KOMPOSISI JENIS DAN INDEK KEANEKARAGAMAN HAYATI IKAN DEMERSAL DI LAUT NATUNA SELATAN
Abstract
Informasi keanekaragaman hayati ikan memiliki peranan penting dalam manjaga ekosistem perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menginvetaris jenis-jenis ikan demersal dan pembaruan nilai Indek keragaman hayati spesies ikan demersal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu informasi dalam pengelolaan sumber daya ikan di Laut Natuna Selatan. Penelitian ini lakukan pada bulan November 2017 menggunakan KR. Baruna Jaya IV (1200 GT). Pengambilan data menggunakan metode sapuan dengan alat tangkap pukat ikan. Nilai Indek keanekaragaman (‘H) antara 1,54 – 3,45 dengan tertinggi pada wilayah bagian tengah, sedangkan terendah pada wilayah bagian timur. Indek kekayaan jenis (‘R) diperoleh antara 8,15 – 19,67 dengan tertinggi di wilayah perairan bagian tengah sebesar 19,67 dan terendah pada bagian barat Laut Natuna Selatan 8,15. Indek dominansi (‘C) tertinggi berada pada perairan bagian timur dengan7,08 dan terendah pada perairan bagian tengah dengan 0,06. Indek kemerataan (‘E) tertinggi pada wilayah perairan bagian tengah dengan 0,36 dan terendah pada wilayah perairan bagian timur sebesar 0,15
Information on the biodiversity of the fish plays an essential role when it comes to support and manage ecosystem health. This research aims to list the demersal species and update its biodiversity index, as well as its distribution. The results could provide the baseline information on the richness and evenness of the demersal species in South Natuna waters for the management purposes. The swept area method was used by using the trawler net of R.V. Baruna Jaya IV when conducting the swept area surveys in November 2017. The diversity index value ('H) is between 1.54 - 3.45 with the highest in the central region, while the lowest in the eastern region. The species richness index ('R) was obtained between 8.15-19.67 with the highest in the central waters area of 19.67 and the lowest in the western part of the South Natuna Sea 8.15. The highest dominance index ('C) is in the eastern waters with 7.08 and the lowest is in the middle waters with 0.06. The highest evenness index ('E) is in the central waters with 0.36 and the lowest is in the eastern waters at 0.15
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Allen, G., Swainston, R., & Ruse, J. (2000). Marine fishes of South-East Asia (292 p). Periplus Edition (HK) Ltd. Singapore.
Anonim. (2017). Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, Dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Keputusan Menteri, Kementerian Kelautan Perikanan No.50 tahun 2017.
Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (1999a). The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. Volume 3. Botoid Fishes, Chimaeras and Bony Fishe Part 1 (Elopidae to Linophyrnidae). FAO Species Identifikastion Guide For Fisheries Purposes (1349-2068 pp). FAO of The United Nations, Rome:
Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (1999b). The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. Volume 4. Bony Fishes Part 2 (Mugillidae to Carangidae). FAO Species Identifikastion Guide For Fisheries Purposes (2069-2790 p). FAO of The United Nations, Rome.
Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (2001a). The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. Volume 5. Bony Fishes Part 3 (Menidae to Pomacentridae). FAO Species Identifikastion Guide For Fisheries Purposes (2791-3510 p). FAO of The United Nations, Rome.
Carpenter, K.E., & Niem, V.H. (2001b). The Living Marine Resources of The Western Central Pacific. Volume 6. Bony Fishes Part 4 (Labridae to Latimeriidae), Estuarine Crocodiles, sea turtles, sea snakes, and marine mammals. FAO Species Identifikastion Guide For Fisheries Purposes (3511-4232 p). FAO of The United Nations, Rome.
Fahmi & Yonvitner, (2016). Keanekaragaman Hayati Dan Kepadatan Stok Ikan Demersal Di Perairan Tambelan, Laut Natuna. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 8(2), 503-516.
Gloerfelt, T.T., & Kailola P.J. (1984). Trawled Fishes of Southern Indonesia and Northern Australia (406 p). The Directorate General of Fisheries, Indonesia.
