SEBARAN FREKUENSI PANJANG, HUBUNGAN PANJANG-BERAT, TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN RATA-RATA UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis De Man, 1888) DI PERAIRAN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

Tirtadanu Tirtadanu, Suprapto Suprapto, Ali Suman

Abstract


Pengusahaan udang putih (Penaeus merguiensis De Man, 1888) di perairan sekitar Kotabaru memerlukan upaya pengelolaan agar perikanan udang dapat berkelanjutan.Salah satu informasi penting yang diperlukan sebagai dasar dalam pengelolaannya yaitu aspek biologi.Tujuan penelitian adalah mengkaji sebaran frekuensi panjang, hubungan panjang-berat, tingkat kematangan gonad dan rata-rata ukuran pertama kali matang gonad udang putih di perairan sekitar Kotabaru. Pengumpulan data diperoleh dari tempat pendaratan udang di Kotabaru pada bulan Januari – November 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ukuran udang putih yang tertangkap cenderung kecil dengan ukuran berkisar antara 14 - 46 mmCL dan rata-rata sebesar 26 ± 3,7 mmCL pada udang jantan dan 28,5 ± 5,3 mmCL pada udang betina. Pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif dan telah terjadi penurunan bobot dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Proporsi tertinggi udang matang gonad terjadi pada bulan Maret sehingga diduga merupakan puncak pemijahan udang putih.Ukuran pertama kali tertangkap udang (Lc = 28,1 mmCL) lebih kecil dibandingkan ukuran pertama kali matang gonad (Lm = 35,3 mmCL) sehingga sebagian besar udang yang tertangkap belum melakukan pemijahan. Dalam rangka menjaga keberlanjutan sumberdaya udang putih di Kotabaru, disarankan melakukan penutupan penangkapan di bulan Maret dan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan dengan ukuran minimum tertangkap lebih besar dari 35 mmCL atau kurang dari 27 ekor dalam 1 kg.

The exploitation of banana prawn (Penaeus merguiensis De Man, 1888) in Kotabaru Waters need management strategy, so the prawn fisheries in Kotabaru waters could be sustainably exploited. The important information needed for its basis management are was biological aspects of banana prawn. The aim of this research were to study about length frequency, length-weight relationship, maturity stages and length at first first mature of banana prawn in Kotabaru Waters. The research was conducted at landing site of prawn in Kotabaru and the samples were collected in January – November 2016. The method used for sampling was random sampling. The results showed that the size of banana prawn tend to become smaller with the size between 14-46 mmCL and the mean size were 26 ± 3,7 mmCL for male and 28,5 ± 5,3 mmCL for female. The growth pattern of banana prawn was allometric negative and the weights decreased from the previous years. The highest proportion of mature prawns was in March, likely suggestes to be the spawning season of banana prawn. Length at first captured of banana prawns (Lc = 28,1 mmCL) was lower than length at first matured (Lm = 35,3 mmCL) so most of prawns captured has not spawn yet. For sustainability of banana prawn resources in Kotabaru Waters, it is suggested to close fishing season in March and minimum legal size should be bigger than 35 mmCL or less than 27 prawns in 1 kg.


Keywords


Sebaran ukuran; kematangan gonad; Penaeus merguiensis; Kotabaru

Full Text:

PDF

References


Bal, D.V. & Rao, K. V. (1984). Marine fisheries (p. 5 – 24). Tata Mc. Graw–Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

Damora, A. & Wedjatmiko. (2012). Dinamika populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis) di perairan Kota Baru, Kalimantan Selatan (p. 15-27). Dalam Status Pemanfaatan Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Makassar Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda Indonesia: Balai Riset Perikanan Laut. IPB Press.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. (2015). Statistik perikanan tangkap Indonesia menurut Provinsi (p. 325). Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

King M. (1995). Fishery Biology, Assessment and Management (p. 341). United Kingdom: Fishing New Books.

Lappalainen, A., Saks, L., Sustar, M., Heikinheimo, O., Jurgens, K., Kokkonen, E., Kurkilahti, M., Verliin, A. & Vetemaa, M. (2016). Length at maturity as a potential indicator of fishing pressure effects on coastal pikeperch (Sander lucioperca) stocks in the northern Baltic Sea. Fisheries Research. 174, 47-57.

Motoh, H. (1981). Studies on the fisheries biology of the giant tiger prawn, Penaeus monodon, in the Philippines (p 128). SEAFDEC Tech.

Naamin, N. & Uktoselya, J. C. B. (1976). Status perikanan udang di perairan Kalimantan Selatan dan Timur.Marine Fisheries Research Report, Marine Fisheries Research Institute. 2, 1-82.

Nurdin, E. & Kembaren, D.D. (2015). Parameter populasi udang putih (Penaeus merguiensis) di Perairan Sampit dan Sekitarnya, Kalimantan Tengah. BAWAL. 7(2), 103-109.

Olamide, O., Adefemi, A., & Oluayo, B. (2014). Length-weight relationship and condition factor of prawns in coastal waters of Ondo state, South West, Nigeria. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies. 1(3), 137-142.

Pauly, D. (1983). Some simple methods for the assessment of tropical fish stocks. Rome. FAO Fisheries Tech. p 234.

Sparre, P. & Venema, S.C. (1992). Introduction to tropical fish stock asseessment part 1.Manual. Fao Fish.Tech. Pap. (306/1). Rev.1: 376 p.

Suman. A. & Umar. (2010). Dinamika populasi udang putih (Penaeus merguiensis De Man) di Perairan Kotabaru, Kalimantan Selatan. J. Lit. Perikan. Ind. 16(1), 29-33.

Walpole, R.V. E. (1993). Pengantar statistik (p. 321). Terjemahan B. Sumantri (Edisi Tiga). PT. Gramedia. Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.15578/bawal.9.3.2017.145-152


Creative Commons License
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
p-ISSN 1907-8226
e-ISSN 2502-6410

Find in a library with WorldCatCrossref logo
SHERPA/RoMEO Logogoogle scholardoaj