PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN JARING INSANG DI WADUK IR. H. DJUANDA, JATILUHUR
Abstract
Waduk Ir. H. Djuanda terletak di Kabupaten Purwakarta-Jawa Barat, merupakan suatu badan air yang membendung Sungai Citarum, yang beroperasi sejak tahun 1967. Waduk Ir. H. Djuanda mempunyai luas 8.300 ha dan merupakan waduk serba guna di antaranya bermanfaat untuk pembangkit listrik tenaga air, penyediaan baku air minum dan industri, irigasi, perikanan, pariwisata, dan pengendalian banjir (Sudjana, 2004).
Sesuai dengan manfaat waduk Ir. H. Djuanda di bidang perikanan, pada umumnya nelayan menangkap ikan menggunakan alat pancing, jaring
tebar, dan jaring insang. Alat tangkap yang dominan diWaduk Ir. H. Djuanda adalah jaring insang dengan ukuran mata jaring kurang dari 2 inci sehingga
diperoleh hasil tangkapan ikan yang berukuran kecil atau anak-anak ikan. Hal ini akan berakibat terputusnya siklus hidup ikan. Mekanisme jaring insang didasarkan atas tertangkap ikan di bagian insangnya, jaring insang merupakan salah satu alat tangkap ikan yang bersifat pasif, ikan yang tertangkap adalah ikan yangmelewati jaring insang. Jaring insang
dioperasikan dengan metode mirip dengan pagar jaring, untuk membentuk tegaknya jaring digunakan pelampung dan pemberat (Surur, 2004).
Keywords
DOI: http://dx.doi.org/10.15578/btl.8.1.2010.15-19
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats
E-ISSN: 2541-2450