Kinerja Produksi Ikan Nila Salin dengan Sistem Budidaya Bioflok pada Kolam Terpal di Daerah Istimewa Yogyakarta
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pertumbuhan ikan nila salin yang dibudidaya dengan sistem bioflok. Karena sistem bioflok dinilai dapat menghemat penggunaan pakan, meningkatkan produktivitas budidaya, menghemat penggunaan air, dan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam terpal atau kolam bulat. Ikan nila salin yang digunakan memiliki bobot rata-rata 10,6±0,48 gram. Penelitian ini dilakukan selama 90 hari. Penelitian ini dilakukan dengan 2 perlakuan, yaitu perlakuan A (pemeliharaan nila salin dengan sistem bioflok) dan perlakuan B (pemeliharaan nila salin tanpa sistem bioflok). Masing masing perlakuan memiliki 7 ulangan. Data yang diperoleh selama penelitian selanjutnya diuji statistika mengunakan SPSS versi 16.1 sedangkan uji T-Test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara perlakuan yang diberikan. Berdasarkan uji statisika diketahui bahwa laju pertumbuhan bobot rata-rata ikan antara perlakuan A dan B adalah tidak berbeda nyata. Sedangkan untuk rasio konversi pakan dan tingkat kelangsungan hidup memiliki hasil yang bebeda nyata, dimana perlakuan A lebih baik dari pada perlakuan B dengan nilai rasio konversi pakan perlakuan A sebesar 1,06 dan tingkat kelangsungan hidup 98%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka budidaya nila salin sebaiknya dilakukan dengan sistem bioflok agar dapat menghemat pengunaan pakan dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik.
This study aims to analyze the growth performance of saline tilapia fish cultivated with the biofloc system. Because the biofloc system is considered to be able to save feed usage, increase cultivation productivity, save water usage, and can be done using tarpaulin ponds/circular ponds. The saline tilapia fish used had an average weight of 10.6 ± 0.48 grams. This study was conducted for 90 days. This study was conducted with 2 treatments, namely treatment A (maintenance of saline tilapia fish with a biofloc system) and treatment B (maintenance of saline tilapia fish without a biofloc system). Each treatment has 7 replications. The data obtained during the study were then tested statistically using SPSS version 16.1, while the T-Test was used to determine whether there was an effect between the treatments. This indicates that the growth performance of saline tilapia fish in treatment A and treatment B was not significantly different. Meanwhile, for the feed conversion ratio and survival rate, the results were significantly different, where treatment A was better than treatment B with a feed conversion ratio value of treatment A of 1.06 and a survival rate of 98%. Based on the results of this study, saline tilapia cultivation should be carried out with a biofloc system to save feed usage and achieve a better survival rate.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: http://dx.doi.org/10.15578/salamata.v7i1.15424
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Diterbitkan Oleh:
Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
Jl. Sungai Musi Km 09, Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Indonesia
Telp/Fax: (0481) 2920204
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.
p-ISSN: 2615-5753
e-ISSN : 2963-6493
Indexed by: