MONITORING KUALITAS AIR PADA BUANGAN LIMBAH BUDIDAYA PERIKANAN LAUT

Abstract

Limbah budidaya perikanan laut merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan perairan pesisir yang disebabkan operasional budidaya yang mengandung konsentrasi tinggi bahan organik dan nutrien dari limbah kultur plankton, sisa pakan, dan feses terlarut ke dalam perairan laut. Tujuan monitoring ini untuk mengetahui dari sifat fisika dan kimia kualitas air buangan limbah. Kegiatan dilakukan di hatcheri skala rumah tangga (HSRT) pada musim berbeda yakni musim kemarau dan musim hujan dengan 1 kali pengamatan setiap musim yang dikerjakan pada pagi hari. Pengamatan dilakukan pada 3 stasiun pengamatan yaitu: stasiun 1 (saluran pemasukan awal air laut ke lokasi budidaya), stasiun 2 (saluran buangan limbah budidaya), dan stasiun 3 (perairan di sekitar area pembuangan akhir di bibir pantai). Parameter kualitas air yang diamati pada kedua musim sama yaitu: temperatur (suhu), salinitas, oksigen terlarut (DO), BOD5, amonia (NH3), nitrit (NO2), nitrat (NO3), dan fosfat (PO4). Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa pada masa musim penghujan terdapat di stasiun 2 dan 3 ada tiga parameter kualitas air yang sudah melebihi standar baku mutu air laut yaitu nitrat, fosfat, dan BOD5 antara lain: stasiun 2 nitrat (NO3): 3,505 mg/L; fosfat (PO4): 4,216 mg/L; dan BOD5: 48,96 mg/L. Pada stasiun 3 nitrat (NO3): 3,455 mg/L dan BOD5: 40,80 mg/L dari baku mutu air laut untuk biota laut standar nitrat (NO3): 0,008 mg/L; fosfat (PO4): 0,015 mg/L; dan BOD5: 20 mg/L. Sedangkan hasil pada stasiun pengamatan yang lain dari kedua musim yang berbeda kualitas air limbah yang diperoleh masih dalam taraf aman bagi perairan bebas.