Pada umumnya pembuatan garam secara tradisional menggunakan teknologi evaporasi air laut memerlukan waktu 20 hari per panen garam, sedangkan dengan metode Maduresse Berisolator memerlukan waktu 12 hari per panen garam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan inovasi teknologi evaporasi air laut dengan uji coba aplikasi teknologi tepat guna dalam percepatan pembuatan garam dengan Metode Sprinkle Bertingkat. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2019 sebanyak 30 kali ulangan dan menghasilkan data rata – rata 3 oBe menjadi 9,78 oBe per hari. Hasil penelitian ini dengan Metode Sprinkle Bertingkat dalam waktu 6 hari menghasilkan kristal garam atau lebih cepat 6 hari per panen, jika dibandingkan dengan Metode Maduresse Berisolator. Percepatan pembuatan garam ini terjadi karena adanya inovasi teknologi dengan menambahkan alat berupa sprinkle yang berfungsi menyemprotkan air laut ke udara sehingga mempercepat terlepasnya H2O dari air laut dan mempercepat terbentuknya kristal garam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode Sprinkle Bertingkat dapat diterapkan untuk mempercepat terbentuknya kristal garam, sehingga metode ini direkomendasikan sebagai inovasi teknologi dalam meningkatkan produksi garam.
Keywords
Teknologi Evaporasi; Maduresse Berisolator; Sprinkle Bertingkat
Amalia, 2007. Teknologi Pengawetan Pangan. Terjemahan, UI Press Jakarta.
Burhanudin. S, 2001. Strategi Pengembangan Industri Garam di Indonesia.
Efendi M dkk, 2014. Korporatisasi Usaha Garam Rakyat. Perspektif Teknik Sosial Ekonomi.
Purbani, 2003. Buku Panduan Pembuatan Garam Bermutu. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Syafii, 2006. Buku Panduan Pengembangan Usaha Terpadu Garam Artemia. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Winarno, 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Jakarta.