap kondisi, fungsi, dan manfaat ekosistem mangrove serta daya dukung ekowisata dan mengestimasi kontribusi ekonomi ekowisata terhadap pendapatan serta kecukupannya dalam memenuhi pengeluaran rumah tangga pelaku usaha dan tenaga kerja ekowisata. Wawancara dilakukan dengan 56 orang responden yang terdiri dari 52 pelaku usaha perahu wisata dan warung serta empat orang tenaga kerja sebagai petugas tiket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang baik terhadap kondisi, fungsi dan pengelolaan ekosistem mangrove melalui pengembangan ekowisata. Kontribusi ekonomi ekowisata bagi pelaku usaha berupa share pendapatan sebesar 44,90% dari total pendapatan, dengan nilai rataan pendapatan dari ekowisata sebesar Rp2Ẹ157.736,00 pertahun dan hanya memenuhi 49,43% dari pengeluaran rumah tangganya. Sedangkan kontribusi bagi tenaga kerja berupa share pendapatan 69,04% dari nilai rataan pendapatan dari sektor wisata senilai Rp18.735.750,00 pertahun, serta dapat memenuhi 78,71% dari pengeluaran rumah tangga. Tingkat persepsi yang baik menjadi faktor pendukung strategi pengembangan ekowisata sehingga dapat mengoptimalkan kontribusi ekonomi bagi masyarakat dengan tetap menjaga prinsip pengelolaan berkelanjutan. Pengelola ekowisata perlu menjadikan kedua ekowisata terpadu dalam satu tata kelola. Pemerintah Desa, Pemerintah Daerah, Perusahaan Umum Perhutani dan sektor swasta perlu bersinergi untuk membangun kembali ekowisata dengan perbaikan fasilitas, promosi wisata, dan pendampingan pengelolaan.

 

Title: The Economic Impact of Mangrove Ecotourism in Tarumajaya District, Bekasi, West Java Province

The development of mangrove ecotourism in Tarumajaya District, Bekasi, West Java, represents an effort to manage mangrove areas by integrating ecological, economic, and social considerations. However, the continued decline in tourist visits over the years poses a threat to the sustainability of this ecotourism initiative. This study, conducted from September to December 2024, aimed to analyze public perceptions regarding the condition, functions, and benefits of mangrove ecosystems, assess the carrying capacity of the ecotourism site, and estimate the economic contribution of ecotourism to household income, including its adequacy in covering the expenditures of business actors and ecotourism workers. Data were collected through interviews with 56 respondents, comprising 52 boat operators, food stall entrepreneurs, and four individuals working in ticketing. The findings indicate that respondents hold positive perceptions of the condition, function, and management of the mangrove ecosystem through ecotourism development. For business actors, ecotourism contributes an average of 44.90% to their total annual income, amounting to IDR24,157,736.00, although this only covers 49.43% of their household expenditures. For ecotourism workers, the sector contributes 69.04% of their total income, with an average of IDR18,735,750.00 annually, which covers 78.71% of household expenses. The generally favorable public perception serves as a supportive factor in formulating strategies for ecotourism development that enhance economic benefits while upholding sustainable management principles. To strengthen the sustainability and economic impact of ecotourism, integrated governance is essential. Collaboration among Village Governments, Regency, Perhutani (the state forestry company), and the private sector is necessary to revitalize ecotourism through improvements in infrastructure, promotional activities, and management support.


Keywords


analisis pendapatan; ekowisata; konservasi; mangrove; persepsi

Full Text:

PDF

References


Amanda, N., Ekayani M., Novindra, & Sapanli, K. (2024). Assessing the tourism economic benefits for coastal households to the sustainability of marine tourism in Pesisir Barat Regency, Lampung Province, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 1366 (2024) 012036, 1-12. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1366/1/012036

Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. (2022). Analisis Profil Penduduk Indonesia. https://www.bps.go.id/id/publication/2022/06/24/ea52f6a38d3913a5bc557c5f/analisisprofilpenduduk-indonesia.html

Blanton, A., Ewane, B., McTavish, F., Watt, M.S., Rogers, K., Daneil, R., Vizcaino, I., Gomez, A.N., Arachchige, P.S.V., King, S.A.L., Galgamuwa, G.A.P., Peñaranda, M.L.P., al-Musawi, L., Montenegro, J.F., Broadbent, E.N., Zambrano, A.M.A., Hudak, A.T., Swangjang, K., Velasquez-Camacho, L., …, Mohan, M. (2024). Ecotourism and mangrove conservation in Southest Asia: current trends and perspectives. Journal of Environmental Management, 265. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2024.121529

Damanik, J., & Weber, H.F. (2006). Perencanaan Ekowisata, dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta (ID): Pusat Studi Pariwisata UGM dan Penerbit Andi Yogyakarta. 140 hlm.