Hidayat, T., & Nurulludin, (2017). Indek Keanekaragaman Hayati Sumberdayaikan Demersal Di Perairan Samudera Hindia Selatan Jawa. J.Lit.Perik.Ind., 23(2), 123 – 130. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.23.2.2017.123-130
Krebs, C.J. (1989). Ecological methodology (p. 63). Harper Collins Publisher, New York.
Masrikat, J. A. N. (2009). Kajian Standing Stock Ikan Pelagis Kecil dan Demersal serta Hubungannya dengan Kondisi Oseanografi di Laut Cina Selatan, Perairan Indonesia. Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
Maturbongs, M.R., Elviana, S., Rani, C., & Iqbal, A.B. (2019). Keterkaitan Parameter Fisik-Kimia Perairan dengan Kelimpahan JenisIkan Demersal di Sungai Maro pada Fase Bulan Berbeda Musim Peralihan I. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate), 12(1), 162-173.
Nakabo, T. (2002). Fishes of Japan, with pictoralkeys to the species (1749 p), English edition, I and II, Tokay Univ.Press, Tokyo.
Nurhakim, S., Nikijuluw, V.P.H., Nugroho, D. & Prisantoso, B.I. (2007). Buku 2 Status Perikanan Menurut Wilayah Pengelolaan; Informasi Dasar Pemanfaatan Berkelanjutan (46 p). Pusat Riset Perikanan Tangkap-Badan Riset Kelautan dan Perikanan, ISBN 978-979-1156-08-0.
Niamaimandi N, Valinassab T, Daryanabard R., (2018). Biodiversity of Demersal Species from Trawl Surveys in the Iranian Waters of the Persian Gul. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 18,1345-1353.
Nugroho D, Patria MP, SupriatnaJ, Adrianto L, (2016). Biological Characteristics On Three Demersal Fish Landed In Tegal, North Coast Of Central Java, Indonesia. Biodiversitas Journal, 17(2), 679-686
Odum, E.P. (1971). Fundamental of Ecology (p . 567). W.E.Sounders, Philadelphia.
Perangin-angin R, Sulistiono, Kurnia R, Fahrudin A, & Suman A, (2016). Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina Selatan (WPP NRI 711). Jurnal Iktiologi Indonesia. 22(3), 161-172.
Perangin-angin, R., Sulistiono, Kurnia, R., Fahrudin, A., & Suman, A. (2017). Kepadatan dan Stratifikasi Komposisi Sumberdaya Ikan Demersal di Laut Cina Selatan (WPP NRI 711). Jurnal Penelitian Perikanan. 17(1), 67-82. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.22.3.2016.161-172
Peristeraki P, Tserpes G, Lampadari N, Kostantinos I., & Stergiou, (2017). Comparing demersal megafaunal species diversity along the depth gradient within the South Aegean and Cretan Seas (Eastern Mediterranean). PLOS ONE https://doi.org/10.1371/journal.
Prihatiningsih, Ratnawati, P., & Taufik, M. (2014). Biologi Reproduksi Dan Kebiasaan Makan Ikan Petek (Leiognathus splendens) Di Perairan Banten Dan Sekitarnya. BAWAL.6 (3), 1-8. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.7.1.2015.1-8
Putra, I.M.R., Dirgayusa, I.G.N.P., & Faiqoh, E. (2019). Keanekaragaman dan Biomassa Ikan Karang serta Keterkaitannya dengan Tutupan Karang Hidup di Perairan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences 5(2), 164-176. DOI : https://doi.org/10.24843/jmas.2019.v05.i02.p02
Rahman, A., & L.W. Khairoh. (2012). Penentuan Tingkat Pencemaran Sungai Desa Awang Bangkal Berdasarkan Nutrition Value Oeficient dengan Menggunakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) sebagai Bioindikator. Jurnal Ekosains 4(1), 1-10.
Suprapto. (2014). Indek keanekaragaman jenis ikan demersal di perairan Tarakan. BAWAL Widya Riset, 6 (1): 41-46. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.6.1.2014.47-53
Suyarso. (1997). Atlas Oseanografi Laut China Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanografi. LIPI. 36 halaman.
Wedjatmiko, Ernawati, T., & Sukarniaty. (2007). Komposisi Jenis dan Distribusi Ikan Petek (Leighnathidae) di Perairan Selat Makasar. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 13(1), 53-60. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jppi.13.1.2007.53-60
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.14.1.2022.39-45
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410