Ekayani, M., Nuva, Yasmin, R., Sinaga, F., & Maaruf, L.(2014). Wisata alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak: solusi kepentingan ekologi dan ekonomi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 19(1), 29-37.

[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. (2023). The World’s Mangroves 2000-2020. Roma: FAO. https://doi.org/10.4060/cc7044en

Faubiany, V., Rahmania, R., Suhartini, S., Karlina, E., Yeny, I., & Rahmila, Y.I. (2024). The suitability and carrying capacity analysis of the mangrove ecosystem to support ecotourism in the Paljaya mangrove restoration and learning center, Bekasi Regency, Indonesia. BIO Web of Conferences, 89 (05001), 1-15. https://doi.org/10.1051/bioconf/20248905001

Haris, A.M., Hardjomidjojo, H., & Kusmana, C. (2021). Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 18 (2), 105-124. http://dx.doi.org/10.20886/jakk.2021.18.2.105-124

Hasanah, S., Sunkar, A., & Ekayani, M. (2019). Partisipasi pelaku usaha dalam kegiatan konservasi di taman wisata alam gunung tangkuban perahu. Media Konservasi, 24 (3), 314-321. https://doi.org/10.29244/medkon.24.3.314-321

Herdiana, D. (2019). Peran masyarakat dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat. Jurnal Master Pariwisata, 6 (1), 63-86. 10.24843/JUMPA.2019.v06.i01.p04

Indrayani, E. & Jumanah. (2023). Strategi pengembangan ekowisata hutan mangrove pantai di Karangsong Indramayu melalui pendekatan Ecotourism Opportunity Spectrum (ECOS). Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 9 (2), 121-132. http://dx.doi.org/10.15578/marina.v9i2.12310

Insiardi, M., Inpurwanto, & Mulyadi, A. (2019). Studi potensi ekowisata di hutan mangrove Desa Mendalok Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah. Jurnal Sains Pertanian Equator, 8 (2). https://dx.doi.org/10.26418/jspe.v8i2.31973

Istiqomah, A., Ekayani, M., Nuva, Pramudita, D., Idris, B., & Osmaleli. (2019). Manfaat ekonomi wisata alam pada pemenuhan pengeluaran rumah tangga dan konservasi Taman Nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 24(3), 280-288

Khairunnisa, N., Adnan, M., & Marlina, N. (2024). Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Journal of Politic and Government Studies, 13 (4), 326-342. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/47308/32105

[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Konservasi Tanah dan Air. (2021). Peta Mangrove Nasional Tahun 2021. Jakarta (ID): DKTA DPASRH KLHK. 139 hlm.

Kusumajanti, Widiastuti, N.P.E., & Nashir, A.K. (2020). Strategi pendampingan terhadap pelaku wisata di ekowisata Sunge Jingkem, Kampung Sembilangan, Desa Samudra Jaya, Kabupaten Bekasi. Jurnal Pegabdian kepada Masyarakat, 1 (2), 62-85. https://doi.org/10.33753/ijse.v1i2.17

Kusumayadi, & Sugiarto, E. (2020). Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Masud, R.M., Yulianda, F., & Yulianto, G. (2020). Kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove untuk pengembangan ekowisata di Pulau Pannikiang, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 12(3), 673-686. https://doi.org/10.29244/jitkt.v12i3.32847

[MEA] Millennium Ecosystem Assessment. (2005). Ecosystems and Human Well-Being. Washington DC: Island Press. https://www.researchgate.net/publication/297563785

Muhartono, R., Sumarti, T., Saharuddin, & Koeshendrajana, S. (2023). Nelayan kecil di perkotaan: karakteristik usaha dan jaringan sosial dalam mengakses pembiayaan di Marunda, Jakarta Utara. Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 9 (1), 37-48. http://dx.doi.org/10.15578/marina.v8i1.10731

Nanlohy, H., Bambang, A.N., Ambaryanto, & Hutabarat, S. (2014). Analisis persepsi masyarakat terhadap pengelolaan kawasan mangrove Teluk Kotania. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 2 (1), 89-98. 10.14710/jwl.2.1.89-98.

Nurlia, I.W. (2022). Kontribusi ekowisata hutan mangrove Petengoran terhadap pendapatan masyarakat Desa Gebang Kabupaten Pesawaran.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nurrochmah, L.D., & Falatehan, A.F. (2024). Manfaat ekonomi dan strategi pengembangan Wisata Alam Pantai Goa Cemara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 22 (5), 1263-1268. https://doi.org/10.14710/jil.22.5.1263-1268

Pratiwi, Y. (2023). Identifikasi 4A (Attraction, Amenity, Accesibility dan Anciliary) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Pantai Tanjung Pendam, Kabupaten Belitung. Journal of Contemporary Public Administration (JCPA), 3 (2), 59-67. https://doi.org/10.22225/jcpa.3.2.2023.59-67

Putri, D.A., Hasanah, U. (2025). Analisis wisata perairan hutan mangrove sebagai pendorong kesejahteraan ekonomi rumah tangga di Desa Kuala Langsa Kota Langsa. Journal of Development Economics and Digitalization, Tourism Economics, 2 (1), 128-142. https://doi.org/10.70248/jdedte.v2i1.1779

Rahmawati, Arif, M., Rahayu, R., & Akbadiansyah. (2023). Persepsi masyarakat Kabupaten Aceh Timur dalam pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan. Jurnal Kelautan dan Perikanan Indonesia, 3 (1), 45-58. https://doi.org/10.24815/jkpi.v3i1.31709

Satria, D.J. (2017). Manfaat ekonomi wisata dan pemanfaatan sumberdaya air di Kawasan Taman wisata alam Gunung Halimun Salak [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sondakh, V.S., Suhaeni, S., & Lumenta, V. (2019). Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan hutan mangrove di Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Akulturasi, 7 (1), 1049-1058. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi

Subadra, I.N., & Nadra, N.M. (2006). Dampak ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pengembangan desa wisata di Jatiluwih-Tabanan. Jurnal Manajemen Pariwisata. 5(1): 4663.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung (ID). Alfabeta.

Sundari, H.A., Zulfanita, & Utami, D.P. (2012). Kontribusi usahatani ubi jalar (Ipomea batatas L) terhadap pendapatan rumah tangga petani di Desa Ukirsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Jurnal Surya Agritama, 1(2), 34- 45.

Suryadi, T. (2022). Strategi revitalisasi ekosistem mangrove berbasis konservasi di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059)

Vande Velde, K., Hugé, J., Friess, D.A., & Koedam, N. (2019). Stakeholder discourses on urban mangrove conservation and management. Ocean and Coastal Management. 178. https://10.1016/j.ocecoaman.2019.05.0

Wambrauw, L., Widati, A.W., & Yuminarti, U. (2023). Persepsi masyarakat terhadap pemanfaatan dan pengelolaan hutan mangrove di Kampung Kambala dan Yarona Distrik Buruway Kabupaten Kaimana. Igya Ser Hanjop, 5(2), 87-101. https://doi.org/10.47039/ish.5.2023.87-101

Widiastuti, N.P.E., Kusumajanti, & Nashir, A.K. (2024). Pengelolaan aset tidak berwujud dalam keberlanjutan ekowisata masyarakat pesisir: Studi Ekowisata Kabupaten Bekasi. Jurnal Akuntasi Terapan Indonesia, 7 (1), 1-5. https://doi.org/10.18196/jati.v7i1.19168

Wijaksono, S. (2013). Pengaruh lama tinggal dalam pengelolaan lingkungan permukiman. ComTech, 4(1), 24–32. https://doi.org/10.21512/comtech.v4i1.2679




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/marina.v11i1.15337

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

---------------------------------------------------------------------------------------

Published by

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
in collaboration with
Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